Berceritalah

Dwinawan
Insight
Published in
2 min readJun 25, 2016

Beberapa tahun yang lalu, Aku mengadakan sebuah seminar. Aku berdiri di sebuah ruangan kelas, Dipenuhi oleh para desainer user interface yang sebenarnya tidak menginginkan berada di kelas itu.

Ya… mereka berada di ruangan itu karena dipaksa hadir oleh bos mereka. Bos mereka merasa karyawan nya perlu mendapatkan ilmu baru agar bisa berkembang. Maka dari itu mereka menyuruh karyawan mereka datang ke seminar yang aku adakan.

Mengetahui fakta itu memang menyakitkan, tapi aku memberanikan diri untuk tetap melanjutkan seminar. Aku berpikiran positif, bahwa materi seminar yang aku sampaikan akan menarik perhatian mereka.

Aku memulai seminar dengan suara lantang “Halo semuanya!”. Dan… lebih dari setengah orang di ruangan itu tidak ada yang melihatku.

Mereka sibuk dengan gadget masing-masing. Bahkan ada seorang pria yang sedang membaca koran. Itu adalah momen dimana satu detik terasa seperti satu jam.

Apa yang harus aku lakukan? Tiba-tiba aku mendapatkan ide. “Aku memiliki sebuah cerita untuk kalian!” aku berkata lantang seperti itu. Dan saat aku mengatakan “cerita” semua orang langsung melihatku.

Aku tahu, aku hanya punya beberapa detik untuk bercerita sebelum perhatian mereka beralih ke gadget mereka lagi.

Segera aku mulai bercerita…..

Pada tahun 1988, Tim Angkatan Laut sedang memandangi radar di monitor komputer. Sesuatu yang tidak diketahui muncul di radar itu. Itu adalah radar yang digunakan untuk mencegah adanya serangan udara.

Mereka segera diperintah untuk menembak benda itu. Tapi mereka kebingungan. Mereka berpikir apakah benda itu adalah pesawat musuh?, apakah benda itu adalah pesawat militer?, atau mungkin benda itu adalah pesawat penerbangan komersial?.

Mereka hanya punya waktu dua menit untuk memutuskan.

Semua orang di ruangan melihatku, mendengarkan ceritaku. Semua ingin tahu kelanjutan cerita itu. Dan akhirnya aku menyelesaikan ceritaku dengan baik.

Dan sampailah aku pada kesimpulan cerita, Yaitu betapa pentingnya membuat sebuah User Interface yang mudah dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan bagi penggunanya.

Dimana kesimpulan cerita itu adalah tema dari seminar hari ini.

Akhirnya, aku bisa membuat sebuah awalan yang bagus. Setelah cerita itu, semua orang di ruangan itu sangat antusias dengan materi yang aku sampaikan.

Setelah hari itu aku selalu memulai seminar atau kelas ku dengan sebuah cerita. Ya… cerita sangat efektif untuk menarik perhatian. Tapi sebenarnya efek cerita tidak hanya menarik perhatian, Tapi cerita juga membantu orang untuk memproses informasi dengan lebih mudah.

Jadi, jika suatu hari Anda berada di situasi yang sama sepertiku. Gunakanlah kalimat ajaib ini. “Aku memiliki sebuah cerita untuk kalian

Diambil dari Buku 100 THINGS EVERY DESIGNER NEEDS TO KNOW ABOUT PEOPLE. Chapter 33: People Process Information Best in Story Form

Thanks Yehezkiel Gulo atas rekomendasi bukunya :D

--

--

Dwinawan
Dwinawan

Written by Dwinawan

Co-Founder Paperpillar • UI Designer • Love to create design exploration on dribbble.com/dwinawan • Have a question? find me on twitter.com/dwinawan_

Responses (4)