Mengenal Lean Startup dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Adryan Prawira
HIMIT PENS
Published in
2 min readMay 18, 2023

Siapa sih yang enggak pernah pakai aplikasi E-Commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, atau Ojol Ijo? Pernah terbesit enggak kira-kira gimana cara development aplikasinya?

Kalau kalian berada Kuliah di IT PENS pasti enggak asing sama yang namanya Agile Methodologies, yaitu suatu framework atau pola untuk mengembangkan aplikasi perangkat lunak. Tentu framework ini mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk mempermudah developer aplikasi untuk mengembangkan produknya.

Yang menjadi pertanyaan apakah agile sama dengan design thinking atau mereka bersaudara? Bagaimana dengan Lean Startup ? apakah framework anak tiri?

Design Thinking, Agile, dan Lean Startup

Jika dilansir dari bmc.com, Design thinking adalah sebuah proses yang bertujuan untuk memecahkan masalah dengan melakukan diversifikasi tim desain dan sepenuhnya memahami pengguna tertentu. Pendekatan Lean Startup bertujuan untuk meningkatkan produk dan produksi secara keseluruhan dengan menciptakan produk minimal yang layak dan membiarkan pelanggan menentukan nilai. Sedangkan Agile adalah metodologi yang digunakan untuk membuat dan memperluas solusi dengan rilis yang cepat dan inkremental.

Persamaan dari ketiga framework ini yaitu pemecahan masalah berfokus pada apa keinginan pelanggan. Tapi untuk sekarang sesuai dengan judulnya, kita akan fokus ke Lean Startup.

Apa sih itu Lean Startup?

Dilansir dari University Lab Partners, lean startup adalah suatu metode untuk mengembangkan produk dan bisnis dalam waktu yang singkat.

Dalam menerapkan lean startup pemilik bisnis harus fokus pada pengembangan produk sekaligus mendapatkan feedback dari pelanggan.

Gimana sih Lean Startup itu?

Jika ada yang bertanya, mengapa metode ini disebut bisa mengembangkan bisnis dalam waktu yang relatif singkat?

Jawabannya karena fokusan dalam lean Start Up yang harus memperhatikan pengembangan produk sesuai dengan feedback pelanggan tadi. Jadi, biasanya mereka akan merilis contoh produk ke pelanggan dan meminta pendapat mereka mengenai produk tersebut.

Masih bingung?

Misalnya, kita sudah merilis contoh produk ke Pelanggan nih. Ketika ternyata produk yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan tidak dapat memuaskan mereka, maka perusahaan akan segera tahu dari feedback yang diperoleh tadi.

Perusahaan pun akhirnya bisa segera memutuskan apakah model bisnis mereka layak dan tetap mempertahankannya atau bahasa kerennya Pivot.

Misalnya hasil produknya tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka bisa segera diputuskan apakah akan membuat produk baru atau hanya meningkatkannya saja.

Nah gambaran nya seperti itu, sekarang sudah sedikit tahu kan mengenai Lean Startup. Semoga artikel ini bermanfaat dan kuliah RPL kalian diberkati. ^_^

--

--