Kanuragan Teknologi
Sebagai kuli digital, saya sering membaca wacana-wacana yang disajikan oleh berbagai programmer di dunia maya, mulai dari yang maqomnya masih syariat sampai yang haqiqat. Saya sendiri masih level syariat bahkan barusan kemarin syahadat itupun juga masih tergagap. Saat berdiskusi dengan programmer yang maqomnya sudah sampai ma’rifat banyak plonga-plongo, tapi alhamdulillah seringnya bertemu dengan yang memiliki rasa berbagi yang tinggi.
Pernah suatu kali masuk dalam diskusi dengan para programmer yang maqomnya sudah tinggi. Disana ada bahasan yang menggelitik, ada yang mengusulkan kalau software engineering itu tidak ada yang ada itu illusion engineering. Setelah direnungi sepertinya ada benarnya juga ungkapan tersebut.
Dalam dunia teknologi informasi semua yang direkayasa sebenarnya hanya benda maya, tidak ada yang bisa dipegang secara fisik. Jadi bisa dikatakan dunia teknologi informasi adalah dunia yang berurusan dengan alam gaib. Kalau zaman dulu yang dianggap sakti adalah orang-orang dengan keilmuan kanuragan dan perangkat-perangkatnya. Sekarang kesaktian kanuragan bertransformasi dalam media teknologi.
Sebagaimana berbagai hal yang ada di dunia semua hal tergantung dari yang menggunakan. Seperti pisau tajam bisa digunakan untuk memasak atau membunuh. Berbagai keilmuan yang ada juga sama, tergantung yang menyandang. Keilmuan yang digunakan untuk kebatilan biasa dikategorikan dalam ilmu hitam dan yang diperuntukkan kebaikan masuk dalam ilmu putih. Seseorang bisa memilih mendalami ilmu untuk “nyantet” server dalam jaringan atau “nyuwuk” virus yang bersemayam dan mengganggu. Semua ini adalah pilihan dari si penuntut ilmu.
Dalam menuntut ilmu seperti itu sekarang ini juga sangat bebas, berbagai padepokan telah berdiri mulai dalam bentuk fisik yang kita bisa hadir hingga yang seperti zaman dulu belajar lewat batin yang sambungkan, sekarang sambungan lewat jaringan.
Lalu disini intinya apa? entah saya juga tidak tahu, saya hanya sedikit meracau untuk sedikit membongkar kebuntuan otak karena wirid saya yang dari tadi ditolak oleh compiler.