Saatnya Menghadapi Era Sharing Economy — Lahir, Berkembang, dan Kontroversial

Hipe Indonesia
Hipe Indonesia Berbagi
3 min readSep 27, 2018

--

Anda pasti pernah mendengar atau bahkan menggunakan aplikasi seperti Grab, AirBnB dan Uber. Aplikasi-aplikasi tersebut sangat populer di dunia karena memudahkan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Di Indonesia, kita mengenal GO-JEK, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka sebagai aplikasi-aplikasi yang menawarkan terobosan baru dalam memudahkan manusia beraktivitas. Aplikasi tersebut adalah milik perusahaan startup yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk bisa memberikan layanan kepada masyarakat dengan menggunakan prinsip sharing economy.

Apa itu sharing economy? Mengapa banyak investor yang sangat tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang menggunakan sistem sharing economy? Mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan konsep sharing economy.

Apa itu Sharing Economy ?

Apa sih sharing economy? Banyak versi menurut para ahli yang mendefinisikan tentang sharing economy ini. Singkatnya, menurut Rhenald Kasali, sharing economy adalah model bisnis baru yang dibangun berdasarkan konsep sumber daya (shared resource) untuk dikonsumsi atau dimanfaatkan dengan pengguna atau orang lain.

Analogi sharing economy mudahnya seperti ini, pada masa lampau bila mau berbisnis kalian harus memilikinya sendiri mulai dari tempat, peralatan, perlengkapan, sumber daya manusia, dll. Contohnya, ada seorang investor asing yang ingin membuka usaha di daerah terpencil. Mereka membuka sendiri lapangan terbang, memiliki pesawat sendiri, rumah sakit, sekolah, guru-guru, lapangan olahraga, fasilitas hiburan, kendaraan, mesin, dan seterusnya.

Kini kita hidup pada era aset-aset konsumtif yang terbuka untuk digunakan bersama, saling berbagi, dan tak harus dimiliki sendiri untuk memulai usaha. Kalian bisa saling memanfaatkan sumber daya. Maka tak heran para pengusaha taksi jaman dulu harus mengurus dan memiliki semuanya dalam satu tangan, mulai dari perizinan, mobil argometer, pool taksi, bengkel, pusat pelatihan, asuransi, sampai sopir taksinya. Sekarang setiap peran itu bisa dilakukan siapa saja, saling menyumbang, berbagi, berkolaborasi, berjejaring.

Sumber : DHL Treand Research

Terdapat penelitian yang pernah dilakukan oleh agensi marketing, Campbell Mithun, pada tahun 2012 dan ditemukan beberapa fakta yang menarik. Penelitian terhadap 400 konsumen di Amerika Serikat ini menunjukkan bahwa orang muda cenderung lebih suka dengan konsep berbagi seperti ini. Sebagai detailnya, Generasi X dan Millennials adalah kelompok usia yang paling banyak tertarik dengan konsep berbagi, 31% dari Gen X dan 24% dari Millennial. Sedangkan hasil sebaliknya diperlihatkan dari responden yang masuk di kategori usia Baby Boomers, yakni 15% saja.

Bila potensi tersebut sangat terlihat di Amerika Serikat, apakah sharing economy juga dapat berkembang di Indonesia? Jawabannya tentu bisa dan sudah terjadi.

Penerapan Sharing Economy di Indonesia

Saat ini sudah banyak startup yang lahir di Indonesia dengan menerapkan konsep sharing economy, bahkan beberapa startup tersebut sudah mencapai Unicorn (sebuah “gelar” yang diberikan kepada startup yang memiliki valuasi lebih dari $1 miliar). Contohnya GO-JEK. Masyarakat se-Indonesia raya pasti sudah familiar dengan para ojek dengan jaket dan helm hijau cerah yang khas. Tidak hanya tukang ojek yang bisa ngojek, tapi juga siapapun yang punya sepeda motor dan butuh penghasilan tambahan, bisa menjadi driver dengan memanfaatkan aplikasi GO-JEK. Bukan hanya di sisi transportasi, sharing economy ini sebenarnya bisa diterapkan di berbagai sektor bisnis selama banyak konsumen yang punya masalah dengan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya di bidang ritel, beberapa contoh e-commerce yang menerapkan konsep sharing economy adalah Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Shopee, dll. Dengan adanya e-commerce tersebut, banyak perusahaan ritel di Indonesia mengalami penurunan revenue, bahkan terancam bangkrut.

Menurut Andrias Ekoyuono, Business Development Ideosource, kebangkitan sharing economy di Indonesia sebenarnya didukung dengan banyak faktor, mau tahu faktor-faktor nya?

--

--

Hipe Indonesia
Hipe Indonesia Berbagi

Better business with Hipe. The first information-inclusive platform for UMKM.