Cybersecurity vs The Evil Internet

Raihan Iqbal
Javan Cipta Solusi
Published in
4 min readMay 9, 2018

Pada era dimana setiap orang di seluruh dunia dapat terhubung melalui internet, semakin mudah orang terhubung dengan orang-orang yang berniat jahat untuk masuk secara ilegal kepada perangkat pengguna bahkan merusak perangkat, atau mencuri data penggunanya.

Pada saat ini, level penyebaran virus, trojan, malware dan sejenisnya sudah dapat mencapai level jaringan bahkan internet. Sehingga ada kemungkinan jika dalam satu jaringan kantor, jika salah satu komputer yang terhubung dengan jaringan tersebut terkena virus maka seluruh perangkat yang terhubung pada jaringan yang telah terinveksi dapat terkena virus tersebut.

Betapa menyeramkannya internet seakan mengiming-imingkan sesuatu yang indah dan menakjubkan sampai orang-orang tidak bisa lepas dengan internet, tetapi di balik itu ada sesuatu yang jahat perlahan menghampiri.

The Evil Internet

Dari webinar Microsoft mengenai Cybersecurity Holistic Approach, ada beberapa penyebab bahayanya internet, yaitu:

  1. Mudahnya Terkoneksi Satu Sama Lain. Dengan adanya internet, kita menjadi rentan mendapatkan serangan dari orang yang tidak kita kenal. Contohnya mendapatkan virus setelah menerima email dari orang yang tidak kita kenal karena ada link mencurigakan di sana.
  2. Orang iseng. Ada beberapa orang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi sehingga menggunakan internet untuk membuat program-program yang nanti bisa jadi mengganggu orang lain jika terunduh.
  3. Penipuan dan Scam. Hal ini banyak terjadi seperti penipuan untuk mendapatkan informasi rahasia seperti kartu kredit yang sudah diceritakan sebelumnya.
  4. Kompetisi Bisnis. Pencurian data pesaing bisnis sudah menjadi hal umum di luar Indonesia. Tujuannya tentu untuk mengalahkan pesaing atau menjatuhkan pesaing yang lebih sukses. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang mengamankan datanya agar data yang tersimpan di perusahaan tersebut tidak mudah diakses oleh orang yang tidak berwenang.

Mari kita coba simulasikan langkah-langkah bagaimana sebuah komputer yang sehat dan aman berubah menjadi komputer yang terinfeksi virus/malware dan dapat merugikan orang lain.

  1. Ada seorang pegawai perusahaan yang sedang bekerja di kantornya yang memiliki jaringan internal sehingga dari satu komputer ke komputer lainnya dapat terhubung.
  2. Suatu ketika di tengah-tengah pekerjaannya, pegawai tersebut mendapatkan sebuah email dari orang yang tidak ia kenal. Email tersebut menjanjikan hadiah besar yang membuat pegawai itu tergiur. Langkah pertama untuk mendapatkan hadiah tersebut adalah dengan klik hyperlink yang tersedia di email tersebut.
  3. Tidak pahamnya pegawai ini akan bahaya hyperlink tersebut akhirnya tanpa ragu klik dan pergi ke halaman situs yang rupanya tertanam virus disana dan menyebabkan virus tersebut masuk ke komputer si pegawai.
  4. Virus ini menyebabkan komputer pegawai tadi menjadi lamban dan membutuhkan bantuan helpdesk untuk memperbaiki komputernya. Dengan bantuan jaringan yang sudah ada di kantor, helpdesk mengakses komputer pegawai tadi melalui jaringan. Tentu saja untuk mengakses perlu kredensial (username dan password), data kredensial ini bisa jadi dibaca oleh si virus.
  5. Dengan data kredensial yang didapatkan dari helpdesk, virus bisa jadi masuk ke sistem yang lebih dalam dan rahasia seperti server dan menyebar ke komputer-komputer lainnya.

Dan semua itu terjadi karena ada pegawai yang tergiur akan hadiah dari email yang mencurigakan.

Tembok Cybersecurity

Komputer dan jaringan yang sudah terinfeksi akan sulit dibersihkan kembali. Mungkin virus hilang, tapi bisa jadi data penting sudah tercuri entah kemana. Oleh karena itu sebelum semua menjadi bubur, pengamanan perlu diperkuat untuk pencegahan terinfeksinya komputer atau jaringan dari ancaman-ancaman yang berbahaya dari internet yang jahat.

Masih dari webinar yang sama, Microsoft mengatakan ada tiga sisi yang bisa menjadi tembok Cybersecurity untuk mencegah ancaman yang datang dari si jahat internet.

User

  1. Melakukan pencegahan pencurian data identitas kredensial. Contoh cara pencegahan adalah dengan menggunakan data kredensial selain username dan password seperti fingerprint dan konfirmasi login melalui handphone.
  2. Mendeteksi apakah ada yang aneh dengan perangkat yang digunakan. Aneh disini maksudnya apakah tiba-tiba komputer atau perangkat apapun itu menjadi lebih lamban daripada sebelumnya, lebih panas, dan sebagainya.

Device

  1. Proteksi dari segi Hardware, Software, dan Aplikasi. Penggunaan perangkat-perangkat atau aplikasi yang dapat mencegah ancaman merusak perangkat seperti Antivirus, Smartcard, dan sebagainya.
  2. Mendeteksi apakah ada kelainan fungsi dari perangkat, seperti tiba-tiba mati sendiri atau menutup aplikasi yang sedang berjalan dan sebagainya.

Data

Proteksi data dimanapun data itu berada. Contoh paling mudah untuk implementasinya adalah penggunaan enkripsi. Saat mengambil data atau mengirim data, enkripsi diperlukan agar hanya orang-orang yang memiliki kunci saja yang bisa membuka atau membuat enkripsinya.

Kesimpulan

Keamanan siber di Indonesia masih kurang teredukasi seakan hal ini hanya makanan untuk pegiat teknologi informasi saja, sedangkan orang-orang awam merasa tidak perlu. Padahal tidak bisa dipungkiri kalau hampir semua orang di dunia, apapun pekerjaannya, pasti menggunakan internet.

Facebook, Twitter, Google, Email, Situs berita, Youtube, dan sebagainya.

Masih banyak yang menggunakan tanggal lahir nya untuk menjadi password atau gabungan dari nama dan tanggal lahir. Masih banyak yang mudah klik iklan-iklan tidak jelas yang muncul di suatu situs.

Edukasi seperti penggunaan fingerprint, face recognition, second authentication perlu juga kepada orang awam agar orang yang sudah berhati-hati tidak kena getahnya karena satu jaringan dengan orang awam yang tadi atau bahkan karena seseorang yang entah dimana yang menyebarkan virus di internet.

Sedangkan dari segi teknis, keamanan data sudah sangat sering terdengar. Pencegahan dengan menggunakan enkripsi, token, dan lain sebagainya sudah menjadi hal yang harus dilakukan oleh para pembuat aplikasi.

Sekian sharing dari saya setelah menonton webinar dari Microsoft mengenai Cybersecurity, semoga ada manfaat dan mohon maaf bila banyak kekurangan.

Terima kasih sudah baca dan sampai ketemu lagi di artikel berikutnya.

— Be Proud and Stay Awesome

--

--

Raihan Iqbal
Javan Cipta Solusi

Java Programmer | Casual Gamer | Trying to be a writer