Kenapa kamu perlu peduli dengan tragedi 65

… dan bergabung dengan Ingat65

Ingat65
INGAT 65
3 min readJul 23, 2017

--

Untuk yang tertarik menjadi relawan, Ingat65 sedang membuka “call for volunteers”

Kami di Ingat65 merasa isu ini sangat relevan meskipun kejadian buruk ini terjadi lebih dari setengah abad yang lalu.

Coba pertimbangkan ini: Lebih dari satu juta orang yang dianggap PKI atau kelompok kiri lainnya dibantai, hilang, diperkosa, ditahan tanpa pengadilan, dipaksa menjadi eksil. Pengekangan kebebasan korban 1965 diturunkan juga ke generasi-generasi berikutnya. Dan lebih luasnya, kemampuan dan kebebasan masyarakat untuk berpolitik dikekang.

Hasilnya, selama 30-an tahun masa Orde Baru, masyarakat tidak punya kuasa mengkritik atau memastikan penguasa membuat kebijakan negara yang berpihak pada mereka.

Kalau kamu bertanya-tanya kenapa kualitas pendidikan kita kalah dari negara-negara lain dan mencari pekerjaan sulit; kenapa pelayanan kesehatan kita tidak memadai; kenapa birokrasi di Indonesia tidak efisien; kenapa korupsi merajalela; kenapa kesenjangan sosial begitu dalam, itu karena selama Orde Baru penguasa tidak perlu bekerja terlalu serius dan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang bagus untuk mempertahankan kekuasaannya. Asal kroninya senang, maka ia aman.

Politik di Indonesia masih mewarisi sistem seperti itu. Para elit politik dan militer yang diuntungkan oleh penghancuran kelompok kiri di 1965 menguasai panggung.

Presiden Joko Widodo yang dalam kampanye presidennya menjanjikan keadilan bagi korban 1965 dan korban kejahatan HAM masa lalu lainnya belakangan mengulang kembali bahasa anti-PKI gaya Orde Baru yang secara tidak langsung menguatkan stigma dan ketakutan terhadap korban 1965 dan kelompok yang berjuang untuk keadilan mereka.

Untuk isu 1965, bangsa ini memang masih terbelah. Ada yang berpihak pada korban 1965, tapi sepertinya lebih banyak lagi yang masih percaya ada bahaya laten komunisme di Indonesia dan banyak juga yang tidak merasa isu ini relevan bagi mereka.

Tapi coba gali lebih dalam di sekitarmu. Apa yang diingat orangtuamu, kakek nenekmu atau sesepuh lain disekitarmu tentang masa itu? Coba baca laporan soal 1965 yang dikeluarkan oleh Komnas HAM, penelitian dari Saskia Wieringa soal fitnah terhadap Gerwani? Kemudian silakan pikirkan apa makna keengganan pemerintah untuk mengungkap kebenaran dan mengakui tragedi ini bagi bangsa kita?

Untuk kamu yang merasa resah setelah mengetahui bahwa ratusan ribu orang yang tak bersalah menjadi korban tapi merasa tak punya kuasa untuk membuat perubahan, kami pun awalnya demikian.

Kami juga mengamati sekeras apapun jeritan kelompok aktivis dan penyintas agar pemerintah meminta maaf pada korban, pemerintah tetap bergeming. Apa yang bisa kami lakukan?

Mungkin perlu lebih banyak anak muda yang bercerita bahwa isu ini penting bagi mereka. Mungkin perlu lebih banyak anak muda yang terbuka mengatakan bahwa propaganda era Orde Baru tidak mempan lagi untuk mengelabui mereka.

Ingat65 mencoba memberi tempat bagi generasi kedua, ketiga, dan mungkin seterusnya keempat untuk melihat dampak dari tragedi 65 di keluarga dan komunitasnya. Mungkin satu per satu cerita bisa menjadi lagu merdu yang menyentuh hati para penguasa.

Untuk yang tertarik menjadi relawan, Ingat65 sedang membuka “call for volunteers”. Silakan cek tautan-tautan ini bila tertarik menjadi associate editor, sound editor, ilustrator, partnership officer, dan asisten komite penerbitan buku untuk lebih lengkapnya.

--

--