Sebelum Path, Tiga Media Sosial Ini Lebih Dulu Ucapkan ‘The Last Goodbye’
“It is with deep regret to announce that Path service will be discontinued. It has been a long journey and we sincerely thank each one of you for your years of love and support Path.”
Salah satu kicauan akun Path (twitter.com/path) pada 16 September 2018 tersebut menjadi trending topic di internet akhir-akhir ini. Selama delapan tahun menjadi minat warganet karena perbedaan fitur yang unik, kini Path hanya bisa menjadikannya sebagai kenangan manis. Path memutuskan untuk menutup akses secara resmi pada tanggal 18 Oktober 2018 . Alasan mengapa Path menutup aplikasinya ini masih simpang-siur. Beberapa sumber mengatakan karena Path kurang pengembangan dan inovasi sehingga tersaingi oleh media sosial lain. Namun, Path bukanlah yang pertama dalam hal seperti ini. Ada tiga media sosial yang lebih dulu mengucapkan ‘selamat tinggal’ .
- Friendster
Sebelum kemunculan Facebook, Friendster merupakan salah satu media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk menghubungi dan berbagi konten dengan pengguna lain secara online. Situs ini juga digunakan untuk menemukan acara-acara baru, band, dan hobi. Pengguna dapat membagikan video, foto, bertukar pesan dan komentar dengan pengguna lain melalui profile dan network.
Friendster sempat berjaya lebih dari satu dekade sejak didirikan pada tahun 2002 oleh Jonathan Abrams. Pada masanya, jejaring sosial ini dapat diakses melalui website. Friendster sudah berencana menciptakan news feed untuk lingkungan kampus atau layanan yang dinamakan “Friendster College” dan menciptakan tools “Friendster social graph” , termasuk platform untuk berbagi playlist musik.
Pada tahun 2004 , popularitas Friendster menurun. Banyak pengguna Friendster beralih menggunakan Facebook. Perubahan struktur perusahaan juga berubah. Jonathan Abrams berganti posisi menjadi chairman sedangkan kedudukan CEO dipegang oleh Scott Sassa.
Friendster berkeinginan untuk membeli Facebook, tetapi Abrahams menolak menawarkan akuisisi yang tepat. Enam tahun kemudian, Facebook dan Friendster terlibat dalam kesepakatan akuisisi. Bukannya Friendster yang membeli Facebook, tetapi Facebook yang membeli portfolio penuh dari Friendster terkait paten social networking senilai USD40 juta.
Seperti dilaporkan Mashable pada tahun 2014 , mengungkapkan bahwa Friendster memiliki kendala dalam hal teknologi sehingga akhirnya ditutup.
2. Vine
Vine adalah sebuah platform alternatif untuk mengunggah video lucu dengan durasi kurang dari sepuluh detik. Pamor platform yang diluncurkan pada tahun 2013 ini tidak bertahan lama. Memasuki tahun ketiga, tepatnya tahun 2016 , Twitter sebagai perusahaan yang mengembangkan Vine, memutuskan untuk menutupnya.
Banyak hal yang menyebabkan Vine harus ditutup. Diantaranya yakni Vine tidak banyak memberikan opsi dan upgrade dari tahun ke tahun. Selain itu, di tahun yang sama , Snapchat dan Instagram mendominasi pasar media sosial berbasis video. Hal lain yang menyebabkan Vine tidak bisa digunakan lagi oleh penggunanya yakni karena Twitter mengurangi jumlah pegawai hingga 99% , sehingga tenaga untuk mengembangkan Vine kurang mendukung.
Namun, meskipun telah ditutup secara resmi, aplikasi maupun website Vine masih bisa dikunjungi dan semua video kreatif pengguna Vine tersimpan dan masih bisa diakses.
3. Yahoo Messenger
Yahoo Messenger secara resmi diluncurkan pada tahun 1998 sebagai sebuah klien instant messaging yang dapat diunduh oleh penggunanya sehingga bisa secara leluasa berkirim pesan dengan teman. Dibawah pimpinan CEO Marissa Mayer, Yahoo mengeluarkan sebuah messenger versi baru dengan fitur mengirim foto dalam jumlah banyak, akses gambar dengan format gif, dan unsend pesan, baik itu pesan berupa teks, gambar, maupun gif.
Namun, pada 17 Juli 2018 , Yahoo memutuskan untuk menghentikan layanan messenger. “Kami tahu kami memiliki banyak fans setia yang telah menggunakan Yahoo Messenger sejak Yahoo Messenger diluncurkan sebagai aplikasi chatting pertama. Semakin berubahnya cakupan komunikasi, kami sedang fokus dalam membangun dan memperkenalkan alat komunikasi baru yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pengguna,” tulis Yahoo.
Setelah Yahoo Messenger ditutup, pengguna memiliki waktu selama enam bulan untuk mengunduh histori pesan. Untuk melakukan hal tersebut, pengguna dapat mengunjungi situs ini, sign in, pilih metode verifikasi, masukkan kode yang muncul, klik Download, dan masukkan email untuk menerima chat histori dari akun Yahoo Messenger.
Dalam pengumumannya, Yahoo mengatakan bahwa ia tidak langsung menggantikan produk messenger-nya, tetapi ada sebuah aplikasi pesan grup bernama Squirrel yang masih dalam tahap beta dan hanya tersedia bagi pengguna yang menerima undangan dari pihak Yahoo.
Tutupnya beberapa media sosial di atas bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk terus berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman. Selain itu, masih banyak jejaring lain yang dapat menghubungkan kita dengan orang-orang tersayang. Hal terpenting adalah jangan lupakan orang terdekat jika sudah terhubung dengan orang lain yang lebih jauh. Still connect and care. Sampai jumpa!