#DiRumahAja, Normal Yang Baru?

Rayhan Rusyd
hidupmudah
Published in
4 min readApr 16, 2020

Semakin lama semakin terbiasa, mungkin setelah pandemi ini cara kita beraktifitas berubah

Sumber: liputan6.com

Makin hari, bagi kita yang belajar di rumah, maupun bekerja di rumah, sudah mulai terbiasa dengan rutinitas seperti ini. Setelah bangun tidur, mandi, dan sarapan, kita siap duduk di depan meja (atau dimanapun) dan siap untuk melakukan aktifitas dari rumah. Yang belajar di rumah mungkin sudah mulai terbiasa. mulai dari membuka grup kelas, mengunduh tugas-tugas, lalu di kerjakan, dan sore harinya dikumpulkan. Begitu pula yang bekerja dari rumah. Menggunakan laptop atau komputer, memeriksa e-mail, dan sisanya sesuai pekerjaannya masing-masing.

Tentu kita merasa terbiasa karena ada yang membuat kita nyaman dalam melakukan hal seperti ini. Dengan belajar dan bekerja di rumah, kita memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan ketika masih harus berangkat ke sekolah atau tempat kerja. Kita jadi lebih memiliki banyak waktu untuk melakukan hal yang kita sukai. Seperti contohnya, bila biasanya kita pergi ke sekolah atau ke tempat kerja, kita akan lebih menghabiskan waktu kita di luar rumah dibandingkan berada di dalam rumah. Dengan sistem di rumah ini, otomatis kita akan menjadikan rumah sebagai fokus utama, karena seluruh aktifitas kita sekarang dilakukan di rumah. Karena di rumah, pada akhirnya kita mendapatkan banyak waktu untuk menonton film, melakukan hobi yang kita sukai, ataupun dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Tapi tentu, hal seperti ini tidak lepas dari dampak buruk terhadap kesehatan fisik maupun kesehatan mental kita. Yang pasti, belajar ataupun bekerja di rumah membuat kita tidak dapat terlepas dari penggunaan gawai yang berlebihan. Dilansir oleh kumparan.com, kerap kali para pengguna gadget memiliki kebiasaan buruk yang berhubungan dengan postur tubuh. Kebanyakan dari mereka cenderung menunduk saat menggunakan gadget. Postur ini disebabkan oleh penempatan layar gadget yang tidak sejajar dan cenderung lebih rendah dari mata penggunanya. Pada pengguna smartphone, postur ini disebut juga dengan text neck dan merupakan salah satu penyebab utama sakit kepala, leher, dan pinggang yang berkepanjangan. Selain postur yang buruk tersebut, para pengguna gadget juga terbiasa untuk duduk dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Duduk secara berkepanjangan tentu juga memiliki dampak negatif terhadap postur.

Tentunya, hal seperti ini berbahaya bila di teruskan (apalagi dengan akhir pandemi yang belum menentu). Bayangkan bila kita berhari-hari harus duduk dengan posisi yang sama selama berjam-jam. Tentu hal seperti ini akan menimbulkan dampak yang sangat tidak baik terhadap tubuh kita. Apalagi tentu saja kita tidak ingin selepas pandemi ini, postur tubuh kita yang bila biasanya tegak, menjadi sedikit merunduk karena kebiasaan kita yang kurang sehat selama masa bekerja atau belajar di rumah.

Selain terhadap fisik, terlalu berada di rumah dapat mempengaruhi mental kita. Bila hal seperti ini benar-benar akan menjadi normal yang baru, kebutuhan kita sebagai makhluk sosial untuk menemukan orang atau teman yang baru akan menjadi susah didapatkan. Dan hal seperti, bisa jadi merupakan sebuah titik balik bagi cara hidup manusia.

Mungkin hal-hal buruk tadi hanya membuat kita panik dan menjadi tidak semangat untuk beraktifitas walau hanya di rumah. Tapi kita harus ingat, adanya kebijakan beraktifitas di rumah merupakan salah satu langkah bersama untuk meminimalisir penyebaran Virus Corona. Kalaupun bila beraktifitas di rumah akan menjadi kehidupan normal yang baru bagi kita, kita dapat menghindari dampak buruk diatas dengan beberapa cara.

Tentunya cara yang paling utama ialah kita harus selalu menjaga diri, tidak berlebihan dalam bekerja atau belajar, dan selalu ingat untuk tetap berolahraga. Dikarenakan kita tidak boleh keluar rumah, olahraga yang paling mudah ialah melakukan senam ruangan. Memang tidak akan se menyenangkan dari olahraga rutin kita. Tapi setidaknya kita telah berusaha untuk tetap menjaga stamina tubuh walau hanya di rumah.

Selain berolahraga, untuk menjaga stamina tubuh kita harus mengatur pola makan. Apa saja yang kita makan, kapan saja kita makan, dan seberapa banyak porsi yang kita makan haruslah menjadi bahan-bahan pertimbangan agar kita dapat membentuk pola makan yang sehat. Karena, bisa saja kita terlalu fokus beraktifitas di rumah dan lupa untuk menjaga pola makan. Tentunya kita tidak mau usaha untuk meminimalisir terkena Virus Corona malah berujung dengan terkena penyakit lain.

Dan yang paling penting adalah istirahat yang cukup. Saya sudah pernah membahas seberapa penting bagi kita untuk beristirahat di sini. Hal yang pasti adalah, karena kita sudah punya cukup waktu beraktifitas di siang hari, jangan sampai kita memakan waktu kita yang harusnya digunakan untuk beristirahat dengan melanjutkan aktifitas dari siang hari. Bila kita terlalu lelah, bukan tidak mungkin kita akan terkena penyakit lain.

Bila memang benar bahwa beraktifitas di rumah akan menjadi kehidupan normal kita yang baru, maka kita harus siap dengan banyak perubahan. Tidak hanay dari diri sendiri, namun juga dari lingkungan dan orang lain.

Sekian, hatur nuhun.

--

--

Rayhan Rusyd
hidupmudah

Selain menulis menggunakan bahasa pemrograman, juga menulis menggunakan bahasa manusia.