Inayah Wahid berbagi cerita soal 65

Febriana Firdaus
INGAT 65
Published in
2 min readFeb 22, 2018

--

Sumber: Instagram Inayah Wahid

Tiap sore tanggal 30 September, Inayah pasti ketakutan. Dia dan kakak-kakaknya akan menyewa piringan hitam video alias laser disk dan memutarnya untuk menangkal terror di televisi: Pemutaran massal film Pengkhianatan G30S/PKI.

Inayah Wulandari Wahid, aktris teater, presenter, pegiat pemuda dan perdamaian, serta putri bungsu presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur berbagi pengalamannya tentang peristiwa 1965.

Ia mengatakan, satu sumber saja tidak membuatnya puas belajar tentang sejarah paling gelap di republik ini. Apalagi cuma dari film G30S-PKI yang dulu wajib ditonton anak-anak seusianya. Ia cuma tak ingin ikut-ikutan terjebak stigma PKI.

Ia kemudian memutuskan untuk bertemu dengan korban-korban persekusi politik di tahun 1965 dan mendengarkan versi alternatif dari mereka. Selain itu, ia juga membaca buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer.

Satu hal yang ia dapatkan dari proses belajarnya itu: Stigma PKI telah mendatangkan kesengsaraan dan ketidakadilan.

Sebagai generasi muda pada saat itu, ia bertekad untuk memutus rantai stigma tersebut dan mewujudkan keadilan buat korban.

Pengalaman Inayah ini merupakan cermin bagaimana seseorang pada akhirnya berhasil memproses informasi dengan mempertimbangkan fakta-fakta tandingan lainnya. Pram menyebutnya sebagai ‘adil sejak dalam pikiran’.

Bertolak belakang dengan kondisi saat ini, bisa disebut kemunduran, banyak berita hoaks beredar dan sayangnya masyarakat kita tanpa pikir panjang percaya dengan kabar bohong tersebut. Seperti sebuah video latihan partai Komunis di Filipina yang viral memakai logo Ingat65.

Pada akhirnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur sigap dan menyatakan bahwa video itu hoaks. Tim Ingat65 mengucapkan terima kasih kepada Polda yang telah mengklarifikasi hal ini.

Untuk itu, kamu perlu simak perbincangan redaksi Ingat65 bersama Inayah Wulandari Wahid. Ada tips dari Inayah bagaimana agar kita tidak terburu-burut mempercayai berita dari satu sumber saja.

Kami yakin setiap dari kamu punya proses yang berbeda-beda untuk memahami peristiwa Ingat65. Paling tidak, jangan sampai termakan berita hoaks.

Salam,

Tim Podcast Ingat65

Catatan kaki: Dalam wawancara ini disebut pencabutan TAP MPRS tentang Marxisme di masa Gus Dur. Ralat dari kami, Gus Dur menginginkan TAP tersebut dicabut, namun hingga hari ini peraturan itu masih berlaku.

--

--

Febriana Firdaus
INGAT 65

Independent Investigative Journalist and documentary filmmaker.