Menuntut Ilmu Sampai ke Negeri Para Naga!

Impact Byte
Impact Byte
Published in
3 min readApr 30, 2019

Kata orang bijak, pengalaman adalah ilmu yang berharga. Berarti ilmu tersebut dapat dipetik dari pengalaman dimana saja, baik di lingkungan terdekat misalnya rumah sendiri, hingga ke negeri orang yang terjauh sekalipun.

Kebanyakan orang akan berpikir, kalau bisa belajar dari lingkungan terdekat di sekitar kita, kenapa harus jauh-jauh? Toh, yang namanya ilmu juga tidak dapat dibanding-bandingkan. Ilmu tetaplah ilmu dari mana saja didapatkan.

Namun lain halnya untuk Arsyad dan Gatot, dua orang Malang yang memilih merantau ke Jakarta untuk mengikuti coding bootcamp di Impact Byte dan mengembangkan ilmunya di tanah baru. Kini mereka telah lulus dan menjadi alumni di angkatan Amazing Ancalagon.

Arsyad sejak kecil memang menyukai dunia game dan pemrograman. Sesuatu yang rumit, ketika berhasil dipecahkan menurutnya merupakan suatu kebanggaan tersendiri.

“Saya kemudian sekolah di SMK jurusan rekayasa perangkat lunak. Ketika lulus, saya juga ambil kuliah IT”, katanya.

Kemudian, mengetahui Impact Byte sedang membuka pendaftaran untuk kelas baru, dia memutuskan ke Jakarta untuk mengikuti coding bootcamp selama dua bulan dan melepas kuliahnya di Malang. Menurutnya, hal tersebut bahkan didukung oleh orang tuanya.

“Kata ayah saya, kesempatan tidak datang dua kali”, katanya menirukan kalimat ayahnya.

Kecintaannya pada dunia programming, terutama pengembangan front-end, membuatnya menikmati coding bootcamp di Impact Byte, meskipun materi yang diberikan intense dan jangka waktu belajarnya singkat.

Berbeda dengan Arsyad, Gatot merupakan lulusan dari SMK dengan jurusan teknik komputer dan jaringan. Jurusan tersebut minim kegiatan ngoding dan berfokus ke jaringan komputer. Gatot mulai tertarik dengan dunia ngoding saat berkuliah di teknik elektro di sebuah politeknik di Malang.

“Waktu itu saya ikut workshop. Lalu saya mulai hardware programming. Saya senang belajar hardware programming, ketika saya koding, langsung terlihat perubahan di alatnya, bergerak-bergerak dan lainnya”, jelasnya.

Setelah lulus kuliah, dia mengikuti beberapa pelatihan cyber security di Bandung, lalu tepat setelahnya dia kemudian melanjutkan belajar di coding bootcamp Impact Byte. Sejak kuliah, Gatot memang ingin sekali ikut coding bootcamp. Padahal diakuinya sendiri, dunia coding cukup berbeda dengan bidang-bidang yang selama ini dia geluti sebelumnya.

“Saya orangnya memang senang belajar, dan bukannya apa, tapi rasanya cepat (mengerti) juga,” kata Gatot.

Lalu, bagaimana cara Gatot belajar hal baru seperti coding ini?

“Buat saya, kehadiran mentor sudah cukup. Ya harus ada sentuhan awal untuk mulai belajar coding dari nol. Jadi saya tiap pulang, setelah dari bootcamp, belajar yang lebih advance lagi. Pokoknya tiap hari ada lah waktu untuk baca, minimal. Waktu yang paling tepat itu habis maghrib dan setelah shubuh”, jelasnya.

Baik Arsyad dan Gatot sama-sama memiliki semangat belajar yang tinggi dan konsisten. Mereka memiliki motivasi untuk mengembangkan ilmu mereka seluas-luasnya.

“Yang paling sulit itu memang memulai. Kalau sudah tahu startnya, lari sekencang-kencangnya. Hajar saja”, pesan Gatot.

“Buat saya, ketika ada orang lain yang menggunakan hasil kerja saya, lalu mereka senang dengan hasil kerja tersebut, itu merupakan kebanggaan dan bikin saya bahagia banget”, jelas Arsyad.

Wah, keren banget ya antusias mereka untuk belajar! Semangat seperti itu memang harus ditanamkan kalau mau belajar ngoding, soalnya dunia programming itu selalu berkembang, jadi harus selalu siap belajar stack dan bahasa yang baru supaya selalu up to date dengan perkembangan zaman.

Kurikulum belajar di Impact Byte sendiri juga sedang dalam proses pembaruan yang lebih disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini. Yuk, lihat informasinya lebih lanjut di http://impactbyte.com!

--

--