PostWaw — Industri 4.0: Tonggak Selanjutnya dalam Perkembangan Teknologi

HMIF ITB
HMIF ITB Tech
Published in
4 min readFeb 19, 2019

Istilah Industri 4.0 sudah sering digaung-gaungkan di artikel-artikel daring. Menurut Google Trends, tingkat pencarian kata kunci “Industry 4.0” sendiri mulai meningkat pada tahun 2012. Peningkatan pencarian tersebut mungkin diawali dari strategi Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman untuk mempromosikan komputerisasi pada industri manufaktur pada akhir tahun 2011[1]. Akan tetapi, apa sebenarnya Industri 4.0?

Definisi Industri 4.0

Industri 4.0 sering diartikan sebagai otomasi pekerjaan yang dilakukan dengan menggabungkan teknologi digital dan teknologi yang sudah ada[2]. Teknologi-teknologi ini mencakup big data dan analitik data, robot otonomi, simulasi, integrasi sistem horizontal dan vertikal, Internet of Things industrial, keamanan siber, cloud computing, manufaktur aditif, dan realitas teraugmentasi[3]. Seluruh teknologi tersebut dianggap dapat memungkinkan pabrik atau industri memiliki interoperabilitas, transparansi informasi, bimbingan teknikal, dan pembuatan keputusan terdesentralkan[4].

SWOT Industri 4.0

Industri 4.0 tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelebihan-kelebihan Industri 4.0 bisa muncul dari kecanggihan teknologi digital yang dimanfaatkan. Teknologi digital seperti big data dan analitik data memungkinkan industri untuk membuat keputusan yang lebih relevan karena keputusan dibuat berdasarkan data yang tersedia di lapangan. Selain itu, teknologi seperti realitas teraugmentasi dan simulasi dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam pengujian dan penjaminan kualitas produk karena kedua proses tersebut dapat dilakukan dengan lebih cepat dan membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit. Dari sisi lokasi pengerjaan, Industri 4.0 memungkinkan kendali yang tidak dibatasi ruang karena adanya teknologi cloud computing dan Internet of Things.

Adapun, kekurangan Industri 4.0 sendiri bisa muncul pada berbagai aspek. Dari aspek sosial, adanya Industri 4.0 ini menyebabkan terancamnya sebagian pekerja-pekerja operator mesin karena titik berat Industri 4.0 sendiri berada pada otomasi mesin yang lebih cerdas. Sementara itu, dari aspek keamanan, Industri 4.0 memunculkan isu-isu baru seperti pada komunikasi antarmesin pada teknologi Internet of Things. Selain itu, dependensi Industri 4.0 pada ketersediaan infrastruktur komunikasi seperti internet sangat tinggi. Hal ini menyebabkan ketidakmungkinan implementasi Industri 4.0 pada negara atau daerah dengan penetrasi internet yang rendah. Masalah lain seperti kurangnya regulasi terkait Industri 4.0 atau biaya implementasi yang cenderung besar pun harus diperhatikan.

Selain kelebihan dan kekurangan, Industri 4.0 juga menerima keuntungan dan ancaman dari lingkungan sekitar. Keuntungan yang diterima Industri 4.0 adalah potensi dukungan yang tinggi dari pimpinan-pimpinan perusahaan karena manfaat Industri 4.0. Selain itu, seiring berkembangnya teknologi-teknologi digital yang sudah dipaparkan, kemampuan Industri 4.0 pun bisa terus meningkat.

Sementara itu, ancaman yang diterima Industri 4.0 pun ada banyak. Salah satunya adalah ketersediaan data di lapangan yang bisa jadi relatif sedikit atau kurang. Ketidaksiapan seluruh pihak atau teknologi pendukung lain dalam implementasi Industri 4.0 juga mungkin saja akan terjadi. Dari sisi kemampuan yang diperlukan, dalam pengembangan Industri 4.0, kemampuan yang sangat tinggi dalam bidang teknologi benar-benar dibutuhkan. Apabila kebutuhan akan orang-orang tersebut tidak bisa terpenuhi, maturitas teknologi-teknologi tersebut bisa menurun terlalu cepat dan teknologi tersebut menjadi tidak berguna. Ancaman lain juga muncul dari penolakan banyak pekerja-pekerja industri yang lahan pekerjaannya terancam.

Implementasi Industri 4.0

Implementasi Industri 4.0 tentunya tidak sederhana dan membutuhkan waktu yang lama. Apabila suatu organisasi ingin mengimplementasikan Industri 4.0, ada banyak faktor-faktor yang harus disiapkan. Hal-hal yang harus dipersiapkan bisa dibagi dari beberapa sisi, misalnya:

  • Kesiapan bisnis organisasi. Kesiapan ini dapat dilihat dari sumber daya dan kemampuan manusia yang dimiliki organisasi, unit dan fungsi-fungsi kerja organisasi, kebutuhan bisnis dan visi-misi organisasi, dan kesiapan finansial organisasi.
  • Kesiapan sistem informasi. Kesiapan ini dapat dilihat dari ketersediaan data pada organisasi atau lingkungan lain terkait dan kemampuan perangkat lunak yang sudah tersedia untuk mengolah data-data tersebut. Pada Industri 4.0, peran data sangat krusial.
  • Kesiapan infrastruktur teknologi. Kesiapan ini dapat dilihat dari ketersediaan dan kemampuan perangkat-perangkat keras pendukung implementasi Industri 4.0, misalnya kemampuan perangkat keras grafik untuk merender gambar, kemampuan infrastruktur jaringan untuk mendukung ketersambungan, dan kemampuan komputasi untuk mengolah data secara cepat.

Apabila seluruh kesiapan itu sudah terpenuhi, teknologi-teknologi digital pendukung Industri 4.0 bisa mulai diimplementasikan satu per satu. Menurut saya sendiri, teknologi yang harus diprioritaskan adalah big data dan analitik data karena ketergantungan Industri 4.0 terhadap data sebagai dasar pembuatan keputusan sangatlah tinggi.

Alasan Industri 4.0 Penting

Meskipun implementasi Industri 4.0 bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas industri, implementasi Industri 4.0 membutuhkan biaya yang sangat besar. Tetapi, mengapa Industri 4.0 harus diimplementasikan? Apa yang akan terjadi apabila Industri 4.0 tidak diimplementasikan?

Suatu sistem dinyatakan sudah mengimplementasikan Industri 4.0 apabila sudah mencakup:

  • Interoperabilitas — mesin, perangkat, sensor, dan manusia yang saling berkomunikasi satu sama lain.
  • Transparensi informasi — sistem-sistem mampu membuat salinan virtual dunia fisik melalui data sensor untuk mengonteksualisasi informasi.
  • Bimbingan teknikal — baik kemampuan sistem untuk mendukung manusia dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dan kemampuan membantu manusia dalam tugas yang terlalu sulit atau tidak aman untuk manusia.
  • Pembuatan keputusan terdesentralisasi — kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan sederhana sendiri-sendiri dan menjadi seotonomi mungkin[4].

Berdasarkan definisi tersebut, gagalnya implementasi Industri 4.0 menyebabkan hal-hal berikut bisa terjadi:

  • Tidak adanya komunikasi antara mesin, perangkat, sensor, dan manusia yang efektif.
  • Informasi bisa menjadi tidak transparan.
  • Dunia fisik gagal dimodelkan dengan baik, padahal potensi model dunia fisik bisa saja sangat besar.
  • Keharusan manusia untuk melakukan tugas-tugas sulit, tidak aman, dan tidak efisien.
  • Keharusan manusia untuk membuat keputusan sendiri berdasarkan data (bisa jadi dalam jumlah yang masif) yang ada.
  • Perangkat-perangkat harus dioperasikan secara manual atau mengikuti pengaturan awal (default) karena tidak mampu membuat keputusan sendiri-sendiri.

Ditulis oleh:
Balya Ibnu Sulistiyono
Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi

Referensi

[1] https://www.bmbf.de/de/zukunftsprojekt-industrie-4-0-848.html, diterjemahkan dengan Google Translate

[2] https://www2.deloitte.com/insights/us/en/focus/industry-4-0/digital-leaders-in-manufacturing-fourth-industrial-revolution.html

[3] https://www.bcg.com/capabilities/operations/embracing-industry-4.0-rediscovering-growth.aspx

[4] https://www.forbes.com/sites/bernardmarr/2016/06/20/what-everyone-must-know-about-industry-4-0/#468a71f9795f

--

--