Victory in Vocomfest

Gunawan Kamaruddin
HMIF ITB Tech
Published in
4 min readOct 29, 2019

“Kamu seperti punya pecahan-pecahan puzzle, tapi gimana cara nyusunnya dengan secepat mungkin?”

Terbayang gak kata-kata di atas itu mendeskripsikan apa? Teka-teki? Cerdas cermat? Atau mencongak?

Irfan Sofyana Putra, atau yang saya panggil Kak Irfan, menggunakan kata-kata tersebut untuk mendeskripsikan Competitive Programming atau CP. Sedikit background, Kak Irfan adalah salah satu pemenang dari lomba Competitive Programming Vocomfest UGM 2019 yang diadakan April lalu. Vocomfest adalah sebuah Computer Festival yang diselenggarakan oleh Sekolah Vokasi UGM dengan banyak dari event utamanya adalah lomba di bidang informatika, termasuk Competitive Programming.

Nah di artikel ini, penulis akan membawa kalian untuk menyusuri bagaimana cerita Kak Irfan di pergelutannya dengan CP dan kemenangannya di Vocomfest.

Introduction to CP Life

Kak Irfan, bersama dengan sohibnya Kak Iwang, sudah terjun ke dunia pemrograman kompetitif sejak SMA. Pada masa Pelatnas, kedua kakak tersebut bertemu dan berjuang bersama. Baru pada masa kuliah, mereka secara kebetulan bertemu lagi dan membentuk tim untuk CP. Komposisi tim mereka sempat berubah dengan datang dan perginya anggota, tetapi akhirnya menetap dengan dilengkapi Kak Bimo sampai sekarang.

Apa yang Berbeda dari CP Vocomfest?

Vocomfest sendiri bukanlah lomba CP pertama yang diikuti tim tersebut. Lalu apa yang membedakan Vocomfest dari yang lain? “Secara teknis lomba pada dasarnya sih tidak berbeda, hanya mungkin soal di Vocomfest cenderung lebih banyak.”, jelas Kak Irfan.

Berarti Sebenarnya Nggak Berbeda Ya, Lalu What Makes Vocomfest Special?

“Besoknya lomba ada deadline Tubes OOP”. DUARRR!!! Buat yang terbiasa mendengar kata tubes* (kependekan tugas besar), hal ini adalah hal yang sangat mencengangkan. Bayangkan saja, dengan keperluan untuk menghadiri lomba di Jogja, tim mereka juga harus menyelesaikan tubes yang katanya sih paling menyeramkan di semester 4.**

Awalnya dilema datang. “Ikut nggak ya? Kalau ikut tapi enggak menang kan rugi banget”. Tapi akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat ke Jogja dan the risk paid off . Ternyata mereka berhasil menyabet juara 3 dalam keadaan super chaos. Tapi sukaria tersebut sekejap sirna ketika mereka teringat kembali dengan tubes mereka. Diputuskanlah untuk langsung pulang menggunakan pesawat demi mengejar deadline tubes. Chaos, euy!

*Tubes atau Tugas Besar adalah tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah sebagai milestone dari apa yang sudah dipelajari selama perkuliahan. Biasanya diberikan dalam periode tertentu. Tapi pastinya sangat besar!

**Penulis masih hijau jadi tidak tahu se-chaos apa hehe

Gimana Porsi Latihannya tuh di Kala-Kala Chaos?

“Biasanya di waktu-waktu luang sih, buka tipe-tipe soal yang mau dikerjain di CodeForces* dan dikasih waktu.”. Kak Irfan memberi testimoni kalau di IF (Teknik Informatika) itu, waktu luang terutama saat weekday sangat sulit ditemukan. Maka itu, biasanya beliau mencoba menggunakan weekend dengan sebaik-baiknya, meluangkan waktu beberapa jam untuk latihan. Consistency!

*Platform online untuk melatih kemampuan Competitive Programming

Kalau Latihan Tim Gimana Kak?

Untuk latihan tim, Kak Irfan mengakui bahwa cukup sulit mencari waktu untuk nge­­-gym* bareng. Seluruh anggota di timnya memiliki jadwal yang berbeda-beda (karena perbedaan kelas juga), belum lagi kalau ada acara keluarga atau acara unit, menemukan waktu kosong sangatlah sulit. Maka itu, jika mereka berencana untuk melakukan latihan bersama, selalu dibicarakan jauh-jauh hari.

*Istilah yang mengacu pada aktivitas melaksanakan contest CP online untuk melatih diri

Pesan untuk Adik-Adik yang Ingin Bergelut di Perlombaan

Pertanyaan yang satu ini diajukan penulis (mungkin bisa mewakili teman-teman juga) terkait dengan ketakutan akan lomba. Ikut lomba itu sulit, apalagi lombanya, APALAGI kalau memikirkan kalahnya. It feels hard to participate while anticipating your loss. Nah di sini, Kak Irfan punya cerita.

Berhubungan dengan kekalahan, kemenangan Kak Irfan bukannya diraih secepat kilat. Kak Irfan mengaku bahwa dirinya (dan tim) pernah mengalami kekalahan yang amat menyakitkan juga. Salah satu kekalahan terbesar yang pernah mereka alami adalah menyabet peringkat 2 terbawah di CP Compfest. Wah kalau penulis sih, sudah enggak kebayang mau ikut lomba lagi. Tapi Kak Irfan tetap melanjutkan petualangannya, dan naik dari 2 terbawah menjadi 3 teratas. Hebat, bukan?

Jadi mengacu pada pengalamannya, pada akhir wawancara ini Kak Irfan berpesan untuk

hajar aja!

Karena pada dasarnya, we never know until we try, sebelum dicoba tidak akan tahu. Jika setelah berpartisipasi ternyata belum beruntung, kita jadi akan tahu apa yang harus dievaluasi untuk berhasil di lomba selanjutnya. Kalau beruntung dan menang? Hajar lagi aja! Tetapi case-case tersebut hanya akan terjadi jika dan hanya jika kita mencoba. Apalagi kita sudah dapat kesempatan, jadi jangan disia-siakan. Belum tentu tahun depan ada lagi. So, buat kalian yang pengen banget buat lomba tapi masih ragu, biar saya ulangi kata-kata Kak Irfan. Hajar aja!

“Because we never know until we try”

-Irfan Sofyana Putra , 2019

--

--