Yuk Kenalan Sama Ada Lovelace, Programmer Perempuan Abad 19!
Kemajuan teknologi saat ini sangat terasa perubahannya. Sampai setidaknya lima tahun lalu, fenomena ojek online belum terlalu mendisrupsi kegiatan sehari-hari. Kini, bahkan dua perusahaan besar ojek online di Indonesia semakin berkembang merambah berbagai sektor seperti jasa pengantaran dan finansial.
Kemajuan yang pesat sangat berkaitan dengan sistem yang dimulai dari deret-deret kode sederhana lalu semakin dimodernisasi setiap saat oleh para programmer hingga saat ini. Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana deret-deret kode tersebut awalnya dibuat?
Sekitar abad 18–19 M, kode pada program yang kita kenal saat ini mulai dicatat dalam sejarah, bersamaan dengan ditemukannya mesin differensial untuk perhitungan. Menariknya, kode yang dibentuk dari beberapa algoritma tersebut ditulis oleh seorang perempuan di abad dimana masyarakat belum terlalu mementingkan pendidikan perempuan.
Augusta Ada Byron (1815–1852), atau yang lebih dikenal dengan nama Ada Lovelace setelah menikah dengan seorang Earl Lovelace, adalah anak perempuan yang cerdas dan memiliki minat terhadap matematika, sains dan puisi. Ada semasa kecil diajar oleh astronom perempuan sekaligus matematikawan asal Skotlandia, Mary Somerville.
Minatnya terhadap angka dan bahasa membuatnya sangat mengagumi mesin differensial saat itu yang dibuat oleh Charles Babbage atau sang bapak komputer dunia. Ada ketika itu diminta oleh Babbage untuk menerjemahkan literaturnya berjudul Analytical Engine dari bahasa Perancis ke dalam bahasa Inggris. Tak hanya menerjemahkan, Ada juga ikut menuliskan gagasannya.
Seperti yang dikutip dalam buku “The Innovators” karya Walter Isaacson, Ada berpendapat bahwa Analytical Engine dapat melakukan perhitungan lebih rumit daripada mesin diferensial sebelumnya, bahkan bisa lebih dari sekedar menghitung. Dia juga menyadari bahwa mesin diferensial Babbage bahkan bisa melakukan pekerjaan lebih di luar angka-angka melalui digit-digit pada gigi roda mesin.
Pada artikel terjemahannya, dia menambahkan gagasannya mengenai metode kalkulasi bilangan Bernoulli (bilangan berupa pangkat tetap deret tak hingga) berupa satu set instruksi berupa algoritma yang merupakan cikal bakal kode pemrograman komputer saat ini. Selain itu, Ada menuliskan idenya mengenai metode perulangan serangkaian instruksi atau looping yang juga merupakan dasar kerja pemrograman komputer saat ini.
Proses looping pada mesin tersebut melibatkan 75 kartu berlubang untuk menghitung satu bilangan, lalu hasilnya dimasukkan kembali ke proses tersebut untuk dihitung kembali, begitu seterusnya. Babbage bahkan menjulukinya “Penyihir Bilangan”.
Karya Ada dan Babbage ini, baru diperkenalkan kepada dunia pada 1953, melalui buku berjudul “Faster Than Thought: A Symposium in Digital Computing Machines” karya BV Bowden. Pada 1980, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menamai bahasa pemrograman baru tingkat tinggi berorientasi objek mereka dengan nama “Ada”.