Mengapa Saya Membuat Klub Buku Startup?

Aditya Hadi Pratama
Podcast Buku Kutu
Published in
4 min readApr 21, 2019
Suasana klub buku Lit & Coffee

Sejak kecil, saya sudah menyukai buku. Secara rutin, saya terus membaca berbagai buku baik fiksi maupun non fiksi. Tak hanya itu, saya juga sempat membantu para penerbit untuk menerjemahkan buku dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.

Namun, saya merasa tidak puas dan ingin melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk orang lain, seputar dunia buku. Itulah mengapa saya kemudian aktif masuk ke beberapa komunitas buku.

Saya sempat mengikuti komunitas buku seperti Goodreads Indonesia yang salah satu aktivitasnya adalah membuat acara besar untuk para pecinta buku yang bernama Festival Pembaca Indonesia. Saya juga sempat aktif di Forum Buku Kaskus (kami menyebutnya Serapium) dan membuat beberapa inisiatif seperti talkshow buku dengan mengundang penulis buku, hingga membuat program pinjam meminjam buku di dalam forum online terbesar di Indonesia tersebut.

Karena kesibukan di pekerjaan dan keluarga, saya pun harus menarik diri dari berbagai komunitas tersebut.

Namun sejak saat itu, ada sesuatu yang terus bersemayam di dalam hati saya, yaitu keinginan untuk bisa mengajak sebanyak mungkin orang Indonesia untuk membaca dan mendiskusikan buku.

Pada tahun 2019 ini, saya memutuskan untuk kembali mengeksplorasi kemungkinan munculnya semacam forum atau ruang di mana masyarakat tanah air bisa berkumpul dan membicarakan buku tertentu. Saya pun mencoba mengamati bagaimana dinamika yang tengah terjadi di dunia literasi saat ini.

Berikut ini adalah beberapa hal yang saya temui. Sebagai informasi, ini adalah pandangan pribadi saya, sehingga mungkin akan berbeda dengan apa yang kalian rasakan.

  • Beberapa tahun yang lalu, sempat muncul banyak sekali klub buku di Indonesia, yang secara rutin mengadakan pertemuan offline untuk mendiskusikan buku. Namun kini, beberapa dari mereka sudah tidak terlalu aktif seperti dulu, meski “jejak” mereka masih bisa kamu temui di Instagram.
  • Beberapa klub buku yang masih aktif, terkesan berjalan sendiri-sendiri. Saya jarang menemui kolaborasi antara dua klub buku untuk menjalankan aktivitas bersama, atau sekadar mempromosikan aktivitas klub buku yang lain.
  • Kondisi di atas, menurut saya menyulitkan para pembaca yang sebenarnya ingin ikut berpartisipasi. Klub buku yang mereka temui mungkin mempunyai jadwal yang tidak sesuai, atau sedang mendiskusikan buku yang belum mereka baca. Padahal sebenarnya ada klub buku lain yang sesuai, namun informasi tentang aktivitas mereka tidak sampai ke pembaca tersebut.
  • Beberapa klub buku yang ada cenderung membuat aktivitas yang bersifat satu arah, seperti talkshow dengan seorang pembicara. Padahal menurut saya, untuk meningkatkan engagement sebuah aktivitas, semua peserta yang ada harus diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka.
  • Beberapa klub buku yang telah ada saat ini pun seperti sebuah kelompok yang eksklusif, di mana sulit sekali bagi orang baru untuk bergabung dan ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang dilakukan. Peserta baru tentu akan senang apabila mereka dianggap sebagai “teman”, bukan “orang lain”.
  • Penerbit buku, yang sebenarnya mempunyai kepentingan bisnis untuk meningkatkan penjualan buku mereka, juga cenderung kurang aktif mendorong gerakan klub buku. Kalaupun ada, biasanya mereka hanya membuat semacam talkshow dengan mendatangkan sang penulis, sesuatu yang sangat mudah dan tidak terlalu menghabiskan banyak tenaga bagi mereka.

Dari temuan-temuan tersebut, saya pun mempunyai ide untuk mengumpulkan informasi tentang semua klub buku yang ada di Indonesia, lengkap dengan aktivitas-aktivitas mereka. Setelah itu, akan saya sebarkan kepada orang lain yang kemungkinan mempunyai keinginan untuk mengikuti aktivitas tersebut.

Saya tidak ingin mengajak orang untuk mengikuti klub buku tertentu. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa klub buku itu ada, dan silakan kalian pilih mau ikut aktivitas klub buku mana saja, yang sesuai dengan waktu dan minat kalian.

Meetup pertama dari Startup Book Club yang saya buat

Namun sayangnya, niat untuk mengumpulkan informasi tersebut mengalami hambatan. Karena seperti yang saya katakan di atas, banyak klub buku yang saat ini sudah tidak aktif. Beberapa klub buku yang masih rutin mengadakan pertemuan offline adalah:

Di satu sisi, saya coba “memancing” teman-teman saya di dunia startup, apakah mereka mempunyai ketertarikan untuk bertemu dan mendiskusikan buku. Ternyata, hasilnya positif.

Dari situ, saya pun mendapat ide, “Mengapa saya tidak coba membuat klub buku sendiri?”

Membuat sebuah klub buku baru sebenarnya bukan niat utama saya. Tapi menurut saya, hal ini perlu dilakukan untuk menjadi semacam “booster” di awal.

Seiring berjalannya waktu, saya berharap akan ada banyak pihak lain yang juga membuat klub buku baru. Atau mungkin, saya bisa sedikit mendorong klub buku yang sudah ada untuk kembali aktif mengadakan pertemuan. Dengan begitu, ide awal saya untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas semua klub buku bisa menjadi lebih menarik.

Bagaimana hasilnya? Saya masih belum tahu, kita lihat saja nanti.

Apa sebenarnya yang dilakukan saat mengadakan klub buku? Bagaimana cara membuat klub buku? Hal ini akan saya bahas di tulisan selanjutnya.

Intinya, saya hanya ingin mengajak sebanyak mungkin orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan membaca, yang menurut saya bisa membuat Indonesia menjadi negara yang lebih pintar dan bijaksana. Sebuah ide yang sederhana, bukan?

Catatan: Saat ini, saya secara rutin mengadakan klub buku bernama Startup Book Club untuk mendiskusikan berbagai buku menarik. Bila kamu ingin bergabung, langsung saja hubungi saya lewat Instagram (at)adityahadi.

--

--