Polusi Cahaya: Penghalang Tampaknya Bintang di Langit Malam

Himastron ITB
Himastron ITB
Published in
4 min readMay 25, 2024

Siapa sih yang tidak suka menikmati indahnya gemerlap bintang di langit malam? Rasanya, semua makhluk akan jatuh cinta pada pesona kenampakan mereka yang begitu megah. Namun, pernahkah kalian menyadari bahwa semakin lama, bintang-bintang di langit malam menjadi semakin sulit untuk dijumpai? Kalau kalian berpikir bahwa hal itu disebabkan oleh cuaca, alasan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Kadang kala, bintang-bintang akan tertutup awan sehingga kita tidak bisa lagi melihatnya dari bumi. Akan tetapi, meskipun langit sedang cerah dan tidak berawan, terkadang kita tetap tidak bisa melihat cahaya bintang-bintang. Tahukah kamu, jika hal tersebut disebabkan oleh polusi cahaya? Ya, benar! Kamu tidak salah membaca. Cahaya memang benar-benar bisa menimbulkan polusi dan “mencemari” lingkungan.

Manusia telah hidup dan membangun peradaban selama ribuan tahun. Kita telah menciptakan banyak sekali penemuan-penemuan hebat yang membantu kehidupan kita, salah satu contohnya adalah lampu. Tanpa lampu, kita akan kesulitan belajar, jalan-jalan menjadi gelap dan dapat menimbulkan kriminalitas, serta masih banyak lagi. Penggunaan lampu rupanya semakin meningkat seiring dengan meledaknya populasi manusia. Saat ini, penggunaan lampu telah tergolong melewati batas! Lampu-lampu tidak lagi digunakan sesuai dengan fungsinya, seperti sebagai penghias taman, rumah, dan gedung-gedung kota. Nah, cahaya-cahaya tidak bermanfaat yang dihasilkan oleh lampu buatan manusia (di luar ruangan) itulah yang dinamakan sebagai polusi cahaya.

Penggunaan cahaya di Bumi dilihat dari angkasa luar (Sumber: NASA)

Sebuah lampu ternyata memiliki komponen-komponen cahayanya sendiri, lo! Ketika dinyalakan, dia akan mengeluarkan komponen pertamanya yaitu useful light. Cahaya useful light hanya menyapu daerah yang memang membutuhkan adanya cahaya, misalnya untuk menerangi jalan yang gelap. Kemudian, terdapat komponen kedua yaitu glare. Glare adalah cahaya tambahan di sekitar lampu yang sebenarnya tidak diperlukan, komponen ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam pengelihatan. Kemudian, komponen ketiga adalah light trespass, yaitu cahaya tambahan yang berhasil masuk ke bangunan-bangunan di sekitar lampu. Terakhir, ada yang namanya sky glow. Seperti namanya, cahaya ini adalah cahaya tambahan yang disebarkan ke langit, menyebabkan langit yang seharusnya gelap menjadi tampak terang.

Komponen cahaya dari lampu (Sumber: National Geographic)

Lantas, apa sebenarnya dampak polusi cahaya ini? Toh, dia tidak mengganggu kesehatan dan kehidupan manusia, bukan? Mungkin beberapa dari kalian akan berpikiran seperti itu. Eits, jangan salah! Polusi cahaya sama merugikannya dengan polusi-polusi yang lain, lo! Pertama, polusi cahaya yang biasanya datang dari glare serta light trespass, ternyata menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia. Terlalu sering terpapar cahaya dapat menyebabkan penurunan fungsi pengelihatan. Lalu, cahaya yang masuk ke bangunan atau rumah juga dapat menyebabkan gangguan tidur serta memicu gejala depresi dan penyakit mental lainnya. Kedua, polusi cahaya dapat mengganggu siklus hidup beberapa hewan dan tumbuhan yang sensitif terhadap cahaya. Penambahan cahaya yang berlebihan dapat mengganggu ekosistem mereka. Jika tidak ditangani, mereka perlahan-lahan akan menjadi punah karena siklus hidup dan ekosistemnya terganggu. Ketiga, polusi cahaya dapat “melenyapkan” keindahan bintang-bintang di langit malam. Salah satu komponen cahaya, yaitu sky glow, menyebabkan bintang-bintang menjadi kalah terang akibat langit yang bercahaya. Ketika bintang-bintang menjadi semakin sulit untuk diamati, pengamatan dan penelitian astronomi dari bumi juga akan terkena dampaknya. Para pengamat dari bumi akan semakin kesulitan untuk “menjelajah” dan mempelajari bintang-bintang. Kita pun akan kehilangan salah satu bentuk keindahan alami dari alam semesta yang tertuang dalam hamparan bintang-bintang di langit.

Hilangnya kenampakan bintang akibat polusi cahaya (Sumber: NOIRLab/NSF/AURA, P. Marenfeld)

Adakah cara yang dapat kita lakukan untuk setidaknya mengurangi polusi cahaya yang sudah begitu banyak tanpa menghilangkan fungsi dan kegunaan cahaya dalam kehidupan? Tentu saja ada! Hal yang paling utama ialah pemasangan lampu luar ruangan dengan bijak. Kata-kata “dengan bijak” di sini artinya kita harus sebisa mungkin mengurangi komponen-komponen cahaya yang berlebihan. Cara pertama yang dapat dilakukan ialah pemasangan tudung lampu. Tudung lampu yang baik seharusnya dapat menghalau cahaya tambahan/komponen cahaya yang tidak diperlukan. Kemudian, cara kedua yang dapat dilakukan ialah memilih jenis lampu yang tepat dan hemat energi, yaitu lampu dengan daya paling minimal dan memiliki terang yang cukup untuk menerangi suatu daerah sehingga tidak perlu lagi ditambahkan sumber cahaya lain. Terakhir, hal yang dapat kita lakukan ialah dengan menggunakan lampu sesuai porsi dan fungsinya. Kita tidak perlu lagi menggunakan lampu-lampu untuk sekadar menjadi penghias di rumah atau tempat-tempat lainnya, cukuplah dengan menggunakan lampu sebagai penerangan saja. Jika penggunaannya dirasa telah cukup, segera matikan lampu sehingga tidak ada lagi cahaya yang tidak diperlukan.

Penggunaan tudung lampu (Sumber: DarkSky International)

Kita tentu tidak ingin langit malam kita semakin kehilangan cahaya dari bintang-bintangnya. Kita tentu tidak ingin juga pengetahuan kita mengenai alam semesta terhenti dan tertahan hanya karena kita tidak lagi dapat melihat bintang-bintang dari bumi. Oleh karena itu, janganlah kita abai dan berusahalah mengambil peran untuk membantu Bumi mengurangi polusi cahayanya.

Penulis: Lintang Arian Semesta (10322059)

Penyunting: M. Khawariz Andaristiyan (10321005)

Referensi:

DarkSky International. (2023, 4 September). What is Light Pollution?. https://darksky.org/resources/what-is-light-pollution/.

Globe at Night. (n.d). Light Pollution. https://globeatnight.org/light-pollution/.

Leeds Astronomical Society. (n.d). What is Light Pollution?. https://www.astronomyleeds.org.uk/alan/whatis.html.

--

--

Himastron ITB
Himastron ITB

Akun Medium resmi Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) ITB.