Pengalaman Ingat65 Menjadi Korban Hoax dan Cyber Harrasment

Prodita K. Sabarini
INGAT 65
Published in
3 min readSep 19, 2017

Detak jantung menghentak dada, ketika menerima foto yang masuk ke aplikasi WhatsApp saya. Foto-foto selfie Ingat65 dengan simbol tangan kanan mengacungkan jempol dan tangan kiri semua jari terbuka, dijadikan collage. Di atasnya ada kata AWAS…!!! dengan warna merah dengan lining kuning, diteruskan dengan Kode Jari PKI dan simbol enam lima yang dimodifikasi oleh si pembuat foto ini menjadi cap darah.

Kami memodifikasi gambar hoax yang beredar. Simbol Ingat65 sesungguhnya melambangkan apresiasi untuk keterbukaan dan partisipasi dalam upaya mengingat sejarah 1965

Sebelumnya juga, beberapa relawan kami di Ingat65 mengalami cyber harrasment. Ada akun media sosial yang menandai relawan kami Febriana Firdaus, seorang wartawan penuh rasa berani yang karyanya ada di Tempo hingga Time dan selalu menulis dengan hati mengenai kelompok-kelompok yang hak asasinya dilanggar. Ia adalah penerima penghargaan Oktavianus Pogau untuk keberanian dalam jurnalisme dari Yayasan Pantau. Akun media sosial tersebut menyebutnya anak PKI dan menyebarkan cap itu di dunia media sosial.

Pada tahun 1965–1966 di Indonesia cap PKI laiknya bintang David bagi orang Yahudi di masa Nazi Jerman. Ratusan ribu orang dibunuh karena dituduh PKI. Sepanjang rezim Orde Baru, cap itu berhasil mendiskriminasi ratusan ribu warga negara Indonesia dan menekan keluarga korban untuk terus menderita dalam kesenyapan. Keluarga-keluarga dipaksa menyimpan rahasia. Keturunan korban dijejali propaganda dari film Pengkhianatan G30S/PKI, dibuat membenci orang tuanya sendiri. Dan Orde Baru terus menakut-nakuti generasi muda mengenai bahaya PKI hanya untuk legitimasi kekuasaannya sendiri.

Pada 2017, cap itu sama mengerikannya. Ada stigma yang melekat pada label PKI. Belum lama ini Presiden Joko Widodo, yang berhasil naik ke puncak pimpinan negara berkat suara kami dan suara-suara masyarakat sipil yang memimpikan demokrasi, menggunakan retorika Orde Baru dengan pernyataannya menggebuk PKI. Pihak-pihak yang mencap individu dan organisasi tertentu sebagai PKI dengan sengaja ingin membahayakan keselamatan mereka yang menjadi sasaran.

Bagaimana rasanya menjadi korban cyber harrassment dan fitnah? Menakutkan. Kami menjadi merasa harus bersembunyi, karena takut dipersekusi. Ada ketakutan bahwa kami diawasi oleh aparat negara, padahal kami tahu kami tidak melakukan kesalahan apapun. Rasa aman menjadi kemewahan. Di sisi lain, kami jadi bisa lebih bersimpati dan berempati kepada mereka yang ruang kebebasan berekspresinya ditekan.

Ingat65 tidak beraliran politik tertentu. Kami hadir untuk memberi ruang bagi anak muda — siapa saja — menyuarakan pendapat mereka tentang tragedi yang terjadi di periode 1965–1966. Pada saat itu, propaganda terhadap kelompok kiri seperti PKI dan kelompok-kelompok yang terafiliasi dengannya, Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) dan pendukung Sukarno menjadi pendorong kekerasan massal. Bagaimana kejadian itu memengaruhi hidup keluarga, komunitas, masyarakat kita sampai hari ini? Apa harapan kita untuk masa depan? Sesederhana itu alasan kami ada.

Simbol Ingat65 memiliki makna yang dipenuhi semangat demokrasi dan harapan. Simbol itu melambangkan apresiasi untuk keterbukaan dan partisipasi dalam upaya mengingat sejarah 1965. Itu sama sekali bukan kode jari PKI.

Bagi yang ingin tahu lebih banyak soal Ingat65 silakan jelajahi esai-esai dari anak muda mengenai tragedi 1965. Penulis-penulis kami beragam dari cucu Mayjen TNI Anumerta Soetoyo Siswomihardjo, salah seorang jenderal yang diculik dan terbunuh pada 1 Oktober 1965, penulis ternama Eka Kurniawan, hingga komika Pandji Pragiwaksono.

Tulisan-tulisan di Ingat65 adalah kisah-kisah personal mengenai bagaimana sejarah 1965 berdampak pada keseharian kita hari ini.

Untuk yang ingin terlibat dan menyuarakan refleksi, kami terbuka menampung suara kalian. Kirim esai kalian ke cerita.ingat65@gmail.com

--

--

Prodita K. Sabarini
INGAT 65

Wartawan. Editor The Conversation Indonesia dan inisiator Ingat65.