Di saat Pemerintah Nasional Mau Impor Beras, Jawa Barat Bisa Berlebih?

Jabar Digital Service
Jabar Digital Service
4 min readJun 27, 2023

Sebagai negara agraris, Indonesia seringkali dianggap sebagai negara yang kuat dalam sektor pertanian dan perkebunan. Akan tetapi, ibarat senjata makan tuan, isu impor beras selalu merajalela sejak dahulu. Salah satunya adalah rencana impor beras yang dilakukan pada Maret 2021. Di saat pemerintah Indonesia akan melakukan impor beras, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menolak mentah-mentah ide tersebut. Hal ini karena di Jawa Barat sendiri, stok beras surplus sebesar 176.144 ton di Jawa Barat dan angka ini terus bertambah. Menurutnya, bila impor dilakukan, maka akan merugikan petani lokal terutama disaat pertanian Indonesia masuk kedalam musim panen raya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memulai program Petani Milenial di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (Humas Pemprov Jabar)

Dari kondisi di atas, dapat dilihat bahwa Jawa Barat telah berhasil dalam kemandirian dan ketahanan pangan. Riset yang dilakukan Kementerian Pertanian (2019), menunjukkan bahwa indeks ketahanan pangan di Jawa Barat berada di level 76.44 dan masuk kedalam kategori 6, yaitu sangat tahan. Tingginya indeks ketahanan pangan di Jawa Barat menjadi gambaran baiknya ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan di Jawa Barat.

Lantas, muncullah pertanyaan dari penulis mengenai bagaimana dan mengapa Jawa Barat memiliki ketahanan dan stabilitas pangan yang cukup baik. Dari hasil riset dan kajian, penulis menemukan beberapa kebijakan menarik yang dilakukan di Jawa Barat untuk menjaga ketahanan pangan. Kebijakan itu antara lain : menciptakan program desa unggulan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menciptakan program pertanian yang berkelanjutan.

Program Desa Unggulan

Salah satu langkah keberhasilan Jawa Barat dalam menjaga ketahanan pangan adalah dengan menyelenggarakan program desa unggulan yang diselenggarakan dalam bentuk program Desa Digital. Terdapat 4.367 desa yang terlibat dalam program tersebut, dengan lebih dari 74% (3.969 desa) desa unggulan fokus pada padi sebagai unggulan produk utama. Dengan melaksanakan program desa unggulan, Jawa Barat dapat memberikan intervensi yang lebih tepat dan terarah di desa-desa sesuai unggulan mereka.

Produk unggulan pertanian Provinsi Jawa Barat

Beberapa contoh pelaksanaan dari produk desa unggulan adalah pemberian bantuan dalam bidang transportasi, pemasaran maupun teknologi produk desa unggulan. Sebagai contoh, adalah pemberian mobil multifungsi untuk membantu para warga dalam mengirimkan produk mereka ke pasar. Lalu, juga ada bantuan dengan promosi pemasaran dengan bekerja dengan reseller ataupun dimasukkan dalam marketplace Jawa Barat seperti Borongdong.id. Dalam bidang teknologi, ada pelatihan yang mempromosikan metode bertani terbaru, salah satunya adalah sistem tanam legowo. Sistem tanam legowo adalah metode yang fokus dalam mengatur jarak tanam antar padi dan bisa meningkatkan hasil pertanian hingga 20–30%.

Dari 3192 desa yang masuk dalam unggulan pangan, lebih dari 40% desa tersebut memiliki keunggulan produk dalam padi. Seperti perumpamaan “Belum kenyang, kalau belum makan nasi”, nasi merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat Indonesia. Hal ini yang membuat memiliki produk unggulan padi di desa akan membantu menjaga ketahanan pangan di Jawa Barat maupun Indonesia.

Peningkatan Kesejahteraan Petani Berdasarkan Nilai Tukar Petani (NTP)

Selain meningkatkan kualitas pertanian, pemerintah Jawa Barat juga fokus terhadap peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia. Salah satunya adalah dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan salah satu indikator yang menentukan tingkat kemampuan daya dan beli petani di pedesaan. NTP dihitung berdasarkan nilai harga yang diterima petani terhadap harga yang harus dibayar petani di Indonesia. Di Jawa Barat sendiri, nilai NTP mengalami peningkatan drastis, yaitu sebesar 13.77% selama 10 tahun terakhir.

Nilai Tukar Petani Jawa Barat tahun 2009–2019

Nilai NTP dapat meningkatkan secara baik karena adanya program-program yang dibuat dalam rangka meningkatkan kemajuan desa dan petani. Salah satunya adalah patriot desa, yang dimana mengajak sebuah desa meningkatkan kemampuan entrepreneurship dan kemandirian warga pedesaan. Selain itu, terdapat program-program seperti Desa Digital dan Sapawarga, yang bertujuan dalam meningkatkan penggunaan dan aplikasi teknologi di daerah pedesaan, sekaligus mendekatkan daerah-daerah pelosok di Jawa Barat dengan pemerintahan Jawa Barat. Hal ini membuat pemerintah bisa lebih mengetahui dan gerak cepat dalam mengatasi permasalahan yang ada di Jawa Barat.

Petani Millenial : Program Pertanian yang Berkelanjutan

Hasil riset dari yang dilakukan oleh indef, menunjukkan bahwa hanya 12% petani di Indonesia yang berada di rentang millenial ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa regenerasi petani sangatlah penting untuk menjaga kestabilan pangan di Indonesia. Untuk itu, pemerintahan Jawa Barat mengeluarkan inovasi program Petani Milenial yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan industri agrikultur di masa depan.

Program Petani Milenial sendiri merupakan program yang digagas oleh Bapak Gubernur Ridwan Kamil pada Maret 2021. Program petani millennial merupakan program yang dikhususkan untuk masyarakat berumur 19–39 tahun dan mempunyai keinginan untuk menjadi petani. Lewat program ini, masyarakat akan dipinjamkan lahan untuk bertani dan hasilnya akan dibeli oleh pemprov Jawa Barat. Tujuan dari program petani milenial adalah untuk meningkatkan jumlah petani muda, mengurangi pengangguran karena pandemi, sekaligus melihat besarnya peluang pertanian di Jawa Barat.

Dengan melaksanakan program Petani Milenial, pemerintah provinsi Jawa Barat juga sedang mempersiapkan talenta unggul yang dapat membangun industri agraris di Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa bagi pemerintah provinsi, ketahanan pangan bukan hanya untuk hari ini, namun juga untuk masa depan rakyat Jawa Barat maupun Indonesia.

Klik halaman berikut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Program Petani Millenial

Simpulan

Berdasarkan hasil riset penulis, penulis menemukan bahwa terdapat tiga faktor yang membuat Jawa Barat memiliki ketahanan pangan cukup baik. Pertama, adanya program desa unggulan yang fokusnya didominasi ke arah pertanian. Kedua, adanya kepedulian pemerintahan Jawa Barat dalam meningkatkan taraf hidup petani. Ketiga, adanya program petani milenial yang fokus terhadap keberlangsungan industri pertanian di Jawa Barat dan Indonesia.

--

--

Jabar Digital Service
Jabar Digital Service

Jabar Digital Service (JDS) is West Java’s digital and innovation team. We are ‘disrupting’ the province’s governance and public service with technology.