Tulisanku Menjadi Viral Berkat Seseorang yang Tidak Kukenal

Aditya Hadi Pratama
Idea Picker
Published in
3 min readAug 28, 2016
Artikel tentang WhatsApp hasil karyaku yang kemudian menjadi viral

Kisah ini berawal dua hari yang lalu. Seperti biasa, sebagai seorang penulis teknologi, saya sudah duduk di depan layar notebook selepas shalat subuh. Saat itu, saya tengah membuat “artikel pagi” tentang WhatsApp yang baru saja merubah Terms and Conditions mereka.

Singkatnya, WhatsApp kini akan memberikan data nomor telepon kamu kepada Facebook untuk membantu mereka menampilkan iklan yang lebih relevan. Apabila kamu tak ingin data pribadi kamu diberikan kepada Facebook, maka kamu harus mengubah pengaturan di akun WhatsApp kamu.

Artikel tersebut bisa kamu temukan di link berikut.

Berita ini cukup menarik karena WhatsApp seolah mengorbankan privasi para pengguna mereka demi kepentingan bisnis. Dan ketika berita ini kemudian “tayang” di situs teknologi tempat saya bekerja, ternyata cukup banyak juga pembaca yang tertarik. Di sore hari setelah dipublikasikan, artikel ini sudah dibaca ribuan kali.

Angka ini sebenarnya tidak terlalu “wah”. Sebelumnya, dengan hanya bermodal membagikan link artikel di Facebook, sudah cukup banyak artikel saya yang mendapat jumlah kunjungan sebanyak itu.

“Peruntungan” artikel tersebut ternyata baru berubah keesokan harinya.

Di hari berikutnya, seperti biasa saya langsung memeriksa berbagai aplikasi di smartphone selepas bangun tidur. Saya cukup terkejut karena di beberapa grup WhatsApp yang saya ikuti muncul broadcast message seperti ini:

buat yang whatsappnya udah update. kemudian tiba2 ada permintaan update term and condition trus langsung pilih agree, mending buruan update privacy whatsappnya karena whatsapp akan membagikan informasi kita seperti nomor telp, lokasi dan lainnya ke facebook. caranya buka setting -> account. lalu uncheck “Share my account info”.

more info : https://id.techinasia.com/whatsapp-mulai-korbankan-privasi-pengguna-demi-bisnis

Pesan tersebut menginformasikan langkah-langkah yang harus dilakukan para pengguna WhatsApp agar data mereka tidak diberikan kepada Facebook. Sekilas pesan tersebut tidak berbeda dengan broadcast message pada umumnya. Tapi yang menarik dari pesan tersebut adalah link artikel saya yang dicantumkan di bagian bawah.

Pesan seperti itu muncul di grup rekan-rekan kantor lama saya, grup teman SMA, hingga grup keluarga. Ketika saya bertanya kepada teman-teman yang lain, ternyata mereka juga mendapatkan broadcast message serupa di berbagai grup WhatsApp yang mereka ikuti.

Uniknya, beberapa di antara teman dan keluarga saya bahkan ada yang mencoba bertanya tentang kebenaran berita tersebut. Hmm, mungkin mereka tidak sempat melihat, atau tidak menyadari kalau penulis artikel tersebut adalah saya. Namun saya pun tetap menjelaskan kalau informasi tersebut benar dan bukan hoax.

Melihat fenomena itu, saya pun langsung memeriksa jumlah kunjungan ke artikel tersebut. Dan benar saja, ternyata artikel tentang WhatsApp itu sudah dibaca puluhan ribu kali. Angka ini memang cukup fenomenal untuk situs teknologi yang hanya membahas berita “serius” seperti kami. Jumlah tersebut pun terus bertambah dengan cepat, bahkan hingga saya menulis artikel ini.

Rekan-rekan saya di kantor (semoga termasuk atasan saya juga) tentu senang dengan artikel yang menjadi viral tersebut. Namun saya pribadi justru penasaran, siapa sebenarnya yang pertama kali membuat broadcast message ini? Apakah dia adalah orang yang saya kenal, atau hanya orang asing yang kebetulan membaca artikel saya?

Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa ia justru memilih untuk mencantumkan link artikel saya, sementara di luar sana ada banyak sekali situs yang membahas hal serupa? Apabila orang tersebut memutuskan untuk mencantumkan link artikel dari situs lain, tentu situs tersebut yang akan kebagian pageview super banyak ini.

Untuk menghapus rasa penasaran tersebut, saya pun ingin sekali bertemu dengan orang yang pertama kali membuat broadcast message ini.

Saya tentu tidak akan mengadakan sayembara “apabila orang tersebut seorang perempuan maka akan saya jadikan istri, dan kalau laki-laki akan saya jadikan saudara.” Kalau bisa bertemu dengan orang tersebut, saya hanya ingin mengajaknya minum kopi sambil ngobrol bareng. Tenang saja, saya yang traktir :)

Aditya Hadi Pratama adalah seorang jurnalis startup dan teknologi di Tech in Asia. Di sela-sela waktu kerjanya, ia juga suka membaca buku-buku fiksi ilmiah dan biografi.

Kamu bisa menghubungi Aditya lewat email aditya@techinasia.com

--

--