Memilih founder dalam bisnis

Aef Setiawan
InnoCircle
Published in
2 min readSep 7, 2018

Ketika mulai membangun sebuah bisnis, kita butuh partner dalam bekerja. Apalagi jika bisnis itu sudah tidak bisa kita kerjakan sendiri. Maka kita harus mengajak teman, sodara atau siapa saja yang menurut kita cocok untuk membangun sebuah bisnis. Dalam dunia start-up, rekan membangun bisnis ini disebut founder.

Memilih founder itu tidak mudah. Jika salah kemungkinan bisnis tidak bisa berkembang, dan antara founder akhirnya memilih berpisah. Dan saya sudah pernah mengalami itu: keliru mengajak founder sebagai rekanan dalam membangun bisnis.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangun bisnis. Saya membaginya menjadi dua. Untuk tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Jangka Panjang

Untuk tujuan jangka panjang, kita tidak harus memperioritaskan orang yang sudah terampil atau hali menguasai bidang tertentu dalam bisnis. Marketing misalnya. Saran saya, ajak orang yang memiliki mimpi yang sama denganmu. Pilih orang yang sudah jelas dengan “why?” dalam dirinya sendiri.

Mereka yang sudah jelas apa “why-nya” akan bersedia membangun bisnis dikala susah dan senang. Mereka ini adalah orang yang memiliki impian yang sama denganmu. Mereka akan tahu apa yang harus dikerjakan dan dipelajari tanpa harus kamu motivasi. Singkatnya, orang tipe ini bersedia membangun bisnis berdarah-darah.

Jangka Pendek

Untuk tujuan jangka pendek, kita harus mencari orang yang tahu “how” dan “what”. Sederhananya, kita yang punya mimpi tapi mereka tahu bagaimana mewujudkannya dalam bentuk yang konkrit. Mereka ini tentu saja adalah orang yang terampil dan berpengalaman.

Saya biasanya mengajak orang tipe seperti ini untuk memotong kurva belajar. Jika saya ada project menggarap sebuah bangunan misalnya, saya akan mencari seorang mantan pemborong atau kepala tukang. Dengan bekerja dengan mereka, saya tidak perlu lagi belajar teknis-teknis pertukangan. Saya tinggal menyampaikan apa keinginan saya maka nanti mereka yang mewujudkan dalam bentuk konkrit.

Biasanya orang seperti ini tidak bisa diajak saat kondisi krisis. Karena mereka umumnya berpikir secara transaksional. Itu kalau menurut pengalaman saya sih. Tapi orang ini sangat penting untuk memotong kurva belajar tadi. Lalu apakah mereka bisa diajak jadi founder? tentu saja bisa.

Tapi biasanya, setiap orang yang tidak clear apa “why-nya” alias tidak clear mimpinya, ia akan mudah meninggalkan kita disaat keadaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.

--

--