Membuat Case Study — Bagian 2: Memilih Masalah

Dwinawan
Insight
Published in
3 min readMay 14, 2020

Banyak masalah yang terjadi di sekitar kita. Coba luangkan waktu untuk ngobrol dengan orang tua, kakak, adik atau teman. Tanyakan ke mereka “Apa hal kurang menyenangkan yang mereka alami dalam 1 atau 2 bulan terakhir?”

Jika kamu belum menemukan masalah dari jawaban mereka, coba ganti pertanyaannya menjadi “Hal paling ribet atau susah yang pernah mereka alami dalam 1 bulan terakhir?”

Jika kamu belum menemukan masalah juga, coba beralih ke orang lain. Pasti kamu akan menemukan masalah yang menarik untuk dipecahkan.

Misalnya kamu bertanya ke temanmu mengenai “apa hal paling ribet atau susah yang pernah dialami”, dan mendapatkan jawaban “kesulitan mencari tempat untuk mengadakan resepsi” , Jika masalah tersebut menurutmu menarik maka lanjutkan untuk menggali informasi nya.

Detail cerita

Setelah menemukan suatu masalah, mintalah kepada orang yang memiliki masalah atau pernah mengalami masalah tersebut untuk menceritakan detailnya. Sehingga kamu akan mendapatkan cerita yang lengkap

Misalnya seperti ini….

Dulu, hal paling ribet saat mempersiapkan pernikahan adalah mencari tempat untuk acara resepsi. Karena waktu itu kami ingin resepsinya di ruang terbuka seperti taman.

Kami mulai mencari di Google, Instagram dan menanyakan ke teman teman kami. Setelah 3 hari melakukan pencarian akhirnya kami menemukan 3 tempat.

Karena kami ingin melihat seberapa luas tempatnya , informasi harga dan ketersediaan tanggal nya, maka kami memutuskan ke 3 tempat tersebut. Setelah ke 3 tempat tersebut, kami mendapatkan informasi kalau tempat pertama sudah di booking sampai akhir tahun, tempat kedua tidak cukup luas dan tempat ketiga terlalu mahal untuk disewa. Akhirnya kami harus mencari lagi.

Total waktu yang kami habiskan untuk mencari tempat resepsi adalah 3 minggu, dan itu cukup menyita waktu, karena kami harus mencari di internet, lalu mendatangi nya satu persatu hanya untuk menanyakan ketersediaan tanggal dan informasi harga nya.

Kenapa harus ada detail cerita?

Dengan mendapatkan detail cerita, kamu jadi tahu detail kesulitan nya. Dan juga kamu bisa menempatkan diri menjadi orang tersebut dan membayangkan betapa sulitnya waktu itu.

Setelah kamu mendapatkan detail cerita, kamu siap untuk melakukan analisis masalah.

Bagaimana jika tidak bisa mendapatkan detail cerita?

Maka rangkailah cerita nya sendiri dengan mengumpulkan potongan potongan cerita. Kamu bisa mengumpulkan potongan cerita dengan bertanya.

Berikut beberapa pertanyaan yang bisa membantu untuk mengumpulkan potongan cerita

  • Apa masalah atau hal paling ribet yang pernah di alami dalam 1 atau 2 bulan terakhir?
  • Kapan masalah atau hal itu terjadi?
  • Kenapa masalah atau hal itu bisa terjadi?
  • Apa yang kamu rasakan ketika masalah atau hal itu terjadi?
  • Seberapa sering masalah atau hal itu terjadi?
  • Saat masalah atau hal itu terjadi , apa solusi yang kamu lakukan saat itu?
  • Apa pertimbangan mu melakukan solusi tersebut?

Tips:
Jika kamu merasa belum puas dengan jawabannya, jangan takut untuk menanyakan “
Kenapa?” berulang ulang sampai kamu jelas dengan jawabannya dan menemukan akar permasalahannya.

Selanjutnya?

Artikel berikutnya akan membahas tentang bagaimana menganalisis masalah. Mohon ditunggu

--

--

Dwinawan
Insight

Co-Founder Paperpillar • UI Designer • Love to create design exploration on dribbble.com/dwinawan • Have a question? find me on twitter.com/dwinawan_