Ketika Startup dan Pemerintah Kolaborasi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Berlin mengusung kolaborasi terbaru, Jakarta Future City Hub. Dengan pendanaan dari Uni Eropa, Jakarta Future City Hub dirancang untuk memberdayakan ekosistem kewirausahaan di Jakarta, dengan menghadirkan pusat inovasi atau hub kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dan para inovator perusahaan rintisan (start-up). Hub ini diharapkan dapat mempercepat inovasi kota pintar yang mempertemukan peran pembuat kebijakan dengan inovator. Jakarta Future City Hub diharapkan menjadi awal untuk mengembangkan ekosistem start-up di Jakarta yang melahirkan dampak besar bagi warganya.
Selain di Jakarta, kota maupun negara di belahan dunia lain sudah lebih dulu menunjukkan buah manis hasil kolaborasi start-up dan pemerintah. Inovasi apa saja yang mereka kembangkan? Simak kisah suksesnya di bawah ini.
CityTech RUHR: Kompetisi Start-up Tingkat Internasional Terbesar di Jerman
CityTech RUHR diinisiasi untuk menjawab permasalahan kota di wilayah Ruhr Metropolis: Bochum, Bottrop, dan Hagen. Wilayah-wilayah ini mencari inovasi dan solusi digital untuk diterapkan di berbagai aspek, dari mobilitas, perbelanjaan, olahraga, hingga rekreasi. CityTech RUHR diharapkan dapat membawa ide-ide segar yang mampu diimplementasikan dengan mudah. Sebanyak 100 perusahaan rintisan internasional dari 27 negara berpartisipasi dalam kompetisi ini, untuk menyelesaikan permasalahan spesifik kota-kota di wilayah Ruhr Metropolis. Tiga finalis terpilih kemudian menjalani fase uji coba selama empat bulan, sampai akhirnya proyek yang dikerjakan berhasil diimplementasikan di ketiga kota tersebut.
Digitalisasi dan Otomatisasi Pengecekan Kepatuhan Bangunan di Bochum
Start-up asal London, Kyanite360, bersama dengan Kota Bochum berusaha memecahkan permasalahan Kota Bochum yang ingin mengembangkan platform digital untuk otomatisasi pengecekan kepatuhan pembangunan bangunan berbasis Building Information Modelling (BIM). Pengecekan kepatuhan bangunan ini bekerja layaknya spell checker (pemeriksa ejaan), tapi untuk desain bangunan.
Hasil dari proyek ini membuktikan bahwa pengecekan kepatuhan bangunan dapat dilakukan secara digital dengan menggunakan data BIM. Pada masa mendatang, akan sangat memungkinkan proses perizinan pembangunan bangunan secara keseluruhan agar lebih efisien. Perusahaan real estat dan pemerintah kota tentu akan menjadi pihak yang diuntungkan melalui implementasi proyek tersebut.
Pemanfaatan Big Data untuk Revitalisasi Kota Bottrop
Kota Bottrop dan perusahaan rintisan asal Israel, Placense, berkolaborasi untuk menganalisis data warga serta pengunjung Kota Bottrop — yang banyak menarik langkah kaki dan pergerakan mereka — dalam menentukan revitalisasi pusat kota. Kolaborasi ini akhirnya menghasilkan informasi berupa kebiasaan belanja warga sekitar, sekaligus menghasilkan analisis mengapa dan kapan warga dari luar kota berkunjung ke Bottrop. Data yang dihimpun bisa dimanfaatkan pemerintah kota sebagai landasan pengambilan keputusan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung, sebagai langkah memperkuat kegiatan ekonomi lokal dan rekreasi.
Menciptakan Kota yang Berkelanjutan bersama Hagen Heroes App
Kota Hagen mencari solusi digital untuk mendorong penduduknya menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kebiasaan menggunakan mobil pribadi. Bersama dengan Changers, Kota Hagen mengembangkan Hagen Heroes App yang mendorong warga untuk berjalan kaki, bersepeda, naik kendaraan umum, serta berpartisipasi dalam aktivitas yang sehat dan berkelanjutan. Pengguna aplikasi yang berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbondioksida (CO2) akan mendapat Hero Points yang bisa ditukarkan dengan voucer diskon, penanaman pohon, serta undian menarik. Untuk proyek percontohan ini, Changers berkolaborasi dengan pemerintah kota Hagen, Hagen Agentur, selaku pendorong inovasi dan bisnis di Hagen, serta Mark-E, penyedia energi lokal.
Zipline: Drone Pengantar Darah
Zipline adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang berfokus pada layanan pengantaran produk-produk medis. Dalam proses pengantaran, Zipline menggunakan drone (pesawat nirawak) terotomatisasi yang mereka desain, kembangkan, dan operasikan sendiri. Pada 2016, Zipline dengan drone-nya mengirimkan darah ke 21 rumah sakit di Rwanda, Afrika. Hasilnya, perjalanan yang harus ditempuh selama empat jam lewat jalur darat, berhasil dipangkas menjadi 20 menit, menggunakan drone yang melaju hingga 100 km/jam. Tak hanya mengantarkan darah, Zipline juga mengantar vaksin dan obat-obatan di wilayah Rwanda.
Ketika akhirnya Pemerintah Rwanda menjalin kolaborasi dengan Zipline, pemangku kebijakan dari berbagai institusi pemerintahan (kesehatan, teknologi informasi komunikasi/TIK, penerbangan, serta infrastruktur) fokus untuk membangun kolaborasi solid, dalam menetapkan kebijakan dan kerangka peraturan yang sesuai untuk pengiriman menggunakan drone. Kesuksesan kolaborasi Zipline dan Pemerintah Rwanda tak lepas dari cara Zipline yang tak cuma mengenalkan produk serta jasa, tapi juga menunjukkan inovasi model bisnis mereka. Alih-alih menjual drone, Zipline memilih untuk menjual layanannya dengan biaya tertentu, yang biasa disebut sebagai model Everything-as-a-Service (XaaS).
Hackathon Jakarta: Jakarta Open Data Challenge
Jakarta juga menggelar hackathon untuk mendulang ide-ide emas. Lewat hackathon ini, Jakarta mencari inovasi baru yang bisa mempermudah warga DKI mengakses informasi dari Pemprov. Program ini ternyata banyak menarik minat pengembang aplikasi. Terbukti, 200 kuota langsung habis dalam lima hari sejak pendaftaran dibuka. Berkat program ini, lahirlah Open Data Jakarta, portal data terpadu yang menyajikan data-data dari seluruh Satuan dan Unit Kerja di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang masih digunakan hingga kini.
Kemampuan start-up tak hanya sebatas menjual produk dan jasa. Start-up juga bisa menyediakan solusi untuk mengatasi masalah di sekitar. Apalagi dengan karakternya yang dinamis, start-up lebih fleksibel ketika berkolaborasi dengan pihak-pihak lain. Jakarta Future City Hub diharapkan menjadi titik awal kolaborasi bakat-bakat nasional hingga internasional yang dapat mempercepat inovasi kota pintar di Jakarta. Dengan menggabungkan kekuatan yang dimiliki start-up dan pemerintah, akan lahir solusi tepat guna yang bisa diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan banyak orang.