Wajib baca ini sebelum ambil keputusan untuk lanjut kuliah S2!
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”. Kutipan dari Nelson Mandela ini menegaskan betapa pentingnya pendidikan dalam membentuk masa depan dan mempengaruhi dunia sekitar.
Bagi banyak individu, menjalani pendidikan tinggi adalah salah satu langkah besar yang diambil untuk mencapai tujuan karir yang diimpikan. Pendidikan tinggi bukan sekadar sebuah gelar atau ijazah, melainkan sebuah perjalanan panjang yang memungkinkan individu untuk mengasah keterampilan, mendapatkan pengetahuan mendalam, dan memperluas wawasan mereka.
Kali ini, kami berkesempatan untuk berbincang dengan teman-teman yang dulu sempat kerja bareng di Jabar Digital Service dan Diskominfo Jabar, kini menapaki perjalanan baru, mengasah kemampuan akademik mereka dengan menempuh pendidikan tinggi, bahkan hingga ke luar negeri. Penasaran dengan cerita mereka? Yuk, baca obrolan seru kita!
Pentingnya pendidikan tinggi untuk pengembangan diri
Data dari World Bank menyatakan, saat ini, terdapat sekitar 220 juta pelajar pendidikan tinggi di dunia, meningkat dari angka 100 juta pada tahun 2000. Di Amerika Latin dan Karibia, misalnya. Jumlah pelajar dalam program pendidikan tinggi meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Hal ini jadi masuk akal karena menurut laporan World Bank Group (WBG), siswa yang memiliki gelar pendidikan tinggi di wilayah tersebut akan memperoleh penghasilan dua kali lipat dibandingkan siswa yang hanya memiliki ijazah sekolah menengah atas.
Sebagai individu yang concern dengan pengembangan diri (self development), apa arti pendidikan buat kamu?
Edwina Agustin, Master of Public Health at University of Glasgow
“Pendidikan itu suatu kebutuhan dasar manusia dan setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan. Pendidikan buat aku adalah alat untuk mewujudkan cita-cita, mimpi-mimpi, maupun tujuan hidup kita. Pendidikan tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal di suatu institusi namun juga bisa didapatkan dari institusi non-formal.”
Dewi Arum Melati, Master of Environmental Science at Universitas Indonesia
“Pendidikan itu bukan cuma sekedar bagaimana kita mendapatkan ilmu, tapi sebuah sistem yang luas, yang membutuhkan banyak pihak untuk terlibat di dalamnya. Pendidikan juga menurutku, salah satu tools utama yang bisa digunakan seseorang untuk meningkatkan kesejahteraannya.”
Astrid Frillya Septiany, Master Candidate at Monash University
“Pendidikan merupakan awal dari segala hal yang kita terima dan jalani saat ini. Berawal dari pendidikan, kita bisa tahu arah dan rencana jangka panjang kita, karena semua dapat terukur dari apa yang kita terima saat menimba ilmu. Selain itu pendidikan merupakan milestone untuk bercermin juga, selama ini sudah sejauh apa perkembangan yang telah terjadi pada diri kita dan apa saja yang masih harus dievaluasi. Jadi menurut saya, setiap orang yang masih ingin meningkatkan kualitas hidupnya, wajib membuka diri untuk terus belajar.”
Mengejar ilmu hingga ke negeri Cina
Laporan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menyatakan, terdapat 7.116 mahasiswa yang masih melanjutkan studi (ongoing) hingga 31 Desember 2022. Meski masih didominasi oleh penerima beasiswa dalam negeri, namun tak sedikit yang mendapatkan beasiswa hingga ke luar negeri dengan total 2.742 orang atau 38,53% dari total penerima beasiswa.
Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa LPDP Ongoing Menurut Wilayah (per 31 Desember 2022)
Ketika seseorang memutuskan untuk mengejar pendidikan tinggi di luar negeri, keputusan ini melampaui sekadar perjalanan pendidikan. Selain menghadapi tantangan dalam menguasai materi akademik, mereka juga dihadapkan pada proses adaptasi dengan lingkungan baru dengan perbedaan budaya, sosial, dan bahasa. Hal ini mengharuskan mereka untuk belajar lebih dari sekadar teori di dalam kelas. Mereka harus mampu mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan berkomunikasi lintas budaya. Adaptasi ini bisa menjadi bagian dari pengalaman yang sangat berharga, membuka pikiran, dan memperkaya pemahaman tentang dunia.
Apa yang mendorong kamu untuk mengejar pendidikan tinggi hingga ke luar negeri?
Cindytia Fitriani Rahardjo, Msc Candidate at University of Manchester
“Kalo aku ide awalnya jujur karena S1 di jurusan Hubungan Internasional, aku jadi kepo untuk bisa ke luar negeri hehe. Ditambah ketemu banyak orang yang lulusan luar negeri yang experience-nya, kematangan berpikirnya, dan analisisnya tuh tajem. Aku juga sudah menetapkan diri bahwa aku akan berkarir di public sector lagi nantinya. Dan aku sadar bahwa aku S1 aja gak cukup. Aku harus punya bargaining power yaitu dengan cara S2 ini buat dapetin posisi yang aku mau nantinya.”
Edwina Agustin, Master of Public Health in University of Glasgow
“Karena aku akan career switch dari yang latar belakangnya kesehatan klinisi ke bidang kesehatan masyarakat. Ketika aku internship saat kuliah S1, aku menyadari bahwa aku lebih suka sesuatu yang berbasis populasi atau community. Contohnya, ketika individu terkena penyakit asma. Di klinis akan fokus terhadap proses penyembuhannya. Namun di public health kita mengobservasi secara keseluruhan kenapa orang tersebut terkena penyakit asma. Aku memutuskan untuk melanjutkan S2 di bidang kesehatan masyarakat di University of Glasgow, Scotland karena core course dan optional course yang mereka tawarkan menjawab kebutuhan aku. Selain itu, di universitas tersebut juga menawarkan berbagai spesialisasi public health seperti spesialisasi health promotion, health data science, health economic for health technology assessment, dan epidemiology.”
Ibrahim Ukrin Putra Adi Dharmesta, MDP Candidate at University of California, Berkeley
“Ini tuh keinginan aku yang udah cukup lama, dari tahun 2019 dan baru terealisasi di 2023. Waktu kerja di JDS dulu, aku sempet jadi satgas pandemi. Ngurusin bansos, kesehatan, ibaratnya langsung hands-on. Terus jadi kepikiran ambil jurusan Development Practice di University of California, Berkeley. Jurusan ini banyak ngomongin ilmu pembangunan berkelanjutan dan belajar ambil POV manajemennya. Ngerasa banget pertanyaan-pertanyaan waktu aku kerja di JDS itu mulai terjawab satu per satu. Semoga seiring berjalannya waktu aku juga bisa kenalan sama orang-orang expert di bidangnya buat terus belajar lebih dalam.”
Nea Maryami Ningtyas, MA Digital Media at University of College London
“Alasannya sederhana sebenarnya karena aku mau mewujudkan cita-cita aku dari kecil untuk berkuliah di luar negeri. Waktu itu aku udah 2 tahun kerja terus tiba-tiba kangen kuliah, emang anaknya suka belajar, dan waktu itu aku juga pengen coba tinggal di luar negeri jadi sekalian memenuhi cita-cita waktu kecil juga sekalian memenuhi kebutuhan dan keinginan aku waktu itu buat kembali belajar dan tinggal di luar negeri, waktu itu aku kuliah di digital media education di University College London, aku milih itu karena sesuai dengan ketertarikan aku waktu itu.”
Pendidikan merupakan investasi masa depan
Pendidikan adalah sarana yang paling efektif dalam membentuk cara berpikir dan pandangan seseorang terhadap dunia. Pendidikan bantu tingkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Ini memberi kita rasa percaya diri untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi dan mendorong perubahan positif di masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia saat ini.
Berbicara jangka panjang pendidikan, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani pernah bilang, generasi muda adalah kunci bagi kesuksesan masa depan bangsa.
“Jika kita ingin mewujudkan Indonesia maju, maka kita perlu mempersiapkan SDM berkualitas dan berdaya saing global. SDM yang mampu mendorong inovasi untuk membuat perubahan yang tidak biasa dan berkontribusi sesuai disiplin ilmu untuk membangun Indonesia,” ungkap beliau.
Setuju gak kalau pendidikan itu investasi dalam pembangunan karir kamu ke depan?
M. Zikril Hakim, Master in Economic at Nicolaus Copernicus University
“Betul. Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Setelah meluangkan waktu 2 tahun untuk S2, hasilnya tidak akan langsung bisa kita petik. Namun, dalam jangka panjang pendidikan adalah investasi yang paling baik untuk diri sendiri dan orang lain di sekitar kita. Waktu 2 tahun untuk melanjutkan studi S2 tidak seberapa dengan reward yang bisa kita dapat seumur hidup kita.”
Dewi Arum Melati, Master of Environmental Science at Universitas Indonesia
“Sebetulnya alasan utama aku mengambil S2 bukan soal karir, memang ada harapan dengan S2 bisa mendukung karir, salah satunya karena ada harapan bisa berkarir di organisasi internasional yang memang mensyaratkan pendidikan magister sebagai syaratnya. Tapi alasan utamanya adalah memang aku sudah pengen banget duduk di ranah akademis untuk mendapatkan ilmu tentang lingkungan. Selain memang aku tertarik dengan isu-isu lingkungan, aku sudah cukup lama juga bekerja dan kemudian berkegiatan di komunitas di isu ini.”
Ibrahim Ukrin Putra Adi Dharmesta, MDP Candidate at University of California, Berkeley
“Buat aku, selain lewat ilmu yang didapatkan, investasinya juga terasa dalam mengartikulasikan pendapat kita dengan bahasa lain untuk audiens internasional. Berpikir dengan bahasa orang lain itu beda banget rasanya. Kayak kamu mungkin udah pernah mengartikulasikan itu di jaman sekolah dengan bahasa Indonesia. Tapi begitu pindah (ke bahasa Inggris) kamu jadi bertanya-tanya sendiri ‘aku ngomong apa, sih ini?’ Investasi lainnya adalah networking. Ketemu orang baru yang mungkin suatu saat kita bisa kolaborasi dan kerja bareng.”
Keputusan besar untuk tujuan yang lebih besar
Keputusan besar seringkali menjadi langkah awal dalam mencapai tujuan yang lebih besar. Entah itu adalah keputusan untuk melanjutkan pendidikan tinggi, memulai bisnis sendiri, atau bahkan career switching. Apapun itu, pengambilan keputusan memerlukan tekad, komitmen, dan kemauan untuk berani menghadapi tantangan.
Di balik setiap keputusan besar, terdapat potensi besar untuk mengembangan diri, serta peluang untuk mencapai impian dan tujuan hidup yang lebih besar lagi.
Keputusan-keputusan apa aja yang udah kamu ambil yang menuntun kamu agar lebih dekat dengan cita-cita/tujuan hidupmu?
Cindytia Fitriani Rahardjo, Msc Candidate at University of Manchester
“Terbesar buat aku, sih keputusan untuk sacrificing waktuku buat belajar demi dapetin beasiswa LPDP. Sekitar 1,5 jam setiap hari aku pake untuk les IELTS dulu selama sebulan. Aku udah beberapa kali nyoba (LPDP) dan gagal, jadi aku berusaha banget untuk dapetin kali ini. Selain belajar untuk menghadapi tes, aku juga dengan sengaja mencari orang yang sudah berhasil belajar di luar negeri, untuk tanya-tanya pengalaman mereka.”
M. Zikril Hakim, Master in Economic at Nicolaus Copernicus University
“Saya percaya, kehidupan hari ini adalah buah akumulasi usaha dari masa lalu. Artinya, apa yang akan terjadi di masa depan adalah buah dari usaha kita hari ini. Apa yang saya capai dan dapat hari ini tidak terjadi secara instan. Contoh, untuk bisa mendapat beasiswa dan melanjutkan pendidikan S2, saya sejak SMP sudah kursus bahasa Inggris, mengambil kelas ekstra komputer, aktif berorganisasi, dan banyak usaha lain yang saya pun tak ingat berapa banyaknya. Intinya untuk mencapai mimpi, usahanya harus keras, mikirnya juga harus cerdas. Yang paling penting, doa juga tidak boleh usai.”
Astrid Frillya Septiany, Master Candidate at Monash University
“Memilih untuk mengikuti harapan orang tua yang dimana sejak awal menginginkan anaknya untuk mengambil kuliah di jurusan teknik yang ‘mitosnya’ sulit untuk dijalani oleh seorang perempuan dan mengambil keputusan untuk mengikuti seleksi beasiswa master degree Monash Scholarship. Saya percaya, tidak ada keputusan yang salah apabila prosesnya dapat kita jalani dengan baik. Karena apabila kita menjalani setiap keputusan dengan hati yang lapang dan berusaha terus ingin memberikan hasil yang terbaik, maka semua orang yang disekeliling kita serta kondisi apapun yang akan kita hadapi, pasti akan mendukung kita hingga berhasil.”
Buat kamu yang sedang dihadapkan dengan situasi dan harus mengambil sebuah keputusan, Labor economist sekaligus profesor emeritus Stanford Graduate School of Business, Myra Strober, punya tips yang dikenal dengan sebutan 5C’s:
- Clarify what’s important to you: Libatkan pemahaman mendalam tentang nilai, tujuan, dan prioritas pribadi kamu
- Communicate with the people involved: Berkomunikasi dengan pihak-pihak terlibat dalam situasi tersebut
- Think about a broad range of choices: Pertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan
- Check in with trusted resources: Berkomunikasi dengan orang terdekat seperti keluarga untuk mendapatkan perspektif lain
- Consider the consequences: Pertimbangkan dampak baik jangka pendek maupun panjang dari keputusan yang diambil
Coba terapin deh, semoga membantu, ya!
Melangkah lebih jauh setelah lulus S2
Bagian menarik dari perjalanan ini adalah saat mulai untuk merancang rencana konkret dalam mengaplikasikan segala yang telah dipelajari. Setelah lulus S2, saatnya bersiap melangkah ke dunia nyata, membawa bekal pengetahuan dan keterampilan yang telah diasah selama kuliah.
Bagaimana rencana kamu untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang kamu peroleh selama studi S2 dalam situasi dunia nyata?
Edwina Agustin, Master of Public Health in University of Glasgow
“Mungkin ini lebih ke keterampilan untuk ‘stay curious’ and ‘keep humble’ yang saat ini aku aplikasikan di dunia nyata dan akan aku terapkan terus kedepannya. Permasalahan di kehidupan nyata itu kompleks, jadi keterampilan dua hal tersebut yang sangat penting.”
Dewi Arum Melati, Master of Environmental Science at Universitas Indonesia
“Karena kuliah aku tentang lingkungan, ini aplikatif banget, sih intinya berusaha hidup ramah lingkungan sebisa mungkin aja. Mulai dari yang paling mudah, kalau versi aku dengan menghabiskan makanan dan berusaha tidak membeli hal yang tidak kita butuhkan. Selain itu, aku masih aktif juga di komunitas lingkungan. Dari sisi akademis, aku mencoba lebih sering menulis, dan berharap nanti kontribusi tulisan ini bisa bermanfaat juga.”
Jimy Candra Gunawan, Master Candidate at UNSW
“Faktanya, untuk bisa merealisasikan segala pengalaman belajar ini bisa dimulai dengan perencanaan strategis di awal, memetakan langkah-langkah konkret apa saja yang akan dilakukan beberapa tahun ke depan. Kalau di kampus, kita ada Career Coach yang siap sedia membimbing kita ke depan. Ada juga Professional Development Program supaya bisa jauh lebih siap memasuki dunia kerja. Selain daripada itu, menjaga relasi dengan network yang sudah terbangun juga penting baik di Indonesia maupun di Australia.”
Terakhir nih, ada gak pesan buat temen-temen di luar sana yang pengen lanjut kuliah, tapi masih ragu-ragu dan banyak pertimbangan?
Cindytia Fitriani Rahardjo, Msc Candidate at University of Manchester
“Ada! Khusus buat yang mau lanjut kuliah ke luar negeri, pertama, kamu harus tau dulu ngapain S2 itu. Karena kalo cuma mau gelar doang mah gak usah ke luar negeri, di Indonesia aja juga bisa. Kedua, perbanyak informasi baik dari media sosial atau dari temen-temen terkait yang kamu butuhkan untuk kuliah di luar negeri. Yang paling penting, persistence aja kalo emang udah tau mau ke sana ya percaya aja dan coba terus karena nanti juga ada jalannya.”
Nea Maryami Ningtyas, MA Digital Media at University of College London
“Ragunya kenapa dulu, nih? Hehe. Menurutku, perlu dilihat prioritas kita apa. Kalo misal prioritasnya sekarang menabung dan pengen financially secure, dan ragunya lebih banyak dari inginnya, maybe it’s not for you and it’s ok. Kalo misalnya pengennya lebih banyak daripada ragunya, diliat dulu ragunya kenapa, apakah bisa di-solve atau tidak. Misalnya gak punya uang, ya cari beasiswa. Kalo ragu takut buang waktu dan ilmu gak applicable, cari course-nya yang technical. Tapi kalo kayak aku, untuk memuaskan intellectual curiosity, I think it’s still a valid reason to go abroad and do masters because it’s never a waste of time to learn something new.”
Jimy Candra Gunawan, Master Candidate at UNSW
“Mengutip beberapa kali saya belajar dari orang-orang yang sukses di Australia ketika bercakap, saya yakin dengan salah satu pernyataan berikut
‘Just put yourself out there and give it a go! We will never know what’s gonna happen next unless we do try our best. Once we know the result, we will know what we can choose next that’s right for us.’
Mulai dari sekarang!
Kasih beberapa waktu untuk mendengarkan diri sendiri lebih banyak!
Carilah mentor yang tepat yang bisa memberikan setidaknya 3 jenis perspektif:
How to study well;
How to live well;
How to navigate your career well;
Tetapi yang tidak kalah penting juga, berkumpulah dengan orang-orang yang memiliki misi dan spirit yang sama untuk menjaga kamu agar tetap terus on-the-right-track dalam melewati setiap proses!”
***
Pendidikan adalah perjalanan yang tak pernah berakhir. Setelah menyelesaikan studi S2, langkah selanjutnya adalah menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Teruslah belajar, teruslah berkembang, dan teruslah berkontribusi pada masyarakat dan dunia di sekitar kita. Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan yang tak terbatas. Selamat berjuang dan semangat meraih impian!