System Usability Scale (SUS): Sebuah Metrik untuk Mengukur Kebergunaan

Kansha Eriella Savanti
Hoomix
Published in
4 min readApr 19, 2021
Photo by Charles Deluvio on Unsplash

Apa itu kebergunaan?

Kebergunaan atau usability adalah kualitas yang menggambarkan seberapa mudah sebuah sistem digunakan. Di dalam dunia UX, anda mungkin mengenali metode Usability Testing untuk menguji kebergunaan produk digital anda. Akan tetapi, apakah ada cara untuk mengukur kebergunaan tersebut? Bagaimana cara menerjemahkan kebergunaan ke dalam nilai atau kategori yang dapat dimengerti dengan jelas?

Metrik-metrik kebergunaan seperti Task Success Rate (TSR), Net Promoter Score (NPS), serta System Usability Scale (SUS) dapat membantu anda untuk menjawab pertanyaan tersebut. Akan tetapi, metrik-metrik tersebut memiliki tolak ukur yang berbeda. Misalnya, seperti namanya, Task Success Rate mengukur kebergunaan berdasarkan persentase kesuksesan eksekusi task pada Usability Testing. Net Promoter Score mengukur seberapa banyak pengguna yang mungkin akan merekomendasikan produk anda ke orang lain. Sementara, System Usability Scale mengukur kebergunaan dengan skala 0–100 berdasarkan kuesioner yang diisi oleh pengguna. Artikel ini bakal membahas SUS lebih lanjut, mulai dari cara menghitung hingga tips-tips yang akan membantu anda dalam menggunakan SUS. Let’s go!

System Usability Scale?

System Usability Scale pertama kali diciptakan oleh John Brooke pada tahun 1986. Hingga saat ini, SUS telah umum digunakan untuk menguji kebergunaan berbagai teknologi, dari software hingga hardware. Perlu diingat, nilai SUS bukanlah nilai mutlak dari kebergunaan suatu sistem, akan tetapi sebuah nilai yang mengukur kebergunaan yang dirasakan oleh pengguna. Hasil dari SUS dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kebergunaan dari desain-desain yang berbeda.

Kuesioner SUS terdiri dari 10 pernyataan dengan 5 pilihan tanggapan. Setelah mendapatkan hasil kuesioner, dilakukan kalkulasi untuk mendapatkan nilai akhir SUS. Nilai yang berupa angka dalam skala 0–100 ini akan merepresentasikan tingkat kebergunaan pada sistem yang diuji. Namun, skala tersebut tidak setara dengan persentase, sehingga (contohnya) nilai 65 pada SUS tidak sama dengan 65%, akan tetapi lebih ke 41%.

Masih bingung? Keep reading ya, akan kita bahas satu persatu!

Kuesioner SUS

Kuesioner SUS dapat diberikan ke pengguna baik setelah menyelesaikan tiap task pada Usability Testing (UT), maupun setelah menyelesaikan UT secara keseluruhan, dengan pertimbangan:

  1. Pengisian kuesioner tiap menyelesaikan task menggambarkan pemikiran pengguna terhadap sistem pada task yang baru ia kerjakan.
  2. Pengisian kuesioner setelah UT secara keseluruhan mencerminkan pemikiran pengguna terhadap keseluruhan sistem yang sedang diuji.

10 pernyataan yang diberikan adalah:

  1. Saya rasa saya akan sering menggunakan sistem ini.
  2. Saya merasa sistem ini terlalu rumit.
  3. Saya rasa sistem ini mudah untuk digunakan.
  4. Saya rasa saya akan membutuhkan bantuan dari orang teknis untuk dapat menggunakan sistem ini.
  5. Saya menemukan berbagai fungsi pada sistem ini yang terintegrasi dengan baik.
  6. Saya rasa sistem ini memiliki banyak inkonsistensi.
  7. Saya membayangkan bahwa kebanyakan orang akan belajar menggunakan sistem ini dengan sangat cepat.
  8. Saya rasa sistem ini sangat tidak praktis saat digunakan.
  9. Saya merasa sangat percaya diri saat menggunakan sistem ini.
  10. Saya perlu belajar banyak hal sebelum dapat menggunakan sistem ini.

Jika diamati kembali, anda mungkin dapat melihat pola yang terdapat pada 10 pernyataan kuesioner: pernyataan pada nomor ganjil bersifat positif, sementara pernyataan pada nomor genap bersifat negatif. Penempatan selang-seling tersebut akan berguna saat menghitung nilai SUS nantinya.

Lalu, lima tanggapan yang dapat dipilih oleh pengguna berkisar dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju), seperti pada gambar di bawah ini:

Kalkulasi 🧮

Untuk menghitung nilai SUS, terdapat beberapa rules yang harus anda terapkan;

  1. Untuk nomor pernyataan ganjil, angka yang dipilih pengguna dikurangi oleh 1. (x-1)
  2. Untuk nomor pernyataan genap, kurangi 5 dengan angka yang dipilih pengguna. (5-x)
  3. Semua nilai dari hasil rule 1 dan 2 akan berkisar dari 0–4 (dengan angka 4 yang paling bagus.)
  4. Tambahkan semua nilai tersebut dan kalikan dengan 2.5. Pengalian ini akan mengubah skala 0–40 menjadi 0–100.

Data dari pengguna yang berbeda dapat dirata-ratakan.

Menerjemahkan Nilai SUS

Jika sudah mendapatkan nilainya, lalu apa yang harus anda lakukan dengan nilai tersebut? Bagaimana cara menentukan apakah nilai tersebut bagus atau tidak? (Ingat, nilai SUS tidak sama dengan persentase).

Jeff Sauro, PhD., founding principal dari MeasuringU, melakukan riset terhadap 500 studi untuk mempelajari SUS. Dari risetnya tersebut, ia menyatakan bahwa angka yang menjadi rata-rata nilai SUS adalah 68. Artinya, sistem yang mendapatkan nilai SUS di atas angka 68 berada di atas rata rata — dan dapat dianggap layak atau acceptable.

Jeff Sauro kemudian melakukan normalisasi terhadap skala SUS untuk menafsirkannya ke kategori penilaian lainnya, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Untuk versi lengkapnya, kunjungi artikel Jeff Sauro ini ya.

Tips-tips Mengenai SUS

  1. Selain menggunakan kuesioner dalam bentuk kertas, SUS bisa dilakukan dengan platform survei online seperti Typeform atau Google Form — yang dapat memudahkan perhitungan data di spreadsheet.
  2. Jika ragu dengan perhitungan sendiri, Anda bisa menggunakan SUS Calculator dari UIUX Trend di sini.

Nah, itu tadi pembahasan mengenai System Usability Scale. Share dan like artikel ini jika bermanfaat ya! Terima kasih!

--

--