Inovasi Telerobotik: Mengubah Cara Kita Melihat Bedah Urologi

Dina Rahma Dita
HMIF ITERA
Published in
4 min read6 days ago
Ilustrasi operasi berbasis telerobotik (sc : pinterest)
Ilustrasi operasi berbasis telerobotik (sc : pinterest)

Baru — baru ini , dunia kesehatan Indonesia mencatat pencapaian yang luar biasa dalam bidang urologi. Untuk pertama kalinya, sebuah operasi berbasis telerobotik berhasil dilakukan di negeri ini. Operasi tersebut adalah pengangkatan kista di area ginjal yang dilakukan dari jarak jauh, dan siapa sangka, dokter yang mengoperasi bahkan tidak berada di satu lokasi dengan pasien!

Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K-Andro), PhD adalah dokter yang melakukan operasi urologi ini. Ia beroperasi dari RS Ngoerah Bali, menggunakan alat telerobotik yang terhubung ke internet untuk mengendalikan robot yang berada di RSUP Ciptomangunkusumo, Jakarta. Dengan teknologi ini, Prof. Ponco berhasil mengangkat kista ginjal pada pasien tanpa harus secara fisik berada di ruang operasi.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa teknologi telerobotik bukan sekadar mimpi masa depan, tetapi sudah menjadi kenyataan yang bisa mengubah cara kita memandang bedah modern. Bagaimana sebenarnya telerobotik bekerja dan apa manfaatnya dalam bidang urologi? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Apa sih Telerobotik itu?

Bayangkan ini: seorang dokter ahli bedah bisa melakukan operasi dari jarak ratusan kilometer hanya dengan mengendalikan robot. Keren, kan? Nah, itulah konsep dari telerobotik. Dengan bantuan jaringan internet super cepat, dokter bisa mengontrol robot yang sedang bekerja di meja operasi. Salah satu alat paling populer dalam telerobotik adalah da Vinci Surgical System.

Robot ini memungkinkan dokter untuk melakukan operasi dengan sangat presisi. Kalau dalam bedah biasa, tangan manusia mungkin bisa bergetar sedikit, tapi robot ini bisa bergerak dengan lebih halus dan akurat. Cocok banget untuk operasi-operasi yang membutuhkan ketelitian tinggi seperti pengangkatan prostat atau ginjal.

Gimana Sih Cara Kerja Telerobotik?

Telerobotik bekerja melalui kombinasi teknologi canggih yang mengintegrasikan robotik, telekomunikasi, dan sistem kontrol. Nah, secara garis besar, berikut adalah langkah-langkah dalam proses operasional telerobotik:

  1. Kontrol Jarak Jauh: Dokter bedah duduk di konsol pengendali yang bisa berada di tempat yang jauh dari ruang operasi. Pada konsol ini, terdapat layar resolusi tinggi yang menampilkan gambar organ internal pasien secara 3D dan real-time, memungkinkan dokter melihat dengan sangat detail.
  2. Koneksi Internet Cepat: Sistem telerobotik membutuhkan jaringan internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah agar perintah dari dokter yang mengendalikan robot bisa sampai secara instan tanpa penundaan. Koneksi inilah yang memungkinkan dokter bedah melakukan gerakan presisi pada robot bedah di lokasi operasi.
  3. Pengendalian Lengan Robotik: Dokter menggunakan joystick atau pegangan kontrol untuk menggerakkan lengan robot yang dilengkapi dengan alat bedah. Setiap gerakan yang dilakukan oleh dokter pada konsol diterjemahkan menjadi gerakan halus pada instrumen robotik, yang secara langsung meniru atau bahkan memperbaiki gerakan tangan manusia dengan presisi tinggi.
  4. Visi dan Keakuratan: Selain alat bedah, robot ini juga dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi yang bisa memperbesar area operasi hingga detail mikroskopis. Hal ini membuat dokter bisa mengoperasi dengan pandangan yang jauh lebih baik dibandingkan operasi manual biasa.
  5. Monitoring Real-Time: Sepanjang operasi, dokter dapat terus memonitor kondisi pasien secara real-time melalui data medis yang ditampilkan di layar konsol. Hal ini memungkinkan dokter untuk segera mengambil tindakan apabila terjadi komplikasi.

Dengan sistem ini, operasi yang rumit dan memerlukan ketelitian tinggi, seperti pengangkatan kista atau tumor di area ginjal, bisa dilakukan tanpa hambatan, bahkan dari jarak jauh

Kenapa Telerobotik Penting di Bedah Urologi?

Kita tahu kalau bedah urologi sering kali melibatkan organ-organ yang cukup “rumit” posisinya. Dengan teknologi ini, dokter bisa melakukan operasi dengan sayatan yang lebih kecil dan trauma yang lebih minim. Ada beberapa alasan kenapa telerobotik jadi game changer di dunia urologi:

1. Lebih Presisi dan Minim Risiko

Kalau dalam bedah biasa, dokter harus melakukan sayatan besar untuk mengakses organ yang sulit dijangkau. Tapi dengan telerobotik, semua bisa dilakukan lewat sayatan kecil, sehingga pemulihan jadi lebih cepat dan risiko komplikasi lebih rendah.

2. Pemulihan Lebih Cepat

Pasien yang menjalani operasi dengan bantuan robot biasanya pulih lebih cepat dan merasa lebih nyaman. Lebih sedikit rasa sakit, waktu pemulihan lebih cepat, dan risiko infeksi juga lebih rendah. Siapa yang nggak mau?

3. Operasi dari Jarak Jauh

Ini yang paling menarik! Dengan telerobotik, seorang ahli bedah bisa melakukan operasi dari lokasi yang jauh. Ini sangat berguna di wilayah-wilayah terpencil yang mungkin nggak punya akses ke dokter spesialis. Bayangkan, dokter yang berada di Jakarta bisa mengoperasi pasien yang ada di pelosok Indonesia, atau bahkan di luar negeri.

Tantangan di Balik Telerobotik

Meskipun terlihat seperti teknologi masa depan, telerobotik masih punya beberapa tantangan. Misalnya, koneksi internet harus benar-benar cepat dan stabil. Kalau ada sedikit saja keterlambatan (latensi), bisa bahaya. Selain itu, biaya alat ini juga nggak murah. Jadi, untuk sementara, teknologi ini masih terbatas pada rumah sakit-rumah sakit besar.

Selain itu, meskipun robot membantu memperlancar operasi, dokter tetap perlu keterampilan dan pelatihan khusus untuk mengoperasikan teknologi ini. Jadi, nggak semua rumah sakit bisa langsung mengadopsi teknologi ini begitu saja.

Masa Depan Bedah dengan Telerobotik

Ke depan, teknologi telerobotik kemungkinan besar akan semakin canggih. Siapa tahu, robot di masa depan mungkin bisa menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu dokter dalam mengambil keputusan klinis. Misalnya, robot bisa menganalisis data pasien dan memberi rekomendasi terbaik selama operasi berlangsung.

Telerobotik bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal bagaimana kita bisa memberikan perawatan terbaik untuk semua orang, di mana pun mereka berada. Meskipun masih ada tantangan, kita sedang menuju era baru dalam dunia bedah urologi — lebih aman, lebih efektif, dan tentunya lebih keren!

Referensi

--

--