DBCC & Business IT Case COMPFEST 2019 Winners

Yonatan V
HMIF ITB Tech
Published in
3 min readOct 29, 2019

Pada bulan September 2019, sebuah tim dari ITB, yang beranggotakan M. Yanza Hattari, Zalikha Adiera, dan Claudia Renata, berhasil meraih kemenangan pada 2 lomba pada bidang business case sekaligus. Yang pertama adalah Diponegoro Business Case Competition atau yang disingkat DBCC. DBCC adalah ajang kompetisi business case skala nasional yang diadakan oleh Universitas Diponegoro.

Pada bulan September 2019, sebuah tim dari ITB, yang beranggotakan M. Yanza Hattari, Zalikha Adiera, dan Claudia Renata, berhasil meraih kemenangan pada 2 lomba pada bidang business case sekaligus. Yang pertama adalah Diponegoro Business Case Competition atau yang disingkat DBCC. DBCC adalah ajang kompetisi business case skala nasional yang diadakan oleh Universitas Diponegoro.

Pada DBCC, lombanya memiliki beberapa tahapan. Yang pertama adalah preliminary round. Pada preliminary round ini, panitia memberikan case yang harus dibentuk menjadi paper/proposal. Setelah itu, 10 tim terbaik dipilih untuk masuk ke tahapan final. Pada final sendiri, terdapat 2 tahapan. Pertama, tim yang lolos diminta untuk membuat presentasi dari proposal dari preliminary round. Kedua, semua tim melakukan company visit. Pada company visit ini, semua tim diminta untuk membuat paper dan flip chart dari masalah yang ada di company tersebut. Final DBCC ini diadakan selama 4 hari berturut-turut, dengan hari Jumat untuk chase the case dan hari Sabtu untuk full jalan-jalan bersama panitia.

Selain menang DBCC, tim ITB ini juga berhasil memenangkan lomba Business IT Case COMPFEST XI, sebagai juara 2. COMPFEST XI adalah acara IT tahunan skala nasional yang diadakan oleh Universitas Indonesia dengan acara-acara yang bermacam-macam, termasuk lomba Business IT Case ini.

Menurut ketiga mahasiswa ini, lomba Business IT Case COMPFEST tidak lebih generik dibanding DBCC. DBCC tidak fokus pada IT, tidak seperti COMPFEST. Dari DBCC sendiri, ketiga mahasiswa ini merasa mendapatkan banyak teman. Menurut mereka, DBCC tidak hanya untuk lomba, tetapi juga mencari teman. Pada chase the case di DBCC, acaranya lebih mengarah ke game dibanding lomba, karena memutari satu Semarang. Namun menurut mereka, COMPFEST memiliki kesulitan yang lebih besar. Angkatan atas berharap mereka dapat menang yang akibatnya menimbulkan beban mental bagi tim. Selain itu, case di COMPFEST sangat sulit dan presentasinya memakai bahasa Inggris. Mereka merasa masih kurang persiapan dan kepercayaan diri, tetapi mendapat beberapa insight baru.

Dari pengalaman lomba yang sebelumnya, ketiga mahasiswa ini merasa mengalami perkembangan dan banyak lomba. Mereka telah mengikuti 9 lomba (semuanya di bidang Business Case) dan baru lolos final sebanyak 3 kali. Uniknya, lomba pertama kali mereka ikuti dan mereka lolos final sama-sama diminta untuk membuat paper. Dari lomba sendiri, mereka mendapat beberapa pelajaran penting seperti time management, kerja sama, belajar IT dan dapat pengetahuan secara langsung, mengerti mengolah data, belajar membuat presentasi di depan audiensi dengan profesional, serta belajar bagaimana cara menjual ide. Tidak hanya sampai di situ, mereka tetap akan mengumpulkan lebih banyak pengalaman berlomba dan ingin mencoba Idea Innovation.

Selama lomba itu sendiri, ketiga mahasiswa ini tetap fokus pada akademik dan tanggung jawab mereka. Selama berlomba, jika mereka memiliki waktu kosong, mereka tetap mengerjakan tugas besar karena tugas besar ini tidak hanya melibatkan mereka, tetapi juga orang-orang yang sekelompok dengan mereka.

Untuk para pembaca yang ingin berlomba, ketiga mahasiswa ini memiliki beberapa pesan. Yang pertama adalah anggap lomba untuk jalan-jalan dan dapat koneksi. Kemudian, kalau ingin pilih tim, jangan orang yang pintar, tetapi pilih tim yang sevisi dengan kalian, yang support dan kerja keras, mau mulai dari nol dan susah bareng-bareng. Selain itu, mereka juga berpesan untuk jangan takut untuk mencoba, jangan pernah menyerah, dan jangan meremehkan teman. Kalau tidak bisa, banyak kakak-kakak tingkat yang mau bantuin. Coba belajar dari kakak tingkat dan minta feedback. Ilmu bisa didapat dari mana saja.

--

--

Yonatan V
HMIF ITB Tech

Computer Science Student at Bandung Institute of Technology