Dari Jurusan IT dan Ikut Coding Bootcamp, Perlukah?

Impact Byte
Impact Byte
Published in
3 min readApr 30, 2019

Di Indonesia banyak terdapat sekolah-sekolah kejuruan dan perguruan tinggi yang menawarkan beragam program studi yang berhubungan dengan IT, diantaranya seperti Rekayasa Perangkat Lunak, Game Development, Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi dan sebagainya.

Kalau begitu, apa perbedaannya dengan coding bootcamp? Apakah hanya berbeda dari segi waktu belajar? Atau mungkinkah coding bootcamp hanya untuk orang-orang dari jurusan non-IT saja?

Rina, salah satu alumni dari coding bootcamp di Impact Byte angkatan Amazing Ancalagon, bercerita mengenai pengalamannya sebagai mahasiswi lulusan Teknik Informatika di sebuah perguruan tinggi swasta di Jawa Barat. Setelah lulus, dia kemudian mencari kegiatan untuk meningkatkan kemampuan programmingnya, yang dirasanya masih kurang.

Hal ini dirasa Rina karena dia masih takut mengeksplor sendiri hal-hal di sekitarnya.

“Selama kuliah, aku merasa butuh mentor buat membantu meningkatkan skill aku”, katanya. “Dari pemikiran itu, ketika lulus, aku merasa butuh ikut coding bootcamp dan akhirnya menemukan info pembukaan kelas baru di Impact Byte”.

Lalu, apa perbedaan yang dirasakan Rina ketika di kuliah dan ketika di coding bootcamp, bukankah keduanya masih satu bidang yang sama?

“Diperkuliahan banyak diajarkan teori dan corenya, seperti algoritma dan flowchart. Baru dasar-dasarnya saja. Terus sekarang di dunia kerja kan banyak pakai JavaScript, itu frameworknya banyak, ada React dan lainnya. Nah, di kuliah, aku tidak mendapat materi itu. Di kuliah, aku diajarkan C, Cobol, Basic, Pascal dan bahasa lain yang memang pondasinya”, jelasnya.

Menurut Rina yang menggemari web developing, materi yang diajarkan di kuliah seperti PHP dan CodeIgniter dirasa kurang. Dia juga menyadari bahwa saat ini sudah banyak framework yang sedang berkembang dan digunakan di industri, seperti misalnya React. Karenanya, Rina waktu itu merasa perlu mengembangkan lagi ilmunya.

“Di Impact Byte, selain kurikulumnya yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, tugas-tugas yang diberikan juga merupakan implementasi langsung dari apa yang diajarkan pada hari itu di kelas”, tambah Rina.

“Selain itu, suasana kekeluargaannya lebih berasa, mungkin karena satu kelas muridnya juga sedikit. Lingkungan di kuliah lebih monoton karena hanya berupa kelas-kelas, tapi di Impact Byte, spot belajarnya lebih banyak dan nyaman. Pernah ketika sedang stres karena kode yang error, kami melakukan music jamming dan itu seru banget”, ceritanya.

Meskipun sudah memiliki dasar yang didapatnya di bangku kuliah, Rina juga masih selalu giat berlatih dan mengulang materi yang diajarkan di bootcamp, loh. Makanya, selama dua bulan menjalani coding bootcamp, Rina mampu menyelesaikan tugas-tugas dan proyek yang diberikan dengan baik, dan kini sedang bekerja sebagai web developer di nextTI.

--

--