Era Gladwell Kini Telah Berganti dengan Era Harari

Aditya Hadi Pratama
Podcast Buku Kutu
Published in
4 min readApr 19, 2019

Saya pertama kali “berkenalan” dengan Malcolm Gladwell saat kuliah, sekitar tahun 2008. Saya lupa bagaimana awalnya, mungkin karena efek melihat rak buku Top Seller di Gramedia. Intinya, tiba-tiba saya mengetahui ada seorang penulis yang telah mengeluarkan tiga buah buku dengan tema-tema menarik.

Dalam waktu singkat, saya langsung menyelesaikan tiga buku tersebut dan terkagum-kagum dengan cara berpikir Gladwell. Menurut saya, keunikan Gladwell adalah dia bisa mendapatkan sebuah teori yang sebenarnya sederhana, namun sering luput dari perhatian banyak orang. Kemudian dia membuktikannya dengan cara menceritakan berbagai kasus yang mendukung teori tersebut.

Buku-buku Malcolm Gladwell

Saya akui banyak pihak yang menentang Gladwell, dan berpendapat bahwa pria berambut keriting itu terlalu memaksakan teori yang ia ajukan. Namun bila kamu pernah membaca buku Gladwell, maka kemungkinan besar kamu akan setuju bahwa ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari teori-teori beliau.

Setelah itu, di tahun 2009, Gladwell kembali dengan dua buku baru yang juga langsung saya lahap sampai habis, yaitu:

Sejak saat itu, ketika ditanya oleh orang lain tentang siapa pengarang yang paling saya suka, maka saya pasti akan menjawab Malcolm Gladwell. Saya pun secara sporadis akan merekomendasikan buku-buku Gladwell kepada semua orang.

Inilah periode yang saya beri nama: “Era Gladwell”

Di era tersebut, saya pun mulai mengenal beberapa buku karangan penulis lain yang mempunyai konsep serupa dengan buku-buku Gladwell, yaitu mengangkat sebuah teori lalu membuktikannya dengan cerita nyata atau riset. Contoh buku-buku seperti itu adalah:

Namun sangat disayangkan, Gladwell sendiri seperti menghentikan kariernya sebagai penulis dan berhenti menerbitkan buku. Saya pun tidak bisa lagi mendengungkan namanya dan merekomendasikan bukunya, karena hari-hari saya telah diisi oleh buku-buku karya penulis lain, yang juga tidak kalah berkualitas.

Saya pun menyadari bahwa Era Gladwell telah berakhir. Dan saya pun haus akan seorang penulis yang aktif menulis buku berkualitas, yang karyanya bisa terus menerus saya nikmati.

Saya pun menemukannya pada diri Yuval Noah Harari, seorang penulis asal Israel. Seperti yang terjadi ketika mengenal Gladwell, saya sedikit terlambat mengenal beliau. Saya memang telah mendengar tentang judul yang beliau tulis, namun baru membacanya pada tahun 2018 yang lalu.

Buku-buku Yuval Noah Harari

Hingga saat ini, ia telah menulis 3 buku terkenal:

Serupa dengan buku-buku Gladwell, karya Harari pun tidak luput dari kritik. Namun menurut saya, isi buku beliau pun juga mengandung hal-hal yang nyata dan benar-benar terjadi di sekitar kita. Bedanya, Harari menyinggung hal-hal yang lebih sensitif, seperti agama, budaya, dan kenegaraan.

Saya pun mulai menyebut periode sekarang sebagai Era Harari, di mana saya akan menantikan karya-karya selanjutnya dari beliau dalam waktu dekat.

Menurut saya, dalam waktu dekat juga akan ada penulis lain yang merilis buku dengan tema yang berdekatan dengan apa yang dibahas Harari, atau paling tidak menggunakan pendekatan yang sama ketika bercerita, yaitu dengan sejarah. Tapi yang terpenting, saya ingin Harari tetap aktif berkarya, tidak lantas seperti Gladwell yang era-nya langsung berhenti begitu saja.

Catatan: Saat ini, saya secara rutin mengadakan klub buku bernama Startup Book Club untuk mendiskusikan berbagai buku menarik. Bila kamu ingin bergabung, langsung saja hubungi saya lewat Instagram (at)adityahadi.

--

--