#WomenInTech: Rayakan Dedikasi Digital Perempuan Indonesia

Siti Aisyah Adri
Impact Byte
Published in
3 min readMar 8, 2019

Melihat kembali sejarah hari perempuan sedunia, di tahun 1909, terjadi peristiwa mogok besar-besaran yang dilakukan para buruh perempuan sebuah pabrik garmen di New York yang merasa hak-hak mereka tidak terpenuhi dan kondisi kerja yang tidak berpihak pada perempuan. Kala itu, perempuan bahkan tidak diperbolehkan ikut serta dalam pemilihan umum.

Di Indonesia, hingga saat ini, anggapan bahwa perempuan lebih baik mengurusi kegiatan domestik (dalam rumah) dibanding mengejar karir tinggi masih melekat di lingkungan masyarakat. Hal tersebut juga disinyalir sebagai alasan timbulnya beberapa permasalahan yang dialami buruh perempuan di lapangan. Misalnya, buruh perempuan masih sulit mendapat hak maternity dan tidak terliput BPJS oleh perusahaannya.

Sumber: Dokumentasi Impact Byte

Padahal, di Indonesia sendiri, terdapat sejumlah perempuan yang berprestasi di bidangnya ketika diberi kesempatan, dan tentunya dapat disejajarkan dengan laki-laki. Mereka dapat membuat mata dunia tertuju pada Indonesia atas prestasi-prestasinya tersebut. Termasuk dalam bidang Teknologi Informasi (TI), bidang yang umumnya digeluti laki-laki dan minim partisipasi perempuan.

Sumber: MeraMuda

Amanda Surya, misalnya. Namanya sempat mengejutkan industri IT Indonesia karena dia adalah salah satu perempuan Indonesia yang berprestasi “langka”; direkrut oleh perusahaan TI raksasa dunia, Google……..tanpa melamar! Iya, kemampuannya di bidang programmer dan pengalamannya di beberapa perusahaan besar di Amerika seperti AT&T dan Bank of America membuatnya dinotis oleh Google pusat untuk segera bekerja di sana. Bikin pengen juga, ya?

Amanda yang pernah berkuliah di University of Texas dan Carnegie Mellon University ini sudah memulai karir profesionalnya sejak 2002 di perusahaan AT&T sebagai developer. Kemudian, dia “dilamar” oleh Google dengan melalui tes untuk membuat sebuah program selama dua hari. Tidak hanya itu, posisi yang didudukinya juga tidak main-main, yaitu Senior Engineer untuk posisi awal, kemudian dia diajukan menjadi Manager setahun kemudian dan menjadi Head of Developer tiga tahun kemudian!

Sumber: Lely Maulida/Tek.id

Kemudian baru-baru ini, dunia TI Indonesia kedatangan pionir programmer perempuan disabilitas, Hastu Wijayasri. Pernah membayangkan sulitnya belajar ngoding, apalagi jadi programmer? Hastu Wijayasri membuktikan kepada kita semua bahwa tiap ada kemauan yang kuat, pasti bisa, walau hidup dalam keterbatasan sekalipun.

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta tersebut merupakan anggota Developer Student Club milik Google Indonesia. Google memang terkenal sangat mengapresiasi kliennya, termasuk yang memiliki keterbatasan. Hastu sendiri memiliki disabilitas tuna rungu dan tuna wicara, tapi sejak semester 3 berkuliah di jurusan Teknik Informatika, dia mulai memberanikan diri menyelami dunia pengembangan aplikasi dan berniat membuat aplikasi yang bermanfaat bagi teman-teman difabel lain, yaitu Sukacare, wadah interaktif bagi penyandang disabilitas terutama tuna netra untuk mengakses materi kuliah berupa audio book.

Sumber: Kaskus

Pada bidang IT, ada Catherine Hindra Sutjahyo, founder Zalora Indonesia pada 2012. Kamu yang senang belanja online, pasti kenal dengan e-commerce ini. Tapi tahukah kamu, kalau Zalora Indonesia saat itu dinobatkan sebagai e-commerce terbesar se-Asia Tenggara? Padahal saat itu, orang-orang khususnya di Indonesia masih lebih senang berbelanja dan mencoba baju di tempat. Tapi, Catherine mampu meyakinkan orang Indonesia untuk berbelanja secara online.

Tidak hanya bisnis belanja apparel, Catherine dipercaya perusahaan waralaba Alfamart untuk mendirikan Alfacart, bisnis online milik Alfamart yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga. Tidak hanya itu, Catherine juga menjadikan Alfacart sebagai sarana bagi UKM-UKM untuk bertransaksi secara digital. Kini, Catherine dipercaya menjadi Chief Commercial Expansion di GOJEK dengan programnya GO-FOOD Festival sebagai sarana bagi UMKM untuk lebih mengembangkan produknya di tempat.

Tentunya masih banyak lagi nama-nama perempuan Indonesia yang sukses berkontribusi untuk Indonesia. Dedikasi mereka yang luar biasa terhadap hal yang disukainya melahirkan sejumlah prestasi yang patut diapresiasi, dan tidak kalah dengan laki-laki. Karenanya, perempuan juga berhak memilih jalan hidupnya dan diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki.

--

--