Perjuangan di Kapal Ambulans Gawat Darurat Kepulauan Seribu

Siti Sarah Sofyaningrat
jakartasmartcity
Published in
5 min readJul 15, 2022

Hadir untuk menjawab permintaan masyarakat Kepulauan Seribu, kapal Ambulans Gawat Darurat Prof. Abdulrachman Saleh 01 merupakan kapal AGD pertama yang siap siaga 24 jam untuk melayani kondisi gawat darurat antarpulau di Jakarta.

Sebelumnya, kapal ambulans di beberapa fasilitas kesehatan Kabupaten Kepulauan Seribu memang sudah ada untuk mengantar pasien rujukan ke fasilitas kesehatan lainnya. Namun, kapal ambulans khusus kegawatdaruratan yang siap siaga 24 jam, kapal Prof. Abdulrachman Saleh 01 lah yang pertama.

Kapal AGD ini sudah direncanakan sejak 2020. Kemudian, kapal ini dibuat pada 2021, hingga diresmikan oleh Gubernur Anies Baswedan pada Desember 2021. Setelah proses persiapan yang panjang, tepat pada 1 Januari 2022, kapal AGD Prof. Abdulrachman Saleh 01 mulai beroperasi membelah lautan dari pulau ke pulau di Kepulauan Seribu.

Ahdi Rajab Malik, Dinkes DKI Jakarta

Untuk menyelami lagi perjuangan para tenaga kesehatan dan kru kapal AGD ini, Ahdi Rajab Malik sebagai Penanggung Jawab Wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu berbagi kisahnya di sini.

Alur Evakuasi

Kapal AGD Kepuluan Seribu sedang bertambat

Dalam melayani dan mengevakuasi pasien, kapal AGD ini memberikan layanan kegawatdaruratan langsung kepada masyarakat, seperti korban kecelakaan laut, orang tenggelam, dan lain-lain. Selain itu, terdapat pelayanan antar faskes untuk mengantarkan pasien dari pos kesehatan atau Puskesmas ke RSUD di Kepulauan Seribu atau ke rumah sakit lainnya di Kota Jakarta.

Ketika panggilan muncul, kapal AGD akan meluncur ke fasilitas kesehatan terdekat. Setelah itu, perawat melihat kondisi pasien dan mengevakuasinya ke dalam kapal. Sebelum bergerak, kapal ambulans meminta izin berlayar dulu ke Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kepulauan Seribu. Jika sudah layak dan diizinkan berlayar, kapal ambulans bergerak ke faskes tujuan. Jika faskes tujuan ada di Kota Jakarta, maka kapal akan berlayar lalu berlabuh di Marina, Ancol. Sesampai di pelabuhan Marina, ambulans gawat darurat di darat sudah menunggu. Setelah tenaga kesehatan di kapal memberikan laporan terkait kondisi pasien ke tenaga kesehatan di ambulans darat, pasien pun diberangkatkan ke rumah sakit rujukan.

Masyarakat maupun pengunjung di Kepulauan Seribu bisa memanggil layanan gawat darurat secara langsung melalui fitur JakAmbulans di aplikasi JAKI atau menghubungi Call Center 112 dan 119. Namun, jika terkendala jaringan di pulau yang terbatas, kamu bisa mengunjungi faskes terdekat, karena akan selalu ada petugas yang siaga dan dapat menghubungi kapal ambulans dengan radio.

Fasilitas di dalam kapal AGD

Untuk mengevakuasi pasien, kapal ambulans Prof. Abdulrachman Saleh telah dilengkapi dengan ruang advance, ruang infeksius yang di dalamnya terdapat hepafiler, dan ruang basic dan perina yang dilengkapi dengan inkubator.

“Hampir setiap hari ada rujukan dari pulau ke darat,” papar Ahdi. Dalam sehari, kapal ambulans bisa melakukan evakuasi 1–3 kali bahkan 4 kali sehari jika cuaca bagus. Rujukan yang paling sering dilakukan adalah rujukan antarpulau di Kepulauan Seribu. Contohnya dari Pulau Tidung ke Pulau Pramuka, karena di Pulau Pramuka terdapat RSUD.

Personil Tangguh Kapal AGD

Selain Ahdi sebagai Penanggung Jawab Wilayah dan tiga orang pendamping wilayah yang bertugas memantau kinerja, Kapal AGD Abdulrachman Saleh 01 memiliki petugas operasional yang langsung melayani masyarakat di pulau. Petugas operasional tersebut terdiri dari: dua kapten, dua Kepala Kamar Mesin (KKM) sebagai teknisi mesin kapal, dua Anak Buah Kapal (ABK), serta delapan tenaga medis.

Dalam sekali dinas jaga, terdapat satu kapten, satu KKM, satu ABK, dan empat perawat yang memiliki kompetensi khusus masing-masing. Ada yang menangani pasien darurat, ada yang fokus pada pasien infeksius, pasien tidak darurat, dan neonatus atau khusus menangani bayi baru lahir.

Para personil tangguh ini berdinas jaga selama tujuh hari di Kepulauan Seribu. Mereka tinggal di posko jaga yang pusatnya di Pulau Tidung. Setelah berjaga selama tujuh hari tidak bertemu dengan keluarga, mereka selanjutnya libur selama tujuh hari juga untuk berkumpul dengan keluarga masing-masing.

Jika tidak ada panggilan darurat, biasanya pada pagi hari, para kru berolahraga dengan pencucian kapal. Kemudian mereka bersiap-siap mandi dan memakai seragam, baru kemudian apel pagi dan stand-by menunggu panggilan. Para petugas ini siaga 24 jam untuk melayani masyarakat. Mereka sadar bahwa merekalah satu-satunya harapan dalam menangani kegawatdaruratan di Kepulauan Seribu.

Karena tugas yang dilakukan para kru kapal AGD ini merupakan pekerjaan menantang, maka rekrutmennya juga tidak bisa sembarangan. Diperlukan sumber daya manusia yang tidak hanya ahli di bidang medis, namun juga harus pandai berenang, memiliki jiwa pengabdian tinggi, dan bisa kuat menghadapi kondisi tertekan.

“Harus memiliki daya survival tinggi,” tutur Ahdi. Karena di pulau, para nakes dihadapkan dengan berbagai keterbatasan, dari transportasi, jaringan, hingga hiburan. Belum lagi harus berlayar bolak balik antarpulau.

Para kru kapal AGD yang terpilih sekarang adalah para personil tangguh yang siap mengabdi untuk masyarakat.

Tantangan Bertugas di Kapal AGD

Dari lebih 110 pulau di Kepulauan Seribu, sebelas pulau di antaranya berpenghuni dengan faskes masing-masing. Karena pulau-pulau yang berbeda-beda jarak tempuhnya –dari rata-rata satu hingga dua jam– dan cuaca yang tidak menentu, tantangan bertugas di kapal AGD tentulah sangat besar.

Tantangan utama adalah ketika harus berlayar menuju daratan dan harus terbentur cuaca, kapal yang sudah siap berangkat pun harus menunggu hingga cuaca aman dan diizinkan berlayar oleh KSOP. Sambil menunggu, para nakes harus melakukan observasi pasien di kapal dengan baik. Jika sudah diizinkan berlayar, maka kapal pun akan segera berlayar.

Tantangan kian berat saat cuaca tiba-tiba memburuk di tengah pelayaran. Para nakes harus selalu mengobservasi pasien di tengah cuaca yang buruk, selain saling percaya dengan nahkoda untuk membawa kapal dengan selamat ke daratan sambil terus berkoordinasi dengan KSOP melalui radio.

Menanti Kapal AGD Selanjutnya

Kapal Ambulans Gawat Darurat Dinkes DKI Jakarta pertama

Kapal AGD pertama ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kepulauan Seribu, sehingga ada rencana penambahan kapal serupa yang dibuat pada 2022 ini dan akan beroperasi pada 2023 mendatang.

Kapal AGD baru tersebut bakal siaga di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Di samping itu, ada pula rencana pengembangan ambulans mini di pulau-pulau kecil yang bisa sigap mengantar pasien ke darat.

Sesuai dengan inspirasi nama tokoh dokter yang berjuang untuk menyelamatkan banyak orang di Jakarta, kapal ambulans Prof. dr. Abdulrachman Saleh ini juga diharapkan akan dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Semoga penanganan kegawatdaruratan di Kepulauan Seribu semakin maju dan dapat bermanfaat bagi banyak orang ya!

--

--