Menjadi Anonim Itu Tidak Salah

Rayhan Rusyd
hidupmudah
Published in
2 min readJul 16, 2020

Menjadi anonim bukanlah hal yang buruk, tidak bisa dipandang secara hitam putih

Sumber: Austin Distel on Unsplash

Seperti yang sudah saya tulis di artikel sebelumnya mengenai jatuhnya masa keemasan sosial media, bahwa banyak sekali media sosial sekarang ini memaksakan kita agar bercermin ketika menggunakan media sosial. Apa yang dimaksud dengan bercermin di sini?

Tidak secara harfiah, melainkan media sosial meminta agar personalitas kita antara yang daring dan luring disamakan. Bukankah itu hal biasa? Bukankah banyak orang dengan sukarela ingin menunjukkan siapa dirinya di media sosial? Benar sekali, hal seperti ini sangatlah menjadi lumrah dikalangan pengguna media sosial. Tapi, karena kelumrahan itu sendiri lah yang menjadikan hal ini seakan-akan bukanlah suatu masalah. Ada hal lain yang harus diperhatikan ketika iingin menjadi media sosial sebagai cerminan diri kita.

Selain hal-hal buruk (atau bahkan jahat) yang sudah pernah saya tulis di artikel sebelumnya, ada pula yang berdampak langsung dengan diri kita. Dengan jelas dan terbukanya informasi mengenai diri kita, menjadikan kita cukup suah bilamana ingin mengemukakan suatu pendapat. “Tidak juga kok, siapapun bebas kan untuk berpendapat? Iya kan?”. Iya, ada di antara kita yang memang tidak berkeberatan bila mengemukakan pendapatnya walau menggunakan identitas aslinya. Tapi, di sisi lain, banyak pula mereka yang tidak berani mengemukakan pendapatnya karena ia sangat jelas menunjukkan identitas nya.

Tentu saja, kita juga tidak dapat memaksakan orang-orang agar menggunakan nama identitas yang aneh di media sosial karena pasti ada keluarga atau kerabat kita yang ingin berhubungan dengan kita melalui media sosial dan itu hal yang sangat wajar. Tapi, bukan berarti dengan adanya kepentingan lain-lain seperti itu kita tidak bisa atau tidak boleh menjadi anonim dan mengemukakan pendapat.

Memang, sangat rumit melakukannya karena kita harus membuat akun baru, membuat email baru, dan lain sebagainya. Karena itu, diperlukan satu media sosial yang dapat dengan mudah menyediakan wadah bagi siapapun untuk menyuarakan suaranya. Dan tentu saja, anonimitas terjaga, suara pun bebas dikeluarkan.

Karena itu, dengan latar belakang di atas, saya membuat sebuah proyek kecil. Yaitu sebuah situs media sosial bernama Harmony. Dimana siapapun berhak untuk mengemukakan pendapatnya, berbagi cerita atau pengalaman, dan lain sebagainya tanpa harus takut terkena sensor atau postingannya dihapus. Tidak harus berisi pendapat, kita juga dapat berbagi cerita, berbagi pengalaman, atau membuka suatu diskusi mengenai sebuah topik, dan tentu saja semua dilakukan dengan terjaminnya anonimitas para pengguna.

Tampilan situs Harmony.

Dengan tampilan dan fitur yang sederhana, Harmony memberikan kebebasan bagi siapapun untuk menulis apapun tanpa perlu mengkhawatirkan restriksi. Karena itu, jangan takut untuk berekspresi. Jadilah siapapun yang kalian mau dan katakan apapun yang kalian ingin katakan.

Link: https://socialharmony.herokuapp.com/

Sekian, hatur nuhun.

--

--

Rayhan Rusyd
hidupmudah

Selain menulis menggunakan bahasa pemrograman, juga menulis menggunakan bahasa manusia.