Perjalanan Mengarungi Dunia Sidney Sheldon yang Penuh Liku

Aditya Hadi Pratama
Podcast Buku Kutu
Published in
3 min readApr 20, 2019
Sidney Sheldon

Saya “bertemu” dengan Sidney Sheldon secara tidak sengaja. Sewaktu kecil, saya sering tinggal di rumah nenek, karena jaraknya yang sangat dekat dengan rumah saya. Di sana masih tinggal Om dan Tante saya yang waktu itu belum menikah. Saya pun sering penasaran dan melihat-lihat isi di kamar mereka.

Dari kamar Om, saya menemukan beberapa kaset band lawas seperti Queen, ABBA, dan semacamnya. Dari kamar tante juga ada beberapa CD musik seperti Westlife dan Kahitna. Namun yang paling menarik perhatian saya adalah beberapa buku yang tersimpan di sana.

Yup, buku seperti telah menarik saya dengan pesonanya sejak masih anak-anak.

Saya masih ingat, waktu itu saya menemukan buku yang berjudul “Lewat Tengah Malam” (The Other Side of Midnight), “Kincir Angin Para Dewa” (Windmills of the Gods), serta “Bila Esok Tiba” (If Tomorrow Comes). Semua buku tersebut dikarang oleh seorang penulis yang bernama Sidney Sheldon.

Buku tersebut kemudian saya baca, hingga saya menyadari bahwa buku tersebut sebenarnya ditujukan untuk pembaca dewasa. Di dalamnya, terdapat beberapa adegan dan kata-kata yang tidak layak dibaca oleh anak-anak seperti saya. Bukannya berhenti, saya justru tetap melanjutkan membaca, namun kali ini dengan sembunyi-sembunyi (jangan ditiru!).

Inilah awal pertemuan saya dengan Sidney Sheldon.

Bagi kamu yang belum pernah membaca buku karangan Sidney Sheldon sama sekali, saya coba jelaskan sedikit pola cerita yang biasanya beliau buat:

  • Mempunyai tokoh utama perempuan dengan karakter yang kuat.
  • Mengandung intrik-intrik kriminal yang menarik dan (terkadang) cukup menegangkan.
  • Perubahan arah cerita secara tiba-tiba, dan biasanya diakhiri dengan twist yang mengejutkan.
  • Biasanya dibumbui dengan kisah asmara antara sang tokoh utama dengan tokoh lain, yang tidak jarang berakhir dengan hubungan ranjang.

Selama hidup, sebelum meninggal pada awal tahun 2007 karena Pneumonia, Sheldon telah menulis puluhan novel. Namun hampir semuanya mempunyai pola seperti yang saya sebutkan di atas.

Buku-buku Sidney Sheldon

Khusus dalam pembuatan karakter perempuan sebagai tokoh utama, Sidney Sheldon benar-benar bisa membuatnya begitu kuat. Saya sampai mengira bahwa beliau adalah seorang perempuan juga.

Saya akui, hampir tidak ada buku Sidney Sheldon yang layak masuk daftar 100 Buku yang Harus Kamu Baca Sebelum Kamu Mati. Namun cerita yang renyah, alur yang cepat, serta karakter perempuan di buku-bukunya yang begitu kuat, membuat karya Sheldon tetap menarik untuk dibaca.

Bagi saya, buku Sidney Sheldon bisa diibaratkan seperti makanan ringan, yang baik dikonsumsi ketika kamu sudah bosan dengan bacaan yang berat dan butuh “kesegaran”.

Itulah mengapa secara berkala saya terus membaca buku-buku Sidney Sheldon yang lain. Terkadang saya juga membaca buku yang sama hingga beberapa kali. Contoh buku Sheldon yang telah saya baca adalah Are You Afraid of the Dark?, The Best Laid Plans, The Doomsday Conspiracy, The Sky is Falling, dan lainnya.

Masih ada banyak buku Sheldon yang belum saya baca, dan sepertinya saya akan berusaha menamatkan semua bukunya, dan menjadikan ini sebagai proyek pribadi saya. Beberapa cerita di buku Sheldon memang terkesan “hambar”. Namun karena alur ceritanya yang cepat, saya pun bisa menyelesaikan setiap buku dalam waktu yang singkat. Hal tersebut membuat saya tidak begitu menyesal membaca buku-buku beliau, dan masuk lebih dalam ke dunia imajinasi Sheldon yang penuh liku-liku.

Kembali ke analogi buku Sidney Sheldon sebagai makanan ringan, saya pun menganggap proses menamatkan semua buku beliau seperti perjalanan mencoba semua jenis rasa Indomie.

Beberapa mungkin ada yang mengecewakan, namun tetap akan saya lanjutkan karena ingin terus tenggelam dan menguasai semua rasa yang ada di belantara kenikmatan Indomie.

Oh iya, cerita ini akhirnya saya sampaikan kepada Tante saya, yang secara tidak langsung “memperkenalkan” saya kepada Sidney Sheldon. Dia tidak marah, dan sekarang justru meminta saya untuk membelikan buku-buku Sidney Sheldon lagi, untuk menggantikan koleksi lamanya yang telah hilang.

Catatan: Saat ini, saya secara rutin mengadakan klub buku bernama Startup Book Club untuk mendiskusikan berbagai buku menarik. Bila kamu ingin bergabung, langsung saja hubungi saya lewat Instagram (at)adityahadi.

--

--