Javan Cipta Solusi
Published in

Javan Cipta Solusi

Analis : Seorang bijak di antara orang buta

Setiap jenis pekerjaan membutuhkan kemampuan yang mumpuni. Seperti seorang dokter yang harus mampu mendiagnosa penyakit dan memberikan resep berdasarkan gejala-gejala yang dialami pasien, begitu pula dengan seorang analis yang membutuhkan kemampuan tertentu sehingga dapat pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.

Salah satu yang kemampuan yang harus dimiliki adalah Analytical Thinking (pola pikir analitis). Yakni mampu memahami permasalahan yang kompleks dengan cara memecahkan atau menguraikannya menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci dan sederhana. Menurut Benjamin Bloom, seorang ahli psikologi mengatakan bahwa pola pikir analitis menekankan pada pemecahan materi atau konsep ke dalam bagian yang lebih khusus dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain kemudian menyatukannya menjadi suatu solusi atau pemecahan dari suatu permasalahan.

Pernah dengar kisah tentang 6 orang buta dan gajah?

Alkisah, di sebuah kota ada 6 orang buta sering melakukan diskusi tentang apapun. Suatu ketika mereka ingin mengetahui bagaimana bentuk seekor gajah, lalu datanglah mereka ke kandang gajah.

Masing-masing meraba-raba dan menyentuh satu bagian tubuh dari gajah dan berpikir bahwa sudah mengetahui bentuk gajah seperti apa. Puas dengan hal tersebut, mereka pun pulang sambil membicarakan bentuk gajah.

Orang yang menyentuh belalai gajah berkata “gajah itu seperti ular raksasa”.

Orang yang menyentuh telinga gajah berkata “gajah itu seperti kipas yang lebar”.

“Gajah itu kuat dan tegak seperti tiang”, sahut orang ketiga yang menyentuh kaki gajah.

“Tidak mungkin ini tiang, ini hanyalah seutas tali”, timpal orang keempat yang menyentuh ekor gajah.

“Ini besar dan keras. Ini tembok bukan tiang, bukan pula seutas tali” kata orang kelima

Orang keenam yang menyentuh gading pun tak mau kalah, “Kalian semua salah, ini hanyalah sebuah tombak”

Perdebatan pun terjadi hingga 1 orang bijak yang tidak buta lewat dan mereka bertiga menanyakan kepadanya siapa yang benar atas bentuk gajah. Kemudian si orang bijak menjelaskan bahwa pernyataan dari masing-masing tidaklah salah, namun jika semua pernyataan tersebut digabungkan maka akan membentuk sebuah informasi yang utuh tentang bentuk gajah.

Dari kisah tersebut bisa dianalogikan programmer itu orang buta, aplikasi itu gajah dan analis itu orang bijak yang tidak buta. Sudut pandang seorang programmer itu terbatas, mereka hanya memahami apa yang harus dikerjakan di depan mereka. Namun jika tugas yang harus dikerjakan tidak jelas (not executable) maka programmer tidak dapat mengerjakan tugas tersebut dengan baik.

Di sinilah peran analis diperlukan. Analis harus mempunyai pandangan yang luas dan tidak terbatas pada apa yang ada di hadapannya. Ia harus memahami keseluruhan aplikasi yang akan dikerjakan dan melakukan breakdown setiap tugas yang harus dikerjakan programmer dengan deskripsi yang jelas. Hal ini dibutuhkan karena analis menjadi ujung tombak dari sebuah project sesuai dengan harapan klien atau tidak.

Source:

https://daus95.com/2014/04/10/bagaimana-menjadi-system-analyst/
https://id.jobsdb.com/id-id/articles/sudahkah-anda-berpikir-secara-analisis/

--

--

Business Process Optimization Partner. Contact us to help you optimize your business using technology.

Get the Medium app

A button that says 'Download on the App Store', and if clicked it will lead you to the iOS App store
A button that says 'Get it on, Google Play', and if clicked it will lead you to the Google Play store