Boleh Investasi Uang, Tapi Jangan Lupa Investasi Ilmu

Aditya Hadi Pratama
Idea Picker
Published in
4 min readJan 6, 2019
Photo by rawpixel on Unsplash

Bicara tentang dunia startup Indonesia di tahun 2017 dan 2018, maka banyak orang yang akan mengatakan bahwa bidang atau vertikal yang paling “hot” adalah teknologi finansial atau fintech. Saat ini telah banyak bermunculan startup yang bergerak di bidang pembayaran, pinjaman, asuransi, dan sebagainya.

Beberapa startup fintech bahkan memudahkan kita untuk menginvestasikan uang kita.

Contoh paling populer adalah startup peer to peer (P2P) lending, seperti Modalku, Investree, dan KoinWorks, yang memungkinkan kita untuk meminjamkan uang kepada para peminjam di platform mereka, dan kemudian mendapatkan bunga.

Selain itu ada juga yang memudahkan kita untuk membeli komoditas investasi lain seperti saham, reksa dana, hingga emas. Apabila harga komoditas tersebut naik, tentu saja nilai uang yang kita investasikan tadi juga akan meningkat.

Munculnya para startup fintech tersebut, yang diiringi oleh makin banyaknya masyarakat kelas menengah di tanah air, menyebabkan meningkatnya jumlah orang yang menyandang gelar INVESTOR saat ini.

Namun artikel ini tidak akan membicarakan tentang investasi uang. Di artikel ini saya ingin menyoroti peningkatan jumlah “investor uang” di tanah air, yang tidak seiring dengan bertambahnya “investor ilmu”.

Mungkin kalian akan menyanggah pernyataan saya dengan menyebutkan nama-nama motivator, dosen, mentor, hingga penulis buku yang namanya sering muncul di media. Ya, mungkin mereka merupakan contoh investor ilmu. Namun kalian musti ingat bahwa semua platform investasi keuangan mengusung tagline bahwa investasi merupakan aktivitas yang bisa dilakukan siapa saja.

Oleh karena itu, seharusnya investasi ilmu juga bisa dilakukan siapa saja, tidak terbatas pada orang-orang tertentu saja.

Ya, kamu juga bisa menjadi investor ilmu. Layaknya investasi uang, platform atau layanan yang bisa memudahkan untuk investasi ilmu pun telah sangat banyak. Berikut ini beberapa contohnya.

Blog / Media Sosial / Medium

Cara paling mudah tentu dengan menulis apa yang kita tahu, apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, lewat platform blog dan media sosial. Aktivitas ini telah berjalan bertahun-tahun, namun masih juga ada orang yang belum mencoba masuk ke ranah ini. Padahal, semua orang bisa lho melakukannya.

Ingat, yang saya maksud dengan ilmu adalah sesuatu yang benar-benar bermanfaat. Bukan candaan, guyonan, atau racauan yang hanya ditujukan untuk “buang sampah” pikiran saja.

Apabila kamu merasa kesulitan membuat blog dan malas berurusan dengan media sosial yang penuh dengan ketidak jelasan, kini ada platform seperti Medium yang bisa memudahkan kamu untuk mencurahkan ilmu. Bahkan platform ini kini telah digunakan oleh banyak programmer/developer tanah air untuk melestarikan ilmu mereka, salah satunya adalah Pujangga Teknologi.

Podcast / YouTube

Bila kamu mau menginvestasikan ilmu dengan cara yang lebih menarik, coba manfaatkan platform yang tengah digandrungi saat ini, yaitu YouTube dan podcast (Soundcloud/Anchor). Kamu cukup merekam suara atau video kamu, lalu mengunggahnya secara gratis.

Tidak perlu takut mencoba. Coba saja dahulu, kemudian perbaiki kualitas rekaman suara atau video kamu secara bertahap.

Menjadi pembicara di event

Mungkin ada beberapa dari kalian yang bingung mengapa saya meletakkan sub judul tersebut di sini. Bukankah menjadi pembicara di event merupakan impian semua orang, karena bisa menjadi validasi tingkat keilmuan mereka?

Sayangnya, kini banyak orang yang sebenarnya mempunyai ilmu, namun ragu untuk maju ke atas panggung. Mereka melakukannya dengan alasan takut, gugup, tidak pandai bicara, dan semacamnya. Padahal, event yang mengundang mereka bisa jadi cukup banyak.

Hal ini biasanya terjadi pada bidang keahlian yang didominasi orang-orang introvert, seperti programmer/developer.

Akibatnya, mereka menjadi kurang kesempatan untuk menginvestasikan ilmu mereka. Selain itu, posisi tersebut pun bisa jadi diisi oleh orang-orang yang (mungkin) ilmunya tidak sebaik mereka.

Aplikasi Chat / Mengobrol langsung

Mungkin ada juga beberapa orang dari kalian yang kurang ahli dalam menulis, merekam video, atau tidak pernah mendapat undangan untuk menjadi pembicara. Namun kalian sebenarnya masih ingin menginvestasikan ilmu kalian.

Untuk orang seperti itu cobalah dengan cara yang paling mudah, seperti aktif berbicara di grup-grup chat yang berhubungan dengan keahlian kalian. Namun saya sendiri kurang suka dengan cara ini, karena terkadang ilmu kalian tidak ditangkap secara keseluruhan, atau justru salah diartikan oleh orang-orang yang tidak mengerti konteks sebenarnya.

Saya sendiri lebih suka untuk langsung bertemu dan berkumpul dengan orang lain, dan menginvestasikan ilmu dengan langsung berbincang dengan mereka.

Tidak perlu terkesan menjelaskan. Cukup dengarkan perkataan orang lain, dan perlahan-lahan menyampaikan opini atau pendapat kalian. Itu pun sudah termasuk cara untuk menginvestasikan ilmu.

Kriteria investasi itu menurut saya ada dua:

  • Kalian harus mengeluarkan sesuatu yang kalian miliki
  • Kalian akan mendapatkan keuntungan/imbalan

Berbeda dengan investasi uang, investasi ilmu tidak menyebabkan kalian kehilangan ilmu ketika kalian mengeluarkannya. Namun sayangnya, keuntungan/imbalan dari investasi ilmu tidak serta merta bisa langsung kalian rasakan. Itulah mengapa jenis investasi ini sering tidak dilirik oleh banyak orang.

Padahal, investasi ilmu bisa memberikan kalian:

  • Keuntungan uang. Contohnya apabila kalian menulis di Medium atau mengunggah video di YouTube, kalian bisa langsung mendapatkan uang.
  • Keuntungan yang tidak bisa didefinisikan. Menurut pengalaman saya, menginvestasikan ilmu bisa memberikan keuntungan dalam bentuk pekerjaan baru, menambah teman yang membuka peluang bisnis baru, hingga mendapat pasangan hidup. Hal abstrak ini bisa berbeda-beda untuk masing-masing orang, karena dunia berjalan dengan cara yang benar-benar unik.

Saya tidak membatasi investasi ilmu hanya untuk ilmu-ilmu tertentu. Kamu bisa berinvestasi dalam ilmu agama, politik, teknologi, atau apa pun. Yang terpenting adalah, apabila apa yang kamu investasikan kemudian disanggah oleh orang lain atau semacamnya, jangan marah. Terima saja, dan jadikan hal tersebut sebagai penambah semangat bagi kamu untuk mencari ilmu lebih banyak lagi.

Jangan lupa ilmu padi, semakin banyak ilmu kalian seharusnya lebih sering kalian merunduk, bukan mendongak.

--

--