Menyikapi Informasi

Indra Lukmana
Indra Lukmana
Published in
1 min readOct 30, 2015

Saat ini berbagai fasilitas komunikasi informasi telah bermunculan dalam bentuk media sosial, messenger, blog, dll. Berbagi informasi saat ini menjadi hal yang lumrah dilakukan melalui perangkat-perangkat tersebut.Semua orang tanpa terkecuali dapat menyampaikan pendapatnya dengan bebas. Hal ini menjadi hal positif saat informasi yang disampaikan memberi kemanfaatan kepada orang lain. Akan tetapi menjadi negatif saat pendapatnya menyalahi norma susila serta menyimpang dari semangat pancasila.

Yang memperihatinkan masyarakat kita saat ini sebagian besar masih belum mampu menyikapi informasi secara bijak. Seringkali, asalkan sebuah pendapat disampaikan oleh orang yang terkenal maka dijadikan sebuah pegangan informasi, padahal belum tentu yang disampaikan adalah kebenaran.

Sehingga sampai muncul sebuah ungkapan sindiran, ‘maha benar si itu dengan segala statusnya’. Semoga kita tidak termasuk yang membuat ungkapan tersebut menjadi kenyataan.

Untuk saya sendiri, dalam menyikapi informasi sebenarnya juga masih belum paripurna dalam memahami. Terkadang ada bias dalam memahami suatu informasi. Saat orang yang menyampaikan dahulu-dahulu sering menyampaikan hal yang tidak saya suka maka ada bias ketidak-sukaan dalam diri saya. Padahal terkadang pada saat benar-benar memikirkan akan ada saja hikmah yang bisa diambil. Paling rendahnya adalah agar tidak meniru kekeliruan saat orang lain itu keliru.

Seyogyanya kita menjadikan adagium dari sohabat Ali bin abi thalib, “undhur maa qoola wa laa tandhur man qoola” sebagai acuan dalam mengolah informasi. Dengan memproses apa yang dikatakan dan bukan menjadikan siapa yang mengatakan sebagai dasar untuk berpikir.

--

--