Presiden Donald Trump Terpaksa Turun Jabatan?

Dan Bukan Karena Semata Habisnya Masa Jabatan

Kim Litelnoni
Hipotesa Media

--

Artikel ini ditulis oleh Emily Tahar sebagai bagian dari edaran mingguan Hipotesa

Presiden AS Donald J. Trump terancam akan dilengserkan dari jabatannya sebagai Presiden. Semenjak wacana ini menjadi perbincangan publik, Trump telah mengeluarkan kicauan di akun Twitternya sebanyak 800 kali sebulan. Sebagai perbandingan, seorang model bernama Chrissy Teigen yang kerap dikenal karena mengumbar kehidupannya di Twitter hanya mengeluarkan tweet sebanyak 200 kali. Donald Trump pun menjadi bahan tertawaan di berbagai acara komedi seperti Saturday Night Live karena tingkah lakunya yang tidak merepresentasikan perilaku Presiden negara adikuasa.

Sebelum tersebarnya euforia atau kepanikan akan dilengserkannya Donald Trump, Nancy Pelosi, seorang anggota kongres dari partai Demokrat dan juru bicara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengumumkan pada 24 September 2019 akan sebuah penyelidikan pemakzulan atau impeachment terhadap Presiden Trump. Dalam sejarah Amerika Serikat, sejauh ini hanya 2 presiden yang pernah didakwa. Akankah nama Trump masuk dalam daftar sebagai presiden selanjutnya?

Contoh kicauan Donald Trump di Twitter

Dibalik Penyelidikan Pemakzulan Trump

Sebuah transkrip percakapan telepon Gedung Putih yang dipublikasi mengindikasikan bahwa presiden Trump hendak meminta dan menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, membantu menyelidiki calon Demokrat dan mantan Wakil Presiden Joe Biden dan anaknya, Hunter Biden. Donald Trump secara tidak langsung meminta negara asing untuk ikut campur dalam pemilihan Amerika Serikat di tahun 2020, mengingat bahwa Joe Biden adalah salah satu kandidat calon Preisden.bahwa Gedung Putih mencoba untuk menutupi catatan dari panggilan telepon tersebut (Cohen, 2019).

Panggilan telepon yang berlangsung pada 25 Juli 2019 kemarin juga mendesak Presiden Zelenskiy untuk menyelidiki teori konspirasi dimana Ukraina dan bukan Rusia lah yang menjadi gangguan asing dari pemilihan umum Amerika Serikat tahun 2016 lalu (McCarthy, 2019). Menurut Trump, sebagian besar percakapannya:

“merupakan ucapan selamat, dengan sebagian besar korupsi, semua korupsi terjadi dan sebagian besar fakta bahwa kami tidak ingin orang-orang kami seperti Wakil Presiden Biden dan putranya menciptakan korupsi yang sudah ada di Ukraina” (Cowan dan Wolfe, 2019).

Rick Perry, Sekretaris Kementerian Energi mengatakan bahwa dia “benar-benar” meminta Trump “beberapa kali” untuk memanggil Presiden Zelensky, tetapi hanya untuk membicarakan tentang kepentingan energi, bukan untuk menyelidiki Biden (McKenzie, 2019). Juru bicara Perry mengkonfirmasi bahwa ia tidak terlibat secara langsung di panggilan tersebut (Mckenzie, 2019).

Sebelum percakapan telepon kontroversial ini, Trump telah memerintahkan penundaan bantuan militer dan keamanan senilai 400 juta Dollar AS ke Ukraina setidaknya seminggu sebelumnya dengan dalih adanya “proses antar-lembaga” yang menghambat bantuan tersebut, tanpa memberikan informasi lebih lanjut (lLeblanc et al., 2019).

Presiden Trump membungkus permintaan penyelidikan Biden tersebut sebagai “bantuan” setelah dia mengingatkan Presiden Zelenskiy bahwa “Amerika Serikat sangat, sangat baik kepada Ukraina” (McCarthy, 2019). Walaupun Presiden Trump menyatakan bahwa percakapannya dengan Presiden Zelenskiy adalah “no quid pro quo” atau juga berarti tidak ada timbal balik atas jasa dari pihak lain, pendakwaan resmi atas Presiden Trump tetap dijalankan dengan karena dianggap meminta campur tangan asing dalam pemilihan umum 2020 (Cohen, 2019). Reaksi yang sudah disangka dari Presiden Trump adalah dari tweets yang dia buat untuk melawan partai Demokrat di Kongress dan bahkan ketua dari penyelidikan tersebut, Adam Schiff, serta mengutuk bahwa masalah ini hanyalah “witch hunt” tanpa ada dasar dan bukti (Cohen, 2019).

Apa yang akan terjadi kedepannya?

Ketua Komite Intelijen Kongress dan pemimpin penyelidikan pendakwaan Trump, Adam Schiff, menyatakan bahwa hal yang akan dilakukan kedepannya adalah untuk mewawancara pelapor yang mengajukan keluhan, serta saksi potensial lainnya dari Gedung Putih dan mungkin dari pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, yang mempelopori upaya permintaan penyelidikan dari Ukraina (Cohen, 2019). Duta Besar Amerika Serikat untuk Uni Eropa, Gordon Sondland, diharapkan untuk memberikan kesaksian di depan Komite Intelijen, Kementerian Luar Negeri, dan Komite Pengawasan Luar Negeri pada hari Selasa, 8 Oktober 2019 (McKenzie, 2019). Komite penyelidikan juga sudah mempersiapkan empat deposisi dengan pejabat Departemen Luar Negeri, serta masih bernegosiasi dengan saksi lain (McKenzie, 2019). Selain mendapatkan pernyataan dari saksi-saksi, komite penyelidikan juga meminta Pentagon dan Kantor Manajemen dan Anggaran untuk memberikan dokumen-dokumen tentang keputusan Trump untuk menahan bantuan ke Ukraina (McKenzie, 2019). Komite penyelidikan juga memberikan perlindungan bagi saksi-saksi, khususnya saksi kunci yang masih menyatakan dirinya sebagai anonim (McKenzie, 2019).

Pendakwaan yang diajukan kepada Presiden dapat dijadikan sebagai artikel-artikel pendakwaan dimana ada tuduhan-tuduhan yang spesifik untuk mendakwa Trump (Cohen, 2019). Jika artikel pendakwaan diajukan, maka akan ada pemilihan suara untuk mendakwa Trump. Jika suara mayoritas mendakwa Trump, itu tidak berarti bahwa beliau turun dari kedudukannya sebagai Presiden Amerika Serikat. Dakwaan tersebut akan mengancam kedudukannya kalau dakwaan Trump diurus di dalam Senat. Jika di Senat ada dua per tiga suara atau 67 suara yang setuju akan kesalahan Trump, maka dakwaan Trump bisa berubah menjadi pemakzulannya dan akhir dari kepresidenannya. Di bawah konstitusi, Presiden Trump dapat dikeluarkan dari jabatannya karena “pengkhianatan, penyuapan, atau kejahatan berat dan pelanggaran ringan lainnya” (Cowan dan Wolfe, 2019).

Kini, Semat terdiri atas 53 Republikan, 45 Demokrat dan dua anggota independen yang biasanya berpihak dengan Demokrat, musuh Trump sekarang ini (Cowan dan Wolfe, 2019). Agar Presiden Trump dapat diturunkan dari jabatannya melalui pemakzulan, setidaknya harus ada “20 anggota Partai Republik dan semua Demokrat dan independen harus memberikan suara menentangnya” (Cowan dan Wolfe, 2019). Trump telah mengatakan di Twitter bahwa dia akan meminta Mahkamah Agung untuk campur tangan jika Demokrat mencoba memakzulkan dia di tingkat Senat (Cowan dan Wolfe, 2019). Namun, rujukan Trump ditolak sehingga tidak akan ada izin banding atas putusan Senat (Cowan dan Wolfe, 2019).

Dampak untuk 2020

Masalah ini bisa berakhir buruk, atau baik untuk pencalonan Trump di pemilihan umum 2020. Trump sendiri terlihat frustrasi karena menurutnya, upaya pemakzulannya membuatnya tampak lemah (Collins, 2019). Jika masyarakat melihat bahwa Trump curang, hal ini dapat membuat masyarakat marah dan kemungkinan akan terpilih kembali menjadi tidak memungkinkan. Namun, menurut Kepala Staf Gedung Putih, Mick Mulvaney, “Presiden Trump justru akan memenangkan 45 negara bagian dalam pemilihan 2020 jika dia dimakzulkan oleh DPR” (Collins, 2019). Jika dimakzulkan, Presiden Trump akan terlihat seperti korban dari kebencian yang dibuat oleh kaum Demokrat dan menguatkan narasinya selama ini.

Editor: Kim Egberth Litelnoni

Sumber:

Cohen, M. (2019). “The phases of Trump’s coming impeachment proceedings”. CNN. Retrieved from https://edition.cnn.com/2019/09/28/politics/impeachment-trump-democrats-phases-process/index.html

Collins, K. (2019). “White House chief of staff predicts Trump wil win 45 states in 2020 if impeached”. CNN. Retrieved from https://edition.cnn.com/politics/live-news/impeachment-inquiry-10-07-2019/h_9a2d2f1a23d9ff63424efb93e9e35d21

Cowan, R. and Wolfe, J. (2019). “Explainer: What it would take for Congress to impeach Trump”. Reuters. Retrieved from https://www.reuters.com/article/us-usa-trump-impeachment-explainer/explainer-what-it-would-take-for-congress-to-impeach-trump-idUSKBN1W822S

Leblanc, P., Acosta, J., Diamond, J., and Collins, K. (2019). “Trump ordered hold on military aid days before call with Ukrainian President, senior administration officials say”. CNN. Retrieved from https://edition.cnn.com/2019/09/23/politics/trump-ukraine-military-aid-call/index.html

McCarthy, T. (2019). “Did Trump commit a crime? The impeachment inquiry, explained”. The Guardian. Retrieved from https://www.theguardian.com/us-news/2019/oct/04/trump-impeachment-latest-explained-did-trump-commit-what-happens-next

McKenzie, S. (2019). “The latest on the Trump impeachment inquiry”. CNN. Retrieved from https://edition.cnn.com/politics/live-news/impeachment-inquiry-10-08-2019/index.html

--

--