Sharing materi Bukalapak Roundup 3- Try Fail and Try Again

NABILA RAHMADANI
Ilkomerz IPB
Published in
6 min readJan 17, 2019

--

Bukalapak design roundup merupakan acara bimonthly yang diadakan oleh team Bukalapak design (@bukalapakdesign). Acara ini berisi Seminar dan meetup yang membahas seputar product design. Alhamdulillah saya bisa ikut 2 dari 3 roundup yang sudah diadakan hehe. tapi untuk tulisan kali ini saya hanya membahas roundup ketiga ya! untuk roundup kedua nanti saya tulis di lapak sebelah.

Roundup ketiga ini mengusung tema Try, Fail and Try again (Stories behind Bukalapak& GO-JEK Design Overhaul) dengan pembicara bang Danang dan Irfan dari bukalapak, dan bang Galih dan bang Fauzi dari GO-JEK. Pertama kali lihat postingan IG bukalapakdesign tentang roundup ini gue langsung daftar. Kapan lagi kan bisa dapet ilmu gmana BL dan GO-JEK bisa menyelesaikan permasalahan mereka sewaktu redesign.

Sewaktu pengumuman pendaftar gue seneng bgt langsung dapet seat tanpa masuk waiting list *feels lucky haha* dan gue udah berniat buat menuliskan apa yang gue dapet selama acara di medium. so here we go!

Pre event

ya keliatan passwordnya

Gue dateng jam 6 sore tepat sedangkan acara di jam 6.30, pas pertama kali masuk venue(Plaza City View) gue malu-malu gitukan, udah sendiri ga ada yg gw kenal pula di registrasi nya. akhirnya yaudahlah masuk aja dan first impression pertama gue pas masuk dari tempat registrasi ke tempat acara itu waw desain ruangannya sangat estetik. kayaknya kalo jadi spot foto bisa nih. sampai ditempat gue dikasih snack(snacknya enak beneran) dan langsung pilih spot tempat duduk yang paling strategis. Habis itu gue ketemu sama bang irfan(pembicara) dan kak ilham,sama ada kating dari IPB satu lagi tapi gue lupa namanya(maaf kak). Sambil menunggu mulainya acara kita saling diskusi dan alumni pada reunian (kan jarang-jarang bisa ketemu).

Sehabis shalat, sekitar jam 6.40 acara mulai! venue nya rame banget sampai ada yang berdiri karena ga kebagian tempat duduk tapi ga memadamkan semangat untuk mencuri ilmu banyak-banyak dari pembicara.

Event
Acara dimulai dengan pembicara dari GO-JEK memaparkan materi tentang “How to break curse of knowledge” sewaktu mereka melakukan redesign halaman order go-ride.
Sering kali pas ngerjain suatu proyek kita ngerasa argumen kita udah paling benar dan anggota tim ngerti apa yang kita maksud. Tapi ternyata mereka ga ngerti-ngerti padahal kita udah berulang kali ngejelasin. Ini yang dimaksud dengan curse of knowledge (The curse of knowledge is cognitive bias that occurs when an individual communicating with other individuals, unkowingly assumes that the others have the background to understand).

Curse of knowledge ini terjadi juga dengan tim GO-JEK. mereka beradu argumen untuk memilih style yang digunakan di aplikasi GOJEK, apakah style formal, atau style receh khas GO-JEK.

Setelah melakukan diskusi, mereka akhirnya melakukan IMMERSION, dengan mengajak PMs, Engineers, Designers dan Researchers untuk pergi ke 4 kota di Indonesia. Tujuan melakukan immersion supaya mereka mempunyai ekspektasi yang sama, dapat konteks permasalahan yang sama, dan juga supaya tim semakin solid. Immersion ini juga bertujuan agar PMs, Developers yang tidak langsung bertemu dengan pengguna aplikasi mengerti apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Sehabis itu mereka melakukan Creative Sprint, mengajak PMs, Designers, Engineers dan Reseacher dan beberapa stakeholder lain untuk mendefine Brand Value, Big Themes dan Stories dari GOJEK sendiri.

Brand Voice: yang membuat brand kita beda dengan brand yang lain. Ada beberapa point penting yang harus di cermati saat memilih brand voice, antara lain
— Personality perusahaan
— Hubungan dengan user seperti apa
— Personality yang bukan cerminan perusahaan (yang enggak banget)

Big Themes: guna nya untuk menyatukan style copywriting dan ilustrasi didalam aplikasi agar kohesif.

Stories: agar pesan yang ingin disampaikan lebih berkesan dan mudah dicerna.

Hasil dari Creative Sprint ini adalah agar para PMs, Engineers dan semua stakeholder yang terlibat mengerti proses kreatif, dan juga menjadi satu frekuensi dan sepakat dengan hasil yang didapat.

KEY TAKEAWAYS

Acara yang kedua itu materi dari tim desain Bukalapak! dengan pembicara bang irfan dan banang mereka berbagi cerita sewaktu melakukan redesign aplikasi bukalapak bareng tim avenger yg khusus dibuat untuk redesign.

Trigger melakukan redesign: Karena terjadi inkonsisten desain halaman di aplikasi bukalapak. sehingga membingungkan pengguna dalam memakai aplikasi.
Trigger lain: motivasi dari VP Product design BL yang gamau pake aplikasi bukalapak karena dinilai masih kurang user centric dan gabagus.

Ada 4 poin penting yang menjadi landasan redesign bukalapak
— User feedbacks
— Heuristics
— Competitive Analysis
— Craftmanship : supaya bisa ngasih looks and feel yang berbeda.

//Funfact mereka melakukan redesign dengan terror kalau bisa promosi, kalau gagal pecat (lol)

Tahap pertama pada saat mereka melakukan redesign adalah Collecting Insight From Previous Research. Karena tim mengejar waktu dalam 3 bulan harus kelar, jadi gabakal cukup waktunya kalau harus melakukan research lagi dan akhirnya memakai research dari sebelumnya walaupun research sebelumnya hanya yang umum aja.

Tahap kedua adalah Defining Design Principle(gimana cara nyelesain masalah problem yang didapat). Disini mereka nentuin ‘tema’ yang bakal dipakai sebagai dasar sewaktu desain
— Scalable
— Coherent
— Delightful
— Novelty

Tahap ketiga Discovering and Creating Moodboard. Buat desain untuk jadi solusi dari permasalahan yang ada.

Nah, sewaktu melakukan redesign ini, mereka juga melakukan kesalahan, yang bisa kita antisipasi sewaktu kerja dan projekan antara lain:

Kesalahan pertama: Melakukan Discovery dulu baru Understanding permasalahan. Mereka udah buat 1000 artboard, tetapi masih belum yakin sama solusi yang dibuat udah menyelesaikan masalah yang ada atau belom.
Akhirnya mereka juga buat fitur tambahan untuk menyelesaikan solusi permalahan, dengan alasan user akan lebih senang pakai app nya, GMV bakal naik. Tetapi, plan untuk memberi solusi dari tim ga berjalan sesuai rencana, ada aja masalah technical ataupun bisnis yang menghalang. Lalu mereka melakukan deep research terkait solusi yang mereka tawarkan.

Kesalahan kedua: So many works to get done. mereka harus memikirkan dua hal yang berbeda. yaitu inovasi redesign bukalapak jadi lebih baik, kedua design komponen aplikasi. keduanya menghasilkan produk yang berbeda dan fokusnya pun beda. Akhirnya ada pembagian kerja untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Kesalahan ketiga: Messing up with Product teams goals. Goal product teams misalnya menambah fitur baru agar aplikasi lebih enak dipakai. dan goal tim avenger sendiri berbeda. Solusinya adalah mengubah bagaimana cara komunikasi ke product team dan stakeholder, mengubah workflow yang dikerjakan sehingga goals kedua timnya sama.

Kesalahan keempat: Ketakutan akan perubahan yang akan mengubah GMV, menyebabkan transaksi turun.

What i learn from this session: walaupun kita gagal terus kita harus semangat untuk terus mencoba. We failed and we stood out! (sangat memotivasi buat mahasiswa kaya gw yang sering ikut lomba tapi gagal mulu HAHA)

Post Event

Nah disini acara mingle-mingle, banyak yang nanya dengan pembicara, banyak juga yang minta foto dan reunian. Karena ada challenge dari dosen untuk wawancara singkat dengan alumni yang dateng, gue pun minta bang Irfan untuk sharing dan kasih motivasi ke anak komunitas Product Design biar lebih semangat belajar UX nya! Untungnya doi mau, dan ngeshare beberapa tips yang bisa diterapin biar belajar UX nya makin lancar.

with bang galih
with bang irfan

Sekian untuk hasil bukalapak roundup 3 nya. untuk rekaman suara, bisa diakses dibawah ini(will update soon). terimakasih, ditunggu saran dan kritiknya guna lebih baik.

--

--

NABILA RAHMADANI
Ilkomerz IPB

Final Year Computer Science at IPB with a focus in User Research and UI/UX Design | Eager to do Experiment with Various User Research Methods