Rasisme Anti Asia Di Amerika

Fachrizar Abimanyu
Heroboyo
Published in
2 min readMay 17, 2021

Kejahatan rasial terhadap orang asia terjadi di Amerika Serikat (AS) meningkat tajam sejak dimulainya pandemi global virus corona pada awal 2020. Tidak sedikit warga Asia-Amerika yang terguncang akibat menerima bertubi-tubi serangan berupa verbal maupun non verbal yang dilakukan oleh penduduk lokal atau bisa disebut orang kulit putih. Dilaporkan terjadi pembunuhan terhadap delapan orang yang termasuk di antaranya enam perempuan asia di Atlanta,Amerika serikat pada Maret 2021. Pembunuhan dilakukan oleh seorang pria kulit putih dan disinyalir dilatarbelakangi oleh kebencian rasial. Selama satu tahun terakhir serangan terhadap orang keturunan Asia di Amerika meningkat lebih dari 150% dibandingkan tahun sebelumnya.

Merebaknya wabah pertama virus corona yang dilaporkan di Wuhan,China diduga menjadi alasan. Salah satu faktor pemicu diyakini karena presiden Donald Trump yang kerap menuding China akan pandemi virus corona. Donald Trump menyebut COVID-19 sebagai “VIRUS CHINA” dan “KUNG FLU” sehingga semakin mempertajam sentimen buruk terhadap orang China dan menigkatkan jumlah kejahatan rasisme orang asia di Amerika Serikat. Namun rasisme yang terjadi pada orang asia bukanlah hal baru,kebencian dan sentimen buruk pada orang asia di amerika sudah terjadi sejak beberapa abad lalu.

Sejarah rasisme anti asia berawal pada tahun 1700-an, ketika terjadi penyakit cacar di tiongkok sehingga para dokter dari tiongkok membuat gambar epidemiologis terperinci dari korban cacar. Namun beberapa tahun kemudian gambar epidemiologis itu diklaim oleh prancis dan digunakan sebagai bukti keunggulan pengobatan eropa. Dan dari sinilah muncul gagasan rasis bahwa orang China adalah ras kotor pembawa penyakit mematikan. Hal ini berbanding terbalik dengan fakta bahwa pada saat yang sama orang eropa adalah penderita cacar dan campak terbanyak bahkan hingga menyebabkan musnahnya populasi penduduk asli di seluruh Amerika dan Pasifik.

Ratusan orang dari berbagi kelompok ras berunjuk rasa menentang rasisme dan kekerasan terhadap warga keturunan Asia. Aksi unjuk rasa ini dilakukan serentak di lebih dari 60 kota di 25 lebih negara bagian AS.Pengunjuk rasa secara kompak menyuarakan untuk mengakhiri kejahatan rasisme anti asia yang semakin parah pada tahun 2021 ini. Bahkan tagar Stop Asian Hate sempat menjadi trending topik pembicaraan di seluruh dunia khususnya Amerika Serikat. Warga Asia yang saat ini berada di Amerika serentak buka suara menceritakan berbagai perlakuan rasial yang mereka alami selama berada di Amerika. Mereka berharap kejahatan rasisme ini segera berakhir dan mereka mendapatkan keamanan selagi berada di Amerika Serikat.

--

--