Menangani Kompleksitas Pengembangan dengan Cynefin Framework

Ardi
Impruvia
Published in
2 min readJun 29, 2023
Photo by Brett Jordan on Unsplash

Saat mengerjakan produk, apakah pengembangan kamu sering berjalan lancar? Atau apakah kamu menemui banyak hal tidak terduga yang terjadi di tengah-tengah pengembangan (misalnya requirements-nya berkembang atau berubah)? Atau pernahkah kamu menghadapi situasi dimana pengembangan produk “kebakaran”? “Kebakaran” di sini maksudnya terjadi suatu insiden yang menyebabkan situasi menjadi kacau dan membingungkan sehingga butuh tindakan segera untuk meredam kekacauan tersebut.

Situasi di atas menggambarkan kompleksitas pengembangan. Untuk memahami tingkat kompleksitas pengembangan produk dan membantu kita menemukan solusi di situasi tersebut, kita dapat menggunakan sebuah kerangka kerja konseptual bernama Cynefin Framework. Cynefin Framework menyediakan empat buah area untuk memahami di situasi mana kita berada, lalu mengambil tindakan yang sesuai dengan situasi tersebut.

Tabel 1. Cynefin Framework

Saat kita berada di area Simple, segala sesuatunya terlihat dengan jelas. Solusi mudah disusun dengan prediktabilitas yang tinggi saat masalah dikategorikan secara tepat. Praktik yang sudah teruji (best practice) atau aturan (rules) membantu kita menyelesaikan masalah di area ini.

Area Complicated memberikan kita situasi yang lebih sulit. Kabar baiknya adalah kepastian di area ini masih lebih besar daripada ketidakpastiannya. Analisis dan keahlian dibutuhkan dalam area ini. Untuk menyusun solusi, kita memerlukan analisis yang mendalam terhadap masalah. Solusi yang kita temukan dapat lebih dari satu. Praktik yang sesuai (good practice) berdasarkan hasil analisis membantu kita menyelesaikan masalah di area ini.

Di area Complex, segala sesuatunya makin tidak pasti. Kita tidak dapat memastikan apakah solusi yang dipilih akan berhasil meskipun sudah melalui proses analisis dan penerapan keahlian yang memadai. Ketidakpastiannya lebih besar dibandingkan kepastiannya. Praktik berdasarkan pengalaman (emerging practice) membantu kita di area ini. Kita baru akan mengetahui sesuatu berhasil atau tidak setelah kita melakukan tindakan tertentu. Dari hasil yang didapatkan, kita memikirkan dan menganalisis apa yang membawa kita ke hasil tersebut. Kemudian kita merespon hasil tersebut untuk mengambil tindakan berikutnya dalam menyelesaikan masalah.

Saat situasinya kacau, membingungkan, serba tidak teratur, dan terasa begitu mendesak, kita sedang berada di area Chaotic. Analisis tidak banyak membantu saat kita berada di area ini. Praktik yang baru, berbeda, dan terasa aneh (novel practice) membantu kita dalam area ini. Yang paling penting di situasi chaos adalah bertindak sesegera mungkin untuk meminimalkan risiko terhadap masalah yang terjadi dan membuat situasi lebih stabil.

Membangun produk secara umum dinilai berada di area Complex. Berdasarkan pengalaman kamu, di area manakah situasi pengembangan produk yang pernah kamu hadapi?

--

--

Ardi
Impruvia

Sharing my learning and experience in product management and software process like Scrum. Sometimes inspiration from life