Pengalaman Oke, Relasi Nambah!

Andhini Aurelia
JAKI/IJHA
Published in
3 min readSep 18, 2019
Photo by Marvin Meyer on Unsplash

Jurnal penelitian. Mendengar kata jurnal penelitian tentu tidak asing lagi bagi mahasiswa dan para peneliti. Tentu sebagai mahasiswa harus membiasakan diri untuk “akrab” dengan jurnal karena itu menjadi salah satu syarat kelulusan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair). Oleh karena itulah, saya melakukan pendekatan dengan jurnal melalui kegiatan magang di Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia (JAKI). JAKI adalah jurnal ilmiah yang berisi editorial, artikel penelitian, dan literature reviews yang terkait dengan ruang lingkup manajemen, organisasi, dan kepemimpinan di lembaga kesehatan.

Bayangan pertama saya ketika magang di JAKI yaitu menegangkan. Kenapa? Ya jelas karena konon katanya bekerja di bidang jurnal penelitian dituntut oleh banyak hal misalnya jumlah target artikel. Tapi pecayalah, saya tidak merasakan ketegangan yang mencekam bahkan di hari pertama saya masuk magang. Ya mungkin sebagian dari kalian tidak percaya dan mengatakan “Ah masa? kamu bohong ya?”. Eittsss tunggu dulu, tidak semua kantor jurnal memiliki iklim yang menakutkan loh. Coba aja ikut kerja sehari aja di JAKI pasti bakal ketagihan apalagi kalau sudah bertemu Bu Ulul, Pak Ilham, dan Mbak Iim. Kesan di hari pertama yang saya dapatkan yaitu bekerja serius namun santai. Nah loh? Gimana tuh? Pada saat Pak Ilham menyampaikan materi pertama mengenai gaya penulisan jurnal sangatlah santai dan diselingi dengan sharing dan juga candaan. Sama halnya dengan mbak Iim, ketika beliau menyampaikan materi mengenai software Mendeley sangatlah friendly.

Lanjut di hari kedua nih mungkin tidak banyak yang saya rasakan dan sedikit bosan karena ini pertama kalinya saya bekerja di balik laptop dengan memandangi tulisan dan memeriksa daftar pustaka para penulis jurnal menggunakan software Mendeley. Serius, hal ini sedikit menguras tenaga karena harus fokus dan teliti agar tidak ada kesalahan. Namun itu tidak menjadi kendala karena kami bisa bekerja senyaman mungkin saat jam kerja. Misalnya mendengarkan musik, sangat diperbolehkan asal tidak mengganggu orang lain. Tapi tidak boleh mendengarkan musik saat materi disampaikan loh ya.

Tidak seperti hari sebelumnya, di hari ketiga ada sesi penyampaian materi mengenai Benchmark oleh Bu Ulul. Sesi yang paling saya suka nih karena tidak hanya menyampaikan materi tapi juga mengenai pengalaman yang beliau pernah alami. Kata beliau “pengalaman yang tidak akan terlupakan” dan benar saja mungkin jika mengalami hal yang sama saya akan putus asa dan menyerah lebih awal. Namun Bu Ulul sangat gigih untuk memperjuangkan perjalanan penelitiannya yang seperti roller coaster. Dari yang beliau sampaikan saya jadi sadar bahwa melakukan penelitian tidak semudah membalikkan telapak tangan apalagi saat diulas oleh reviewer dan harus melakukan revisi yang bisa berkali-kali bahkan puluhan kali.

Di hari terakhir magang minggu pertama, ada yang spesial di magang JAKI karena kami mengikuti “Workshop Manajemen referensi Jurnal Mendeley Software, Pre-Prints/Pengarsipan Mandiri (INArxiv), dan Diskusi Perkembangan Sains Terbuka di Indonesia” yang diadakan JAKI dengan menggandeng para peneliti pemula dan senior di bidangnya. Pada kesempatan kali ini, saya memanfaatkan momen untuk berkenalan dan juga sharing pengalaman dengan para peserta.

Dari minggu pertama magang, saya jadi tau bahwa proses untuk penerbitan dan mendapatkan LoA jurnal sangatlah panjang dan tidak mudah. Sebagai mahasiswa seharusnya membuat jurnal jauh-jauh hari sebelum lulus agar tidak menghambat proses kelulusan karena jurnal merupakan salah satu syarat kelulusan!

--

--