Ada UMR, UMP, dan UMK: Ternyata ini Perbedaan dan Cara Menghitungnya!

Inspigo
Inspigo
Published in
5 min readDec 2, 2022

Baca artikel ini, kamu auto nggak bingung lagi seputar upah minimum

Akhir-akhir ini tuntutan deadline yang banyak bikin kamu merasa cemas berlebih, Inspigoers?

Inspigoers, pembahasan mengenai upah minimum sebagai standar penggajian karyawan di Indonesia memang nggak pernah sepi untuk dibahas.

Sederet pertanyaan, seperti cara menghitung upah minimum juga jadi kata kunci populer di Google. Namun, ada salah satu hal yang masih dibingungkan kita sebagai karyawan. Kira-kira apa, nih?

Yap! Perbedaan antara UMR, UMK, dan UMP, beserta cara menghitungnya. Sepintas mirip. Tapi kalau kata orang-orang, serupa tapi tak sama.

Menurut Kemnaker, dilansir dari Talenta, ketiga hal di atas menjadi penting sebagai acuan dalam menghitung gaji karyawan. Walaupun kesannya sepele, tetap antara UMR, UMP, dan UMK wajib kamu cermati, begitu pun bagi perusahaan.

Nah, biar kamu paham perbedaan antara UMR, UMK, dan UMP, beserta cara menghitungnya. Simak terus artikel ini untuk mengetahui penjelasan selengkapnya!

Sejarah Upah Minimum di Indonesia

Ketentuan upah minimum telah diatur semenjak tahun 1969 silam di Indonesia (Foto oleh Freepik)

Mungkin kamu pernah berpikir kalau pemberian upah alias gaji bagi karyawan hanya membagikan sesuai tingkatan karier dan pengalaman. Padahal, Indonesia telah mengatur penggajian karyawan lewat standarisasi upah minimum.

Dilansir dari Tempo, upah minimum diperkenalkan pertama kali pada 1969 dengan diberlakukannya standarisasi melalui tiga periode: upah minimum 1969 hingga 1995; upah minimum 1996 hingga 2005; dan upah minimum 2006 hingga sekarang.

  • Pertama, upah minimum 1969 hingga 1995

Mulanya, upah minimum ditetapkan seiring kebutuhan fisik minimum (KFM) pada 1959 lewat kesepakatan antara tripartit dan ahli gizi. Dewan Penelitian Pengupahan Nasional dan Daerah merupakan lembaga yang pertama kali memperkenalkan regulasi ini berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per 01/Men/1990.

  • Kedua, upah minimum 1996 hingga 2005

Di periode ini, KFM diganti menjadi kebutuhan hidup minimum (KHM) pada 1996. Regulasi ini ditetapkan atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 81 Tahun 1995 yang meliputi kebutuhan makanan, minuman, perumahan, sandang, dan lainnya. Pada periode inilah ditetapkan upah minimum UMR tingkat 1, UMR tingkat 2, dan lainnya.

  • Ketiga, upah minimum 2006 hingga sekarang

KHM pun diganti menjadi kebutuhan hidup layak (KHL) berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja №17 Tahun 2005 meliputi kebutuhan makanan, minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan tabungan. Sehingga di tahun ini pula ditetapkan UMP, UMR, dan UMK.

Perbedaan antara UMR, UMP, dan UMK

Masing-masing upah minimum memiliki karakteristiknya sendiri (Foto oleh Freepik)

1. Upah Minimum Regional (UMR)

Upah minimum regional yang disingkat menjadi UMR adalah penetapan upah minimum yang dilakukan oleh gubernur dan menjadi acuan pendapatan pekerja di suatu wilayah, berdasarkan Permen Tenaga Kerja №1 Tahun 1999 yang direvisi lewat Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi №226 Tahun 2000.

Kenapa besaran UMR berbeda-beda? Ternyata, bertujuan untuk menjamin standar kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, serta meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat. Jadi, dibedakan antara tingkat kemampuan, sifat, dan jenis pekerjaan di tiap-tiap perusahaan yang ada di suatu daerah.

2. Upah Minimum Provinsi (UMP)

Sesuai namanya, UMP mengatur standar upah minimum pekerja yang berlaku di suatu provinsi, termasuk kabupaten/kota berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja №226 Tahun 2000 Pasal 4 yang ditetapkan oleh gubernur. UMP adalah pengubahan dari UMR Tingkat I.

Besaran yang ditetapkan dalam UMP juga menyesuaikan kondisi ekonomi, jenis pekerjaan, dan tingkat kemampuan pada suatu provinsi. Sehingga, UMP yang ada di suatu provinsi dapat menyesuaikan, baik itu menaikkan atau justru menurunkan nilai UMP yang telah ditetapkan.

3. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)

UMK merupakan pengembangan dari UMR Tingkat II berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi №226 Tahun 2000. Artinya, sebelum populernya istilah UMK, dan UMP, masyarakat lebih sering menyebutnya UMR, ya Inspigoers!

Walaupun ditujukan untuk kabupaten/kota, UMK disahkan oleh gubernur di tiap-tiap daerah. Adapun besaran UMK ditetapkan setelah penetapan UMP berlangsung. Uniknya, nilai UMK akan lebih tinggi dibandingkan nilai UMP yang sudah ditetapkan. Sampai sini, jadi paham, ya.

Tapi yang perlu kamu catat bahwa saat ini istilah UMR nggak lagi relevan untuk digunakan. Itu tandanya, seluruh wilayah di Indonesia menggunakan UMP dan UMK sebagai standar pemberian upah minimum terhadap pekerja.

Cara Menghitung Upah Minimum yang Tepat

Ada beberapa variabel penting yang perlu kamu tau sebelum menghitung upah minimum (Foto oleh Freepik)

Berhubung kamu sudah tau jika UMR nggak lagi digunakan di Indonesia, Inspigo akan memberikan cara menghitung upah minimum, melansir laman resmi Tempo. Simak berikut ini.

Dalam menghitung jumlah besaran upah minimum dihitung atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja №18 Tahun 2022 tentang Penetapan UMP 2023. Penyesuaian berdasarkan dua variabel utama, yaitu upah minimum tahun berjalan dengan simbol UM(t) dan penyesuaian nilai upah minimum.

UM(t+1) = UM(t) + (Penyesuaian Nilai UM x UM(t))

UM(t+1) adalah upah minimum yang akan ditetapkan, UM(t) adalah Upah Minimum Tahun Berjalan, dan Penyesuaian Nilai UM adalah penyesuaian minimum yang merupakan penjumlahan antara inflasi dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan α.

Lalu, gimana cara mendapatkan Penyesuaian Nilai UM? Berdasarkan Pasal 6 Ayat 4 (Permenaker) Nomor 18 Tahun 2022 Tentang Penetapan Upah Minimal Tahun 2023 lewat cara:

Penyesuaian Nilai UM = Inflasi + (PE x α)

Nah, inflasi yang dimaksud adalah inflasi provinsi yang dihitung dari periode September tahun sebelumnya sampai dengan periode September tahun berjalan (dalam persen).

PE adalah pertumbuhan ekonomi, kemudian α adalah wujud indeks tertentu yang menunjukkan kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai tertentu dalam rentang yaitu 0,10 sampai dengan 0,30. Nilai ini juga mesti mempertimbangkan produktivitas dan perluasan kesempatan kerja.

Sementara itu, pada Pasal 7 ayat 1, penetapan atas Penyesuaian Nilai UM tidak boleh lebih dari 10%. Jika pertumbuhan ekonomi bernilai negatif, penyesuaian nilai upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) hanya mempertimbangkan variabel inflasi. Begitu, Inspigoers!

Kamu punya keahlian yang mumpuni dan ingin mendapatkan upah yang lebih besar daripada upah minimum? Persiapkan diri kamu dahulu supaya bisa negosiasi gaji secara tepat bersama Samuel Ray, HR Professional & Content Creator, hanya di aplikasi Inspigo!

Ketuk banner untuk mendengarkan podcast di aplikasi Inspigo

Temukan inspirasi kapan saja dan di mana saja dengan mendengarkan podcast Indonesia dari Inspigo — Inspiration on the go. Dapatkan skill dan knowledge dari banyak orang hebat melalui aplikasi Inspigo yang dapat diunduh di Google Play Store, Apple App Store atau Huawei App Gallery

Selalu up-to-date konten terbaru Inspigo dengan ikuti kami di Instagram, Facebook, Twitter, atau LinkedIn.

--

--

Inspigo
Inspigo

Dapatkan inspirasi & skill baru lewat berbagai topik menarik, kapan, dan di mana saja.