People Management: Cerita Versi Kita

Sedikit cerita tentang saya dengan 4 teman baru, melewati siang dan malam yang penuh commit failed, keluhan ingin tidur dan terlalu banyak tertawa.

Faraya Agatha
PsychoTeam
4 min readJun 1, 2019

--

Dalam membentuk tim untuk PPL di awal februari lalu, saya membuat keputusan yang cukup berisiko bagi hasil akhir saya di mata kuliah ini. Yaitu mencoba memasuki sebuah circle pertemanan baru untuk bekerja sebagai tim. Kenapa begitu?

Sebenarnya tim untuk proyek PPL ditentukan sendiri-sendiri oleh masing-masing mahasiswa (dalam arti lain bebas membentuk tim sendiri). Saya dan teman-teman dekat saya membentuk tim kami sendiri, sayangnya kami hanya bertiga. Jadi kami harus mencari 3 anggota lain. Namun sampai mendekati masuk semester 6, tim kami belum juga mencari orang. Singkat cerita, dengan berat hati tim saya memutuskan untuk berpencar. Dan saya mencoba bergabung dengan tim yang terdiri dari Alya, Hanif, Naima, dan Nafy.

Kenapa saya memilih tim mereka? Hanya Tuhan yang tahu wkwk. Sebelumnya saya tau mereka adalah teman satu circle dan saya bahkan tidak dekat dengan salah satu apalagi mereka semua. Karena itu keputusan mencoba join tim ini adalah keputusan yang gambling. But it turn out to be good memories. Dan saya senang mereka menerima saya ketika saya ingin bergabung.

Bagaimana cara saya berteman?

Melalui proyek PPL ini, saya belajar banyak ketika berada dalam tim yang benar-benar baru. Di awal proyek PPL saya lebih banyak mengobservasi situasi dan sifat tim saya, karena saya tidak mengenal sifat mereka sama sekali tapi saya harus selaras dengan mereka untuk membentuk tim yang baik. Saya mencoba lebih sering menjadi pendengar agar bisa mengerti mereka, kemudian mulai mencoba memberi pendapat dan ikut serta dalam menentukan hal-hal kecil. Setelah memahami sifat mereka sedikit demi sedikit saya mulai bisa se-irama dengan mereka. Lambat laun jokes dan cara kerja kami cukup seimbang.

Di awal proyek PPL, tim kami banyak tertawa dan saya suka dengan atmosfer yang terbentuk. Lalu saat di pertengahan kami mulai serius walaupun tetap tidak ada hari tanpa tertawa. Selama proses itu saya mencoba memahami kebiasaan mereka.

Beberapa kebiasaan yang saya ingat : Alya dan Nafy yang jadi suka marah saat mendekati sprint review, Hanif yang sering diam karena tahu kalau banyak omong Alya dan Nafy bisa nge-gas wkwk, Naima yang selalu minta istirahat 5 menit buat main hp kalau lelah ngoding, Alya Nafy Hanif yang sering main game bareng, dan kami semua yang ternyata candu mahe(makaroni ngehe) HAHA.

Apa yang bagus dari tim ini?

Mereka sangat supportive, kami saling bertanya keadaan masing-masing, sering menawarkan bantuan ketika diperlukan, selalu terbuka dan menghargai perbedaan pendapat, selalu mencoba mengerti satu sama lain, dan lelucon kami berada di frekuensi yang sama.

Mereka di mata saya

Setelah bersama-sama berjuang selama 3 bulan, ini lah mereka di mata saya :

Alya. Awalnya dia terlihat ‘galak’ bagi saya, tapi setelah kenal saya bahkan bisa membuat dia tertawa dan menertawakan kekonyolan dia. Sebutan lain dia di tim adalah ‘Nyai’, karena saya merasa dia merangkul kita semua (uwu) tapi tetap ada juga feel galak nya hahaha intinya dia peduli terhadap tim. Best moment Alya selama proyek PPL adalah ketika dia salah mengenali saya saat masuk lab 1105 HAHAHA (Mohon maaf pak kalau tidak mengerti, ini inside jokes).

Hanif. Pendiam dan bicara seperlunya. Tapi ternyata dia pendiam karena mengerti situasi wkwk. Best moment Hanif selama proyek PPL hmm tidak ada sepertinya, tapi yang saya ingat dia bilang ‘aneh lu far’ saat kami lagi mengerjakan fitur bersama. Saya anggap itu tanda bahwa hanif sudah lumayan nyaman mengobrol dengan saya. (ps: bukan berarti saya setuju dibilang aneh ya nif).

Naima. Baik sejak awal ketemu, tapi sampai akhir kah baiknya? wkwk iya dong. Naima ini hustler tim yang tawa nya menular. Lucu kalau lagi ketawa geli dan selalu tertawa terhadap lucuan garing saya. Selalu menemani saya ketika semua (actually hanya Alya dan Nafy) lagi di mode ‘touch me and i’ll kill you’ saat menjelang sprint review. Dia sangat membantu pekerjaan hacker ( ps: Thanks nai!). Best moment Naima adalah ketika pitching dia jatuh terduduk di depan wkwkwk.

Nafy. Dia adalah Hacker tim bersama saya. Awalnya dia terlihat dingin terhadap saya, tapi ternyata bisa kompak ngelucu bareng saya. Dia galak kalau sama saya :( tapi juga satu frekuensi kalau tentang bercanda. Best moment Nafy adalah ketika saya tanpa sengaja jadi menemani dia yang lagi sakit di rumah nya (dia jadi ga galak pas sakit hehe), selain itu saya seneng sebenernya ketika ngelucu dan bercanda ada dia yang ngerti lucuan saya wkwk.

Sebuah ucapan dengan makna untuk kalian

Menurut saya hal yang paling saya syukuri berada di tim ini adalah saya merasa bahwa saya bukan satu-satunya orang yang mencoba berteman dengan mereka, tapi mereka juga mencoba berteman dengan saya. Hal ini sangat membantu saya dan saya merasa lebih tenang. it’s nice to know that you are not the only one right? Terima kasih teman-teman :)

Sekian cerita tentang proses pertemanan saya dengan tim. Terima kasih.

ps : saya berhasil menjadi teman kalian kan al, nif, nai, naf? :)

us ♥

--

--