Sudah Saatnya Pengabdian Masyarakat Dikonsep Melalui Pengimplementasian EBT

Firman Hidayat
Heroboyo
Published in
3 min readJun 6, 2021
Gambar 1. Pengimplementasian EBT di Desa Ko’ol, Bangkalan

Mengikuti dunia pengabdian adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan ketika menjadi seorang mahasiswa khususnya untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melihat dari banyaknya jenis program pengabdian yang ada di kampus, sampai dengan bertebarannya kegiatan ekspedisi berupa volunteer di media sosial. Disisi lain, perlu diketahui bahwa ada salah satu program pengabdian berbasis pemberdayaan kepada masyarakat yang ditawarkan oleh Kemendikbud RI bernama PHP2D (Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa). Salah satu syarat yang perlu untuk dipenuhi ketika mengikuti program ini adalah harus dengan membawa nama organisasi di kampus. Sekidit cerita bahwasannya ketika kita mengikuti program ini tentunya dapat merancang sendiri inovasi apa yang akan kita implementasikan nantinya kepada masyarakat dengan rancangan anggaran yang sudah disediakan. Bahkan kerennya, funding dalam program ini tidak main-main. Pada tahun 2020 kemarin dana maksimal yang dapat kita ajukan adalah sebesar 30 juta. Tentu itu dana yang tidak sedikit yang negara titipkan kepada tangan kita untuk dapat berkontribusi menjalankan program yang sudah dirancang sebelumnya. Hebatnya lagi, pada tahun ini pihak Kemendikbud RI menambah funding dari PHP2D menjadi 40 juta, hal itu sangatlah menjadi kesempatan besar bagi Ormawa maupun UKM yang ada di kampus untuk turut andil mengambil bagian dalam berkontribusi kepada masyarakat.

Disini Penulis akan sedikit sharing dan berbagi pengalaman atas realisasi program PHP2D pada tahun 2020 yang telah dilaksanakan. Pengabdian yang kami lakukan bersama tim JIMM FST Universitas Airlangga dilaksanakan di Desa Ko’ol, Bangkalan, Madura. Program yang kami rancang adalah dengan mewujudkan Desa Ko’ol menjadi Desa Mandiri Energi melalui energi baru terbarukan. Kegiatan dilaksanakan secara luring dan daring selama kurang lebih 5 bulan. Disela-sela weekend kami selalu menyempatkan untuk merealisasikan kegiatan tersebut secara berkala. Masyarakat mitra sangat membutuhkan penerangan lampu jalan karena merasa kesulitan untuk melakukan kegiatan atau mobilisasi pada malam hari. Oleh karena itu, kami memberikan solusi berupa pengadaan pembuatan lampu jalan untuk masuk ke dalam desa menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. Keuntungan penggunaan panel surya sudah tidak diragukan lagi, selain bisa dikatakan ramah lingkungan tentunya lebih hemat karena masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang tagihan listrik setiap bulannya.

Setelah proses implementasi selesai, kami membentuk tim kader yang bertugas untuk melakukan pemantauan dan perawatan pada pembangkit listrik yang sudah dibuat. Selain itu, kami selalu melakukan monitoring setiap bulannya untuk mengecek dan memastikan apakah alat masih dapat bekerja dengan baik. Perlu diketahui bukan hanya masyarakat yang merasakan benefit akan adanya program ini. Melalui program kampus merdeka, ketika mahasiswa mengikuti program ini otomatis akan dapat dikonversikan ke dalam mata kuliah salah satunya adalah Kuliah Kerja Nyata. Bahkah di tahun ini, bersyukurnya kami dari JIMM FST Universitas Airlangga masih dipercayai oleh Kemendikbud RI untuk berkesempatan melanjutkan dan mengembangkan program pemberdayaan melalui pengajuan proposal P3D (Program Pengembangan Pemberdayaan Desa) dengan penambahan beberapa program yang sudah dirancang. Oleh karena itu penulis berpesan, agar kita semua mempunyai mindseat bukan tentang seberapa besar yang bisa kita berikan kepada masyarakat, akan tetapi bentuk langkah kecil yang dapat membawa perubahan dan sayap kemandirian untuk Indonesia.

--

--