Mencari Teduh dari yang Tumbuh

Indeks Team
Indeks
Published in
3 min readMar 7, 2021

Pandemik di tahun 2020 ini benar-benar mengubah tak hanya hubungan manusia dengan manusia lainnya, namun juga dengan makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan. Di saat manusia dihadapkan dengan aturan menjaga jarak fisik satu sama lain, hubungan antara manusia dengan tanaman justru kian dekat. Berkebun dan merawat tanaman rumahan saat ini menjadi pilihan banyak orang sebagai cara melepas stress dan menjauhkan rasa jenuh lantaran harus beraktivitas di dalam rumah sepanjang hari selama berbulan-bulan.

Dua musisi elektronik asal Bandung, Anggung Suherman (Angkuy) dan Ryan Adzani (Nobie) yang tergabung dalam grup duo Bottlesmoker menemukan cara yang lebih unik dibandingkan kebanyakan orang dalam berinteraksi dengan tanaman di dalam rumah. Angkuy dan Nobie yang juga dikenal sebagai produser, komponis score film, dan sound designer ini melakukan sebuah eksperimen kreatif dimana tanaman-tanaman rumah dapat dirangsang untuk menghasilkan bebunyian yang dapat diharmonisasikan menjadi musik meditatif. Bottlesmoker mempresentasikan hasilnya dalam sebuah acara presentasi karya bertajuk “Tanaman, Bebunyian, dan Meditasi” yang disiarkan melalui Instagram TV (IGTV) akun Goethe Institut Bandung (@goetheinstitut_bandung) selama satu jam pada 10 Oktober lalu, sebagai bagian dari segmen “Agenda Seniman (AMAN)” Goethe Institut.

Sebelum mendemonstrasikan karya, Bottlesmoker membuka sesi dengan menjelaskan konsep musik dan apa yang melatarbelakanginya. “Kami merespon pandemik Covid-19 yang cukup menguji mental karena harus diam di rumah. Semua kegiatan khususnya di pertunjukan musik di-stop, akhirnya kita mencari titik meditasi…. salah satu yang bisa dieksplor adalah tanaman,” papar Nobie. Di dalam ruangan yang menjadi bagian dari studio mereka, Angkuy dan Nobie berdiri mengapit sebuah meja yang menopang setidaknya 5–6 buah tanaman beraneka jenis di dalam pot, sebuah synthesizer, dan sebuah kotak hitam yang mereka sebut sebagai kotak “translator”. “Boks translator ini menggunakan Arduino, untuk mentranslate biodata tanaman menjadi scale atau not atau MIDI file,” terang Nobie. Pemilihan tetumbuhan yang digunakan sebagai instrumen musik sendiri dibatasi pada tanaman rumahan yang ada di studio Bottlesmoker, lantaran mereka berdua berinteraksi dengan tanaman-tanaman tersebut setiap harinya sehingga merasa lebih “familiar”.

Ada 3 skema penciptaan musik tanaman yang dipresentasikan oleh Bottlesmoker pada malam itu. Skema pertama adalah menempelkan modul sensor EKG atau pengukur aktivitas listrik jantung, ke daun tanaman, yang akan mengirimkan hambatan listrik. Hambatan-hambatan yang mereka sebut sebagai “biodata” tanaman tersebut kemudian diterjemahkan oleh kotak translator menjadi sebuah MIDI file yang kemudian dimainkan oleh synthesizer. Jadi, alih-alih kita yang memijit tuts di synthesizer untuk menciptakan musik, tanaman-lah yang memainkan synthesizer. Sementara di skema kedua, dengan routing yang sama, Nobie dan Angkuy menancapkan kabel penghantar ke permukaan tanah tanaman sebagai cara untuk mendapatkan biodata tanaman. Di skema terakhir, sang seniman harus memainkan peran lebih aktif lantaran tanaman berperan menjadi instrumen, dimana cara memainkannya adalah dengan menyentuh tanaman untuk mendapatkan bunyi.

Bunyi yang dihasilkan dari masing-masing skema terdengar berbeda-beda namun kesemuanya memiliki pola acak, yang kemudian diharmonisasikan oleh Bottlesmoker menjadi sebuah persembahan musik meditasi selama kurang lebih 15 menit. Kedua musisi memandang bahwa elemen repetitif dalam not-not yang dihasilkan oleh tanaman sangat mewakili elemen meditasi. Mendengarkan musik yang tersaji dengan mata terpejam dan tubuh rileks memang terasa seperti mendengarkan harmonisasi bunyi binaural yang belakangan ini populer digunakan sebagai terapi untuk kerja otak. Di sela-sela pertunjukan, terlihat Angkuy sesekali membasahi tanaman-tanaman dengan air bening. Menurut sang seniman, penting untuk menjaga tingkat hidrasi tanaman, karena intensitas bunyi yang dihasilkan bergantung pada proses penyerapan air dan udara oleh tanaman itu sendiri.

Di sesi akhir streaming setelah demonstrasi usai, Nobie dan Angkuy membuka sesi tanya jawab. Beberapa pirsawan yang masih penasaran mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait proses yang dilewati untuk bisa mendapatkan bunyi tanaman, yang kemudian dijawab dengan sama antusiasnya oleh kedua seniman. Sebagai penutup, Bottlesmoker mempersilakan bagi siapa saja yang bekerja atau berminat di bidang sains untuk mengadakan penelitian ilmiah terkait karya eksperimental bebunyian tanaman yang baru saja mereka sajikan.

Oleh Dike Trivinggar (30.10.2020)

--

--