Tantangan dan Solusi Keamanan Data E-KTP di Era Digital

I2II4OO53_ Shakira Putri Abrar
HMIF ITERA
Published in
7 min readAug 27, 2023

Mengenal Identitas Elektronik di Era Modern

Pesatnya perkembangan teknologi informasi menimbulkan peralihan sistem kerja dari yang bersifat manual ke sistem digital. Teknologi semakin dikembangkan untuk semakin mempermudah manusia dalam melakukan suatu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan ini juga merubah cara pandang dalam melakukan berbagai kegiatan, salah satunya adalah pada kegiatan instansi pemerintah. Pengenalan E-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) adalah salah satu contoh konkrit dari bagaimana teknologi informasi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan pemerintah dan menyederhanakan proses administrasi. Meskipun demikian, bersamaan dengan manfaatnya, penggunaan E-KTP juga memiliki resiko serius, yaitu potensi pembocoran data pribadi. Pembocoran data E-KTP merujuk pada situasi di mana informasi pribadi yang disimpan dalam basis data E-KTP jatuh ke tangan yang tidak sah atau tidak berwenang.

Kasus Pembocoran Data E-KTP di Indonesia

Pembocoran data E-KTP terjadi ketika informasi pribadi yang terdapat dalam kartu identitas elektronik tersebut disusupi atau diperoleh dari pihak yang tidak berwenang. Baru-baru ini disebutkan terdapat 337.225.465 baris data kependudukan yang dikelola Ditjen Dukcapil Kemendagri dijual di forum peretas. Data yang bocor mencakup informasi pribadi seperti nama, alamat, nomor KTP, nomor telepon, tanggal lahir, dan informasi lainnya yang sangat sensitif.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab dugaan kebocoran 337 juta data penduduk adalah usia peladen (server) milik Ditjen Dukcapil Kemendagri sudah uzur. Dampaknya tidak hanya mengancam privasi individu, tetapi juga dapat menyebabkan tindakan kriminal seperti penipuan, identitas palsu, dan ancaman keamanan lainnya.

Faktor Penyebab Kasus Pembocoran Data e-KTP

Apa aja sih penyebab dari masalah kebocoran data? Kebocoran data (data leakage) dapat melalui sumber eksternal ataupun internal, di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Human Error

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa insiden data leakage sebagian besar karena human error. Human error merupakan kesalahan atau tindakan yang dilakukan oleh individu manusia yang mengakibatkan data pribadi dari e-KTP bocor atau terungkap kepada pihak yang tidak berwenang. Contoh-contoh human error dalam kasus pembocoran data e-KTP bisa termasuk ketidak hati-hatian dalam pengelolaan data, kurangnya pelatihan dan kesadaran, dan pengabaian protokol keamanan.

2. Terserang Malware

Malware (Malicious Software) adalah program yang dirancang khusus untuk merusak dengan menyusup ke sistem komputer. Penyusupan itu bisa masuk melalui email, download internet, atau program yang terinfeksi. Malware juga bisa menyebabkan kerusakan pada sistem komputer dan memungkinkan terjadinya pencurian informasi. Contohnya virus, spyware, ransomware, dan semacamnya.

3. Kelemahan Keamanan Sistem

Kelemahan keamanan sistem merupakan celah atau kerentanan dalam infrastruktur teknologi dan perangkat lunak yang mengelola, menyimpan, atau mengakses data e-KTP. Kelemahan ini dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak berwenang untuk mengakses atau mencuri data e-KTP secara ilegal atau tidak sah. Kelemahan keamanan sistem ini dapat muncul karena berbagai faktor, termasuk desain yang buruk, kurangnya pemeliharaan, pembaruan perangkat lunak yang terlambat, atau tindakan kelalaian dalam implementasi kebijakan keamanan.

4. Insider Threats

Insider threats merujuk pada ancaman yang berasal dari individu atau entitas yang memiliki akses atau kedekatan internal terhadap sistem, data, atau informasi yang berkaitan dengan e-KTP, tetapi kemudian dengan sengaja atau tidak sengaja mengambil tindakan yang merugikan untuk mengungkapkan, mencuri, atau menyalahgunakan data tersebut. Insider threats ini dapat muncul dari dalam organisasi yang mengelola data e-KTP, termasuk karyawan, kontraktor, atau pihak lain yang memiliki akses terbatas terhadap sistem atau data.

5. Kurangnya Kesadaran Keamanan

Individu atau entitas yang mengelola atau memiliki akses terhadap data e-KTP tidak memiliki pemahaman atau perhatian yang cukup terhadap pentingnya menjaga keamanan informasi pribadi yang terkandung dalam e-KTP. Ini dapat menyebabkan tindakan atau keputusan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan data e-KTP bocor atau terungkap kepada pihak yang tidak berwenang.

Dampak Serius dari Kasus Pembocoran Data e-KTP

Kebocoran data e-KTP (Kartu Tanda Penduduk elektronik) dapat memiliki dampak serius pada individu dan masyarakat secara umum. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat kebocoran data e-KTP:

  1. Penipuan Identitas

Dengan memiliki akses ke data pribadi seperti nomor KTP dan tanggal lahir, pihak yang tidak bertanggung jawab dapat melakukan penipuan identitas. Mereka dapat menggunakan informasi ini untuk membuka rekening palsu, mengajukan pinjaman, atau melakukan kegiatan kriminal lainnya.

2. Pencurian Identitas

Data pribadi yang terkandung dalam e-KTP, seperti nama, alamat, nomor KTP, dan foto, dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pencurian identitas. Ini dapat mengakibatkan penyalahgunaan dalam bentuk pembukaan rekening bank palsu, pengajuan pinjaman yang tidak sah, atau tindakan kriminal lainnya atas nama korban.

3. Privasi yang Terancam

Dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital, privasi individu sangat penting. Kebocoran data e-KTP dapat mengancam privasi individu. Informasi pribadi yang disalahgunakan dapat mengakibatkan hilangnya kendali atas informasi yang seharusnya bersifat rahasia.

4. Penipuan Keuangan

Penjahat yang mendapatkan akses ke data e-KTP dapat memanfaatkannya untuk berpura-pura sebagai pemilik asli untuk melakukan penipuan keuangan atau transaksi ilegal. Di samping itu, KTP yang bocor juga rentan disalahgunakan untuk mengajukan pinjol atau pinjaman online di aplikasi atau layanan yang punya sistem keamanan kurang baik. Mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengakses akun bank, melakukan pembelian online, atau membobol akun-akun penting milik korban.

5. Ancaman Keamanan Nasional

Ancaman keamanan nasional dalam kasus pembocoran data e-KTP merujuk pada potensi risiko terhadap stabilitas dan keamanan suatu negara akibat informasi yang sensitif dan penting dalam e-KTP jatuh ke tangan yang salah. Dampak dari ancaman ini bisa sangat luas dan serius, termasuk Penggunaan untuk Kegiatan Kriminal dan Terorisme, Pembuatan Identitas Palsu untuk Spionase, Penurunan Kepercayaan Terhadap Pemerintah dan masih banyak lagi.

Upaya Perlindungan Data e-KTP dan Peran Mahasiswa

Perlindungan terhadap kebocoran data e-KTP adalah hal yang sangat penting untuk menjaga privasi dan keamanan individu serta mencegah potensi risiko terhadap keamanan nasional. Berikut adalah beberapa upaya perlindungan yang dapat diambil :

  1. Mengganti kata sandi secara berkala

Mengganti kata sandi secara berkala adalah salah satu langkah penting dalam menjaga keamanan data dan informasi pribadi secara umum, terutama dalam sistem informasi yang berkaitan dengan data e-KTP.

Jika sistem atau aplikasi yang menggunakan data e-KTP memiliki akses dengan kata sandi, pastikan bahwa kata sandi yang digunakan cukup kuat dan terenkripsi. Selain itu, pastikan bahwa akses tersebut hanya diberikan kepada pihak yang memerlukan dan berwenang.

2. Berhati-hati dalam menggunakan aplikasi e-commerce

Dalam menggunakan aplikasi e-commerce ataupun sosial media, kita perlu tetap selektif serta hati-hati dalam memberikan data pribadi. Kita harus perlu memahami apakah data pribadi yang kita berikan pada aplikasi tersebut akan membahayakan atau tidak.

3. Hindari mengunggah foto KTP sembarangan

Hindari untuk mengunggah foto KTP atau informasi pribadi lainnya secara sembarangan . Berbagi informasi pribadi dengan pihak yang sah dan dapat dipercaya, seperti instansi pemerintah atau layanan yang telah terverifikasi secara resmi.

Foto KTP yang bocor dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pencurian identitas, serangan phishing, dan penipuan finansial.

Peran mahasiswa dalam mengatasi kebocoran data E-KTP dapat sangat berarti, terutama dengan latar belakang pengetahuan dan keterampilan dalam teknologi informasi dan keamanan siber. Berikut beberapa peran yang dapat dimainkan oleh mahasiswa:

  • Lakukan Latihan Keamanan Siber

Mahasiswa dapat mengikuti atau terlibat dalam komunitas keamanan siber di universitas atau online, di mana mereka dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi terkini terkait dengan keamanan data.

  • Pendidikan dan Kesadaran

Mahasiswa memiliki potensi untuk menjadi advokat keamanan siber dengan mengedukasi masyarakat tentang risiko kebocoran data dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi informasi pribadi mereka.

  • Pemberdayaan Masyarakat

Mahasiswa dapat mengadakan lokakarya, seminar, atau acara pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dasar keamanan siber kepada masyarakat umum.

Kesimpulan

Pembocoran data E-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) telah menjadi isu yang semakin mendesak di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi. Artikel ini membahas mengenai dampak pembocoran data E-KTP, faktor penyebabnya, serta peran penting dalam mengatasi risiko ini. Data pribadi yang terekam dalam E-KTP, seperti identitas, alamat, dan nomor rekening bank, menjadi sasaran empuk bagi penjahat siber yang berusaha mendapatkan keuntungan melalui penyalahgunaan informasi ini.

Penyebab kebocoran data E-KTP sangat bervariasi, mulai dari human error, terserang malware hingga faktor manusia seperti kelalaian atau tindakan pelaku insider. Peran mahasiswa dalam mengatasi masalah ini sangat signifikan. Dengan pengetahuan dan keterampilan dalam keamanan siber, mereka dapat berkontribusi dalam analisis kerentanan, pengembangan solusi teknologi, edukasi masyarakat, dan partisipasi dalam komunitas keamanan siber.

Referensi

https://aplikas.com/blog/insider-threat/

https://selular.id/2023/07/pengamat-ungkap-penyebab-kebocoran-data-kependudukan-ditjen-dukcapil-kemendagri/

--

--