Mengenal Bus Listrik yang Akan Melaju di Jakarta

Teresa Simorangkir
jakartasmartcity
Published in
4 min readMar 26, 2021

--

Bumi adalah satu-satunya tempat tinggal terbaik yang kita miliki saat ini. Oleh karena itu, keputusan-keputusan yang kita buat tidak boleh menyakiti bumi dan isinya. Isu lingkungan hidup menjadi bahan pembicaraan yang harus mulai kita sisipkan dalam lingkup pertemanan maupun keluarga. Tidak perlu langsung mengganti semua perlengkapanmu dengan barang yang berlabel eco-friendly. Kita bisa kok mengambil langkah-langkah kecil seperti menggunakan angkutan umum sebagai transportasi utama. Apalagi sekarang Jakarta sudah melakukan uji coba bus listrik (e-bus) yang akan beroperasi untuk publik. Smartcitizen sudah tahu belum?

Tujuan Bus Listrik di Jakarta

Bahan bakar kendaraan bermotor yang digunakan saat ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Gas buang yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil ini merupakan salah satu sumber polusi terbesar yang mencemari udara yang kita hirup. Selain mencemari udara, polutan ini merupakan biang kerok hujan asam, penurunan kualitas udara, hingga gangguan kesehatan.

Kendaraan bermotor di Jakarta menghasilkan 143.000 ribu ton polusi setiap tahun. Angka ini mengkhawatirkan karena empat kali lebih besar dari batas normal yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Polusi ini pun berimbas pada kematian prematur sebanyak 123.700 kematian pada 2019. Melihat hal ini, pemerintah mulai mengimplementasikan kebijakan, salah satunya untuk meningkatkan kualitas udara Jakarta. Sejak Februari 2021, daerah Kota Tua sudah ditetapkan sebagai Zona Rendah Emisi atau Low Emission Zone (LEZ). Pada 2030 nanti, sebagian besar wilayah di Jakarta ditargetkan untuk menjadi wilayah bebas emisi.

Zona Rendah Emisi untuk Kota Tua yang Bebas Polusi

Selain penerapan Zona Rendah Emisi, pemerintah akan menyediakan seratus bus listrik di Jakarta tahun ini. Bus listrik ini telah diuji coba selama tiga bulan (Juli-Oktober 2020) dan telah dinyatakan lulus uji, sehingga diizinkan untuk beroperasi.

Bus listrik yang akan beroperasi di Jakarta memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bus konvensional, seperti tidak menimbulkan polusi, biaya perawatan yang relatif murah, hingga baterai yang tahan lama. Dengan daya baterai yang bisa diisi ulang selama empat jam, bus listrik mampu melaju hingga sejauh 250 kilometer. Dengan mengoperasikan seratus bus listrik tahun ini, kita akan mengurangi emisi 3.300 ton gas rumah kaca, 270 kg partikel debu dan berbagai polutan udara lainnya.

Melihat Bus Listrik Jakarta

Bus listrik Jakarta. Sumber: Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta

Selain lebih bersih dan ramah lingkungan, bus listrik tidak mengeluarkan suara mesin yang biasa terdengar saat berjalan ketika menaiki bus konvensional. Selain memberikan pengalaman naik bus yang lebih nyaman, bus listrik ini menyediakan sabuk pengaman (safety belt) di tempat duduk yang berbeda dengan bus-bus kota sebelumnya. Pintu akses untuk penumpang yang akan naik dan turun juga luas, sehingga pengguna kursi roda bisa dengan bebas memasuki bus dari pintu depan maupun pintu belakang. Tak hanya itu, pengguna kursi roda juga mendapat area yang lebih luas di dalam bus dibandingkan area kursi roda di bus pendahulunya. Jadi bisa dibilang, moda transportasi ini lebih inklusif untuk penggunanya.

Area untuk pengguna kursi roda dalam bus listrik. Sumber: Berita Jakarta
Kursi-kursi penumpang yang dilengkapi dengan sabuk pengaman. Sumber: Kompas
Interior bus listrik di Jakarta. Sumber: Berita Jakarta

Selama masa percobaan di Jakarta, ada dua tipe bus yang diuji coba, yaitu:

  1. Tipe K9:
  • Memiliki dimensi panjang 12 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3,3 meter.
  • Mampu menampung 48 penumpang.
  • Dilengkapi dengan motor listrik AC synchronous motor dan baterai BYD iron phosphate berkapasitas 324 kWh (iron phosphate adalah salah satu komponen baterai yang ramah lingkungan dan tersedia dalam jumlah melimpah di alam).

2. Tipe C6:

  • Memiliki dimensi yang lebih kecil dengan ukuran panjang 7.403 mm, lebar 2.140 mm, dan tinggi 3,4 meter.
  • Memiliki kapasitas untuk membawa 18 orang.
  • Dilengkapi dengan baterai iron phosphate dengan kapasitas 135 kWH.

Penggunaan bus listrik di Jakarta merupakan implementasi smart environment, salah satu pilar kota cerdas (smart city). Smart environment menjunjung pertumbuhan kota yang menomorsatukan pemanfaatan energi ramah lingkungan. Dengan menggunakan transportasi umum, kita dapat mengurangi polusi udara. Bayangkan, satu bus mampu menampung 28–40 orang. Jumlah ini sebanding dengan daya angkut 14–20 sepeda motor, dan daya angkut 7–40 mobil pribadi. Dengan kondisi seperti ini saja, kita sudah memperbaiki kondisi udara di Jakarta. Apalagi jika kita menggunakan bus listrik yang bebas emisi, udara sehat bebas polusi tak akan hanya sebatas angan. Pemerintah merencanakan pada 2030 nanti sebanyak 80% armada TransJakarta telah beralih menggunakan tenaga listrik. Kita dukung rencana ini sampai berhasil ya, Smartcitizen!

--

--