Faza Fahleraz — Finalis KRSBI Beroda KRI 2019

Muhammad Daffa Dinaya
HMIF ITB Tech
Published in
3 min readOct 25, 2019

Faza Fahleraz, atau akrab dipanggil Faza, merupakan salah satu anggota perwakilan Tim Robotik ITB untuk lomba Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan,

Perwakilan Institut Teknologi Bandung untuk KRI 2019

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Nah, di KRI 2019 sendiri menyelenggarakan 6 divisi lomba yaitu KRAI, KRPAI, KRSBI Beroda, KRSBI Humanoid, KRSTI, dan KRTMI. Tim yang diwakili olehnya mengikuti lomba di divisi KRSBI Beroda dan berhasil hingga menjadi finalis di tingkat nasional dan berada di peringkat 4 leaderboard, dibawah tim perwakilan ITS, PPNS, dan PENS.

Lalu, lomba divisi KRSBI Beroda itu sebenarnya apa, sih? KRSBI itu divisi lomba KRI yang memperlombakan robot beroda dalam permainan sepak bola. Dalam permainan tersebut terdapat dua tim yang dipertandingkan dalam satu kali pertandingan. Masing-masing tim memiliki 3 buah robot pemain yang bergerak otomatis. Dari tiga buah robot tersebut satu robot adalah penjaga gawang dan sisanya yang akan bermain di tengah lapangan. Tim yang bertanding hanya tinggal perlu melakukan beberapa hal di luar pertandingan seperti pengaturan ketika terjadi kick-off maupun free-kick.

Robot Beroda Perwakilan dari Institut Teknologi Bandung untuk KRSBI Beroda 2019

Menurutnya yang paling penting dalam pertandingan adalah bagaimana sebuah tim bisa ngatur strategi dan model robot. Salah satu pemodelan yang dibenamkan dalam robot timnya adalah algoritma robot penjaga gawang yang dapat memprediksi arah laju bola dari kecepatan perpindahan bola. Selain itu, timnya juga menerapkan sistem oper bola di kedua robot pemain lainnya, sehingga robot pemain yang berada di tengah lapangan mampu mengatur jalannya permainan dengan apik. Kedua hal ini yang menurutnya berperan penting dalam prestasi yang diraih oleh timnya. Namun disisi lain, persaingan di perlombaan sangat ketat. Sebab perlombaan ini diikuti dari berbagai universitas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Banyak variasi robot yang menerapkan pola strategi dari tim masing-masing. Hal ini menunjukan gelora semangat seluruh peserta dalam menghadapi KRSBI

Lomba tersebut, baginya, sangat membekas di hati. Sebab persiapan untuk lomba KRI 2019 sudah dipersiapkan dari sejak satu tahun sebelumnya, bahkan hanya berselang beberapa minggu setelah lomba KRI 2018. Dari lomba tersebut juga menjadi pengalaman berharga bagi masing-masing anggota tim. Kok bisa dapat pengalaman berkesan, sih? Nah, menurutnya jika pengalaman lomba dibandingkan dengan pengalaman dari internship maupun perkuliahan itu lebih berkesan. Sebab, lanjutnya, jika di tugas perkuliahan biasa maupun di internship kita mungkin diberi tugas dan spesifikasi proyek yang jelas. Sangat bertolak belakang jika di sebuah perlombaan. Kita hanya akan diberi satu permasalahan utama yaitu “bagaimana cara menang”. Disitulah pengalaman berharga yang membuat perlombaan begitu spesial, ungkapnya. Dari masalah utama tersebut kemudian akan dilakukan penurunan spesifikasi yang lebih detail. Nah, jika di dalam dunia robotika, akan dilakukan penentuan spesifikasi, pengaturan, dan berbagai uji coba pemodelan robot hingga menghasilkan yang terbaik.

Dalam pemodelan tersebut dibutuhkan problem solving skill yang lebih dari sekedar tugas perkuliahan maupun internship. Disamping itu juga terdapat pengalaman mengatur dalam kelompok yang terbilang besar dan dari berbagai latar keilmuan yang berbeda, karena pemodelan robot memerlukan setidaknya bagian mekanik, elektrik dan program.

Untuk kalian yang baca artikel ini dan mulai tertarik mengikuti dunia perlombaan robotika. Faza punya satu hal yang disampaikan buat kalian. “Passion dalam mengikuti lomba yang kalian sukai itu sangat. Selama kita ada passion, nanti bakal ada komitmen di situ. Nah, ditambah lagi kalian juga ngga merasa rugi. Bayangin udah persiapan setahun terus ngga masuk final, nyesel banget kalau ga ada passion.”

--

--