[ID] Apa yang Membedakan Partai-partai Indonesia?

Hipotesa Media
Hipotesa Media
Published in
4 min readNov 17, 2018

--

Jika kamu ditanya pada saat ini juga. apakah janji kebijakan partai seperti PDI-P? atau partai Gerindra? Atau partai Golkar? Apakah kiri atau kanan?

Mungkin kalian merasa bingung atau merasa seperti kalian kurang memperhatikan berita. Tetapi apakah memang rakyat indonesia kurang cari tahu, atau apakah partai-partai ini tidak memiliki stance yang kuat.

Setelah mengikuti video Hipotesa dari pertama sampai ketujuh kita sudah tahu bahwa spektrum politik dibagi menjadi dua, “Kiri” yang berarti progresif dan “Kanan” yang berarti konservatif. Sekarang, pertanyaannya “Bagaimana mengklasifikasi partai-partai di Indonesia dengan spektrum politik ini?”

Tentunya partai yang bersayap kiri merupakan partai yang menginginkan campur tangan pemerintah dalam sistem perekonomian, redistribusi kemakmuran dan berbagai kebijakan sosial. Sebaliknya, yang bersayap kanan merupakan parti yang mendukung tidak adanya intervensi pemerintah dalam ekonomi, menolak program sosial yang mahal, dan mendukung berbagai kebijakan konservatif.

Untuk mengetahui poros politik di partai-partai Indonesia, Lembaga Survei Indonesia dengan Australian National University melakukan survei dengan 508 responden yang dipilih secara acak dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang berasal dari 31 provinsi di Indonesia, kecuali Kalimantan Utara, Papua Barat dan Sulawesi Barat dikarenakan tidak lolos sebagai sampel. Pertimbangannya adalah para responden telah mewakili keseluruhan populasi nasional anggota DPRD.

Survei dilakukan dengan berbagai pertanyaan dan dijawab dengan skala 1–10

Pertama, ditemukan bahwa para responden menilai partai mereka sebagai partai yang berada di posisi kanan-tengah alih-alih ke pinggir. Rentang skor berawal dari Demokrat dengan skor 5,18 hingga PKS dengan skor 7,21. Tidak ditemukan perbedaan yang mencolok antara partai satu dengan yang lain.

Bagaimana yang berhubungan dengan politik agama dan pancasila?

Pada bagian ini para politisi mendudukan posisi partai mereka antara Islam dan Pancasila. Hasilnya, PDI-P memiliki skor 1,82 yang berarti Pancasilais dan PPP memiliki skor 7,22 yang berarti Islamis. Ini yang menjelaskan bahwa agama merupakan satu-satunya isu yang menegaskan perbedaan ideologi di partai-partai Indonesia.

Pertanyaan lain menanyakan mengenai kehendak partai-partai terhadap peran Islam di politik. Bagian ini menujukkan PDI-P menginginkan peran Islam dalam politik yang lebih kecil dengan skor 4,51 dan PKB, PAN, PKS, dan PPP menginginkan peran Islam yang besar.

Bagaimana dengan kebijakan ekonomi yang dimiliki oleh partai-partai di Indonesia? Partai manakah yang condong ke kiri atau ke kanan?

Pada pertanyaan yang terkait kesetaraan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi partai yang paling pro dengan kesetaraan adalah PKB dengan skor 4,26 dan partai yang paling pro dengan pertumbuhan ekonomi adalah Hanura dengan skor 5,58. Rentang skor antar partai tidak menunjukkan diferensiasi apabila dibandingkan dengan bagian Islam dan Pancasila.

Ketiga, berdasarkan survei ini tidak mengherankan saat ilmuwan politik seperti Dan Slater dan Kuskridho Ambardi berpendapat bahwa politik Indonesia didominasi oleh “kartel” partai yang dicirikan keinginan bersama untuk bagi-bagi jatah jabatan ketimbang alih-alih perbedaan ideologi atau kebijakan.

Ini yang mengakibatkan partai-partai di Indonesia sangat terbuka untuk menjalin koalisi yang sangat luas dan beragam terlepas dari apakah partai tersebut partai Islam atau tidak.

Kita merancang konten-konten ini, karena kita percaya orang-orang perlu memahami mengenai ideologi dan sistem ekonomi yang mendorong terbentuknya kebijakan-kebijakan yang ada.

Tapi, apabila pembahasan di negara kita hanya seputar di agama bagaimana dengan sistem perekonomian dan ideologi-ideologi yang lain?

Versi video artikel ini dapat ditonton di channel Hipotesa yang berjudul “Apa yang Membedakan Partai-Partai Indonesia?

Sumber

Team

--

--

Hipotesa Media
Hipotesa Media

Hipotesa is a media startup that gives education about politics, economy and generally speaking about what happens in the social world to general public.