Percuma Kagum

Indra Lukmana
Indra Lukmana
Published in
1 min readMar 21, 2016

Banyak tokoh yang memiliki pengaruh besar. Capaian-capaian mereka terkadang menyilaukan mata. Seringkali saya memiliki kekaguman terhadap mereka. Tapi akhir-akhir ini muncul sebuah tali fikir, percuma kagum terhadap mereka.

Kekaguman saja tidak memberi nilai tambahan apa-apa pada diri kita. Berbeda bila kekaguman itu kita barengi dengan peningkatan sikap, pemikiran, atau kinerja kita. Kekaguman ini tidak akan berhenti dan mati, tetapi menjadi inspirasi.

Tokoh-tokoh besar itu juga tidak butuh kekaguman kita. Ucapan “wah kereeeen banget karya …”, “si fulan hebat bisa ….”, dan berbagai variasi kekaguman itu hanya seperti angin lalu yang tidak berarti bila tidak dibarengi dengan refleksi diri.

Mungkin kita bisa memberikan apresiasi. Tapi untuk saya sendiri apresiasi lebih tepat bila disampaikan kepada yang bersangkutan, tentu tidak lupa dengan iringan doa. Mungkin misalnya “wah keren @fulan semoga karyanya terus memberikan manfaat” atau sejenisnya. Bukan hanya gumaman kosong yang tidak berdaya.

Mungkin apresiasi yang paling tinggi adalah saat kita bersedia dengan setulus hati kepada sang pengatur kehidupan ini untuk memberikan kebaikan kepada sang pemberi inspirasi. Mungkin itu lebih bermakna dan berharga dari sekedar kekaguman belaka.

Semoga saja kita bisa menerima dan menerjemahkan berbagai inspirasi yang kita temui dalam berbagai bentuk di kehidupan ini. Memetik berbagai pelajaran yang ada lalu meningkatkan kualitas diri agar menjadi pribadi yang bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain walaupun hanya sebiji sawi.

--

--