Semesta untuk Semua
Sampai detik ini benarkah perjuangan yang dilakukan adalah karena impian?
Benarkah jalan yang ditempuh sejauh ini adalah karena kebutuhan?
Benarkah usaha yang dikerahkan benar untuk mencapai tujuan?
Ataukah itu semua sebenarnya adalah perlombaan?
Saat ini terlalu banyak yang tak menjadi dirinya sendiri.
Berjuang karena iri.
Berusaha karena sombong.
Berlari karena takut tersaingi.
Banyak orang yang sibuk membuktikan diri, memperlihatkan kualitas dan kepandaian. Perjuangan dalam balas dendam, dendam karena dulu pernah disakiti, karena dulu pernah ditinggalkan, karena dulu pernah susah. Dan dulu pernah ditolak, melakukan segala hal untuk memuaskan ego, dan mengatakan pada dunia inilah AKU.
Sampai kapan mau membangun istana sendiri?
Sampai kapan sibuk menunjukan eksistensi diri?
Sampai kapan menuhankan ego dalam diri?
Sampai kapan terus berpusat pada diri sendiri?
Lalu, ketika sudah berjalan terlalu jauh, menengok ke belakang. Ternyata.. Tak satupun yang mendapatkan manfaat, tak satupun yang merasa dibantu, tak pernah meneduhkan.
Padahal semesta telah mengajarkan apa itu berbagi.
Layaknya matahari yang menyinari untuk kehidupan, bukan untuk dirinya.
Pohon yang memberikan oksigen untuk keberlangsungan kehidupan, bukan untuk dirinya.
Air mengalir mempertahankan kehidupan, bukan untuk dirinya.
Jika benar membuka mata, melihat dunia dengan seksama.
Semesta nyatanya mengajarkan banyak hal pada kita.
Bahwa dunia bukan hanya tercipta untuk kita, tak berporos hanya pada kita dan juga tak berjalan sesuai kemauan kita. Karena semesta untuk sesama.