Sambil membawa laptop, Andi berlari menghampiri Tommy sambil berteriak “Aku punya ide keren untuk halaman settings!!!”.
Tommy yang sedang membaca blog di laptop nya kaget sampai hampir terjatuh dari kursinya.
Andi dan Tommy adalah UI Designer di sebuah perusahaan teknologi. Sudah 3 tahun mereka bekerja di perusahaan tersebut.
Andi: Lihat neh Tom, design halaman settings yang barusan gua bikin.
Tommy: Oke, cukup clean. Apa spesialnya design ini?
Andi: Di halaman settings itu kan banyak user yang kebingungan, mereka sering bertanya “kira kira ini settings untuk apa ya?”, makanya gua tambahin penjelasan dibawah tiap settings. Gimana bagus gak?
Tommy: Hmmm… di halaman ini ada berapa banyak jenis settings nya?
Andi: Sekitar 18
Tommy: Kalau ada penjelasan di tiap settings nya kayak gini, halamannya jadi nya panjang banget dong.
Andi: Iya sih
Tommy: Kalau user mau nyari settings di urutan ke 15 misal nya, mereka musti scroll beberapa kali dong?.
Dan juga asumsi gua, kebanyakan user megang handphone pake tangan kanan. Jadi dengan menempatkan tombol on/off di sebelah kiri bakal cukup menyusahkan user untuk mencet tombol itu dengan jempol tangan kanan mereka.
Andi : I see, Ada ide Tom, biar user gak perlu repot scroll berkali kali , tapi tetap informatif?
Tommy: Coba kita posisikan sebagai user. Kalau kita masuk ke halaman settings, apa yang kita cari dulu? Judul tiap settings nya atau penjelasan tiap settings nya?
Andi: Judul tiap settings nya sih
Tommy: Gimana kalau kita sembunyikan penjelasannya. Lalu di tiap settings nya kita kasih link atau elemen untuk membuka penjelasannya?.
Lalu kita pindah tombol on/off nya ke sebelah kanan agar user mudah menjangkau tombolnya dengan jempol tangan kanan mereka.
Dan juga, kita bisa menghilangkan teks “Activated” dan “Off”. Asumsi gua, user sudah terbiasa dengan tombol seperti itu. Dan mereka sudah tahu kalau warna abu abu di tombol seperti itu menandakan kondisi tidak aktif.
Andi: Oke gua coba edit bentar
Andi: Gimana kalau seperti ini?
Tommy: Nah ini lebih enak!!!
